"Dokter rey, pasien galang jantung nya berdetak kembali" ucap seorang suster yang membantu menangani galang.
Rey yang mendengar laporan dari suster itu langsung kembali kedalam ruangan galang.
Widya tersadar setelah elina memberinya minyak angin di hidung nya dan kembali berdiri dibantu oleh elina.
"Lo gak papa wid" ucap elina yang melihat wajah pucat widya dengan khawatir.
"Gimana galang" widya tidak menjawab pertanyaan dari elina.
"Baek baek aja kok" ucap elina sambil mengusap muka dengan gusar.
"Widya elina gimana keadaan galang" ucap om deni yang tiba tiba datang sambil menggandeng tangan tante putri.
"Baik baik aja kok om" ucap elina sedikit berbohong nyatanya tadi galang sudah tiada.
Hari sudah siang dan waktunya sholat dzuhur tetapi rey masih menangani galang didalam ruangan operasi.
Widya yang kondisinya kayak gembel pun cuek cuek aja, elina sudah berganti baju dengan baju biasa karna baju tugas nya tadi terkena darah galang. Tante putri dan om deni sedang duduk di kursi tunggu dengan muka lemas. momy nya widya pun sudah sampai ke rumah sakit dari sejam yang lalu, dady widya tidak dapat hadir karena ada urusan mendadak di jepang.
"Wiwid mau ke mushola dulu mom, om tante"
Ucap widya dengan sedikit paksaan buat senyum.
Widya mengambil wudhu dan memakai mukena lalu sholat dzuhur.
Setelah sholat widya berdoa kepada Allah swt.
"Ya Allah wiwid tau kalo wiwid jarang banget sholat, bahkan wiwid lupa kapan wiwid terakhir sholat. Wiwid minta maaf ya Allah, ampuni dosa wiwid ya Allah"
Ucap widya dalam hati dan menangis batin.
"Wiwid minta tolong ya Allah, kabulin doa wiwid, tolong bantu galang buat sembuh ya Allah, semoga galang bisa sehat lagi kayak kemaren kemaren, kabulin doa wiwid ya Allah"
Widya mengakhiri doanya dengan sujud lalu menangis sendirian.
Widya keluar untuk menjenguk galang di ruang operasi, widya melihat rey sudah keluar dari ruangan galang dan sedang berbicara dengan om deni. Widya berlari kecil untuk tau apa yang terjadi dengan galang.
"Alhamdulillah" ucap om deni dengan muka sedikit bahagia dari pada tadi sebelumnya.
"Gimana galang rey" ucap widya
"Dia udah ngelewatin masa koma nya, sekarang lagi istirahat dan semoga aja semua nya berjalan dengan lancar"
Widya yang mendengar ucapan rey langsung meneteskan air matanya yang sedari tadi ingin keluar.
*alays*
"Pindahkan galang ke ruangan VIP terbaik disini" ucap om deni tegas.
"Baik om" ucap rey dengan sopan.
"Udah lama ya pah kita gak liat rey, dan sekarang uda jadi dokter aja" ucap tante putri lebih riang dari pada tadi.
"Ahh tante bisa aja" ucap rey malu malu anj*ng ●¿●
Setelah pemindahan galang semua orang memasuki ruangan galang kecuali widya, widya menghampiri rey yang sedang konsultasi dengan seorang suster.
Rey yang menyadari kehadiran widya pun langsung menghampiri nya.
"Kenapa ness" ucap rey
"Ness ness lo kira gw agnezmo"
Kata widya kesel.
"Aelah lo mah gitu doang ngambek, pantesan jones" ledek rey ke widya.
"Semerdeka lo aja lah, gw mau ngucapin makasih banget yah uda mau nolongin galang" ucap widya sambil berjalan kearah taman rumah sakit.
Mereka pun duduk berdua di salah satu kursi taman. *jan pengen yhee thor :g *
"Ohh itu mah gausah bilang makasih dengan gw ness tapi dengan yang di atas"
"Iya iya, ohya kok lo bisa sih nangani pasien dirumah sakit ini" ucap widya kepo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Is Hard
Romance"Melepaskan orang yang di cintai memang sungguh menyakitkan namun tak semua yang dicintai harus dimiliki. Rasa sayang dan cinta itu tidak selamanya terbalaskan hanya karna ke egoisan semata membuat kita lupa diri bahwa kita ini siapa. Memang...
