Setelah berkeliling satu jam lebih di mall sebesar ini membuat widya terkulai lemas.
"Gw laper rei" widya memasang muka melas.
"Yaudah ayok kita makan, mau makan apa" ajak rei yang sudah menggandeng widya menuju tempat makan.
"Apa aja deh yang penting bisa dimakan"
"Yaudah makan rumput sana elo kan kambing liar" rei mengacak acak rambut widya yang sudah mencibir tidak suka.
Widya pun siap menyantap makanan yang telah dipesan oleh rei tadi namun kejahilan rei tidak berenti kepada widya, rei menambahkan saus pedas diatas pasta widya.
"Owwww sorri kebanyakan" senyum jahil rei mengembang.
"Ahhhh lo mahh jahat gw kan laper" widya memasang muka betee.
"Hahaha makan aja masa preman takut pedas" ejek rei yang membuat widya mendengus kesal.
Widya tidak menjawab rei karna ia tahu berdebat dengan mahluk seperti rei hanya membuang buang waktu saja. Widya langsung menyantap pasta yang terlihat menyeramkan untuk dimakan."Huaaa pedasss" dua kata yang yang membuat rei tertawa terbahak bahak melihat muka merah widya.
"Huuekkkkk minuman apa ini kok pait" widya menyemburkan minuman yang menurutnya pait mengalahkan masalalu author-_- *kok gw yang kena wid. => gausah komen thor emang pait kan?? =_-
"Hahhahahahahhahahahahaha"
galang yang melihat komuk widya yang lucu abis, tertawa sampai terjatuh dari kursinya sendiri.Widya langsung berlari menuju belakang untuk meminta minum.
"Minumm miii..num manaa cepett" widya terlihat mengeluarkan air mata akibat pahitnya minuman yang ia minum tadi.
Seorang pelayang yang melihat itu bingung dan langsung memberikan air putih namun itu tidak cukup untuk widya."Ahh lama lo awas sana minggir" usir widya kepada pelayan tersebut.
Widya langsung mengambil gula pasir dan memakan nya sampai bersendok sendok."Ada masalah apa ya mba" ucap seorang pelayan yang berparas manis.
"Disini jualan apasih kok minumannya pait" ucap widya dengan emosi.
Rei yang melihat itu pun mengkode kepada pelayan agar pergi menjauh dari amukan macan betina dan pelayan itupun menurut meninggalkan widya yang sudah melotot tidak percaya bawha ia sudah di dikacangin oleh pelayan tersebut.
"Woyyyy jawab gw bukan malah ninggalin gw njeng" emosi widya sudah tidak bisa ditahan lagi.
"Apasih sayang kok bahasa nya gitu, siapa yang ngajarin" rei sudah berdiri didepan widya sambil tersenyum manis.
"Lo yang apa apaan ini semua pasti ulah lo kan" tanya widya geram.
"Cissssss" teriak rei yang membuat pelayan hanya senyum senyum sendiri. Rei mempotret dirinya bersama widya berulang ulang kali menggunakan kamera yang sudah menggantung dilehernya.
"NGAK LUCU BAJANG!!!!!!!" teriak widya menggelegar sampai kepejuru cafe dan membuat semua menjadi hening. Rei kaget mendengar teriakan widya tepat di telinga kirinya.
"Ehh ngambek tungguin gw kalik wid....woy wid tungguin pangeranmu ini" rei lari mengejar widya setelah memberikan lima lembar uang berwarna merah kepada pelayan untuk mengganti rugi atas kejadian barusan.
"Maaf" ucap rei tulus kali ini, ia takut widya benar benar marah kepada nya dan membuat semua nya fatal.
"Iya ayok pulang ini uda jam 1 malem ntar apa kata bonyok gw kalo gw ak ada di rumah"
"Letssgoo princes" rei mangacak acak rambut widya gemas.
"Hmm rei jadi kapan nyokap lo ulang tahun" tanya widya setelah mobil rei mulai berjalan.
"Besok malem sih, gw juga punya hadiah buat lo" rei memberikan sebuah kotak yang berukuran cukup besar.
"Gede amet sih, lo ngasih gw apaan. Anak gajah ya" canda widya dengan muka bahagia, rei yang menyadari bahwa widya menyukai itu pun ikut tersenyum tulus.
"Hmm gw juga punya sesuatu buat lo lagi" rei sibuk merogoh kantong celana nya.
"Ini" rei memberikan kotak berbentuk love kepada widya yang membuat mata widya berbinar binar. Sebuah kalung yang disukai widya selain kalung mama nya rei.
"Sini gw pakein"
"Hmmm cantik" gumam rei dan widya barengan.
"Hahahhaha" tawa rei pun pecah melihat widya yang bulshing.
"Makasih yahh" ucap widya dengan senyum yang terus mengembang.
"Iyaaa sama sama" ucap rei dengan senyum yang bisa diartikan oleh widya. Rei semakin mendekati muka widya membuat widya salah tingkah dan merasakan jantung nya sedang lomba lari tujuh belas agustusan.
Bibir rei menempel di bibir widya, hanya menempel rei bingung ia takut widya akan marah kepada nya karna ia telah lancang. Widya yang menyadari rei hanya terdiam langsung membuka mata nya dan membalas ciuman rei. Rei kaget dengan aksi widya pun mulai membalas ciuman widya dengan halus dan lembut.
Mereka berdua terhanyut oleh ciuman manis itu dan tidak memperhatikan bahwa kereta api sebentar lagi akan melintas.Toonnnnn toonnnnnn tonnnnnnnnn
Rei yang menyadari bahwa ada kereta api langsung melepaskan ciuman widya dan melajukan mobil nya. Namun sial mobil nya mati di tengah tengah rel.Tonnnnnnnnnnnnnnn
Brakkkkkkk shiiitttttttttttttttttt garrrrrrrrrrrrrrrrrr.
Mobil rei pun terseret kereta api sampai sepuluh meter jauh nya dan terguling menabrak tembok rumah warga setempat.
Warga yang mendengar suara keras itupun langsung keluar dari rumah untuk melihat apa yang terjadi.Rei masih dalam posisi sadar langsung mengelus pipi widya yang penuh oleh darah.
"Reiiiu hhhh" panggil widya lemas
"Aku sayang kamu sampai mati pun wid" rei pingsan dan widya pun mulai menangis dan akhirnya ikut pingsan.
Galang vop.
"Apaaaaa??" Galang membanting handphone nya dan langsung menyambar kunci mobilnya.
Galang dengan perasaan yang campur aduk membawa mobil nya diatas kecepatan rata rata. Galang yang menerima telpon dari dady nya widya yang mengatakan bahwa widya koma dirumah sakit langsung kaget dan bingung harus percaya atau tidak dengan lelucon yang dibuat dady nya widya, bahwa tadi siang galang masih bertemu dengan widya untuk mencoba gaun pengantin namun sekarang ia mendapat kabar bahwa kekasihnya itu sedang koma dirumah sakit.Tegang ya guys °—° sama gw juga nihh. Next yukk =>>
Picture diatas itu rei sebelum kecelakaan.ANES
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Is Hard
Romance"Melepaskan orang yang di cintai memang sungguh menyakitkan namun tak semua yang dicintai harus dimiliki. Rasa sayang dan cinta itu tidak selamanya terbalaskan hanya karna ke egoisan semata membuat kita lupa diri bahwa kita ini siapa. Memang...