Lauren POV
"Sabar ya Lauren. Biasa..namanya juga perempuan." aku menganggukan kepalaku ditambah dengan senyuman termanisku.
"Iya tante. Enggak apa-apa."lagi-lagi aku tersenyum lalu dibalas oleh tante dengan senyuman tulusnya.
"Ih! Kok manggilnya tante sih? Mami dong! Kan kamu bakalan jadi menantu mami!" aku tersenyum dengan sedikit terpaksa melihat tingkah tante, ralat! Mami ini.
"Hm..iya..eh..mami." aku tersenyum simpul kepada mami."Kalau begitu, mami ke belakang dulu ya." aku tersenyum meringis seiring dengan kepergian mami yang semakin jauh.
Huft!
Aku menghela napasku dengan kasar. Menunggu merupakan salah satu kegiatan yang paling aku benci. Kenapa? Karena, sudah 1 jam aku menunggu seorang wanita labil yang akan menjadi calon istri -ku. Ingat! Masih CALON!
Gila! Tuh anak ngapain aja di dalam kamarnya? Jangan bilang kalau dia masih tidur? Astaga!!!
Aku mengambil iPhoneku yang berada di saku celanaku. Mencari-cari nama 'pacarku' untuk mengetahui kabarnya sekarang.
From: Honey
"Hi baby. Kamu lagi ngapain? :*"
To: Baby :*
Send
Bibirku tertarik ke atas setelah mengirim pesan untuk pacar kesayanganku. Aku menunggu balasan yang akan ia kirim untukku. Disaat aku ingin menghidupkan kembali iPhoneku, aku merasa ada yang memanggilku.
"Nak Lauren." aku mendongkakkkan kepalaku lalu berdiri tegap ketika melihat siapa yang memanggilku.
"Ya mami?" aku tersenyum dengan manis menanggapi sapaan tante. Ingatkan aku! Untuk selalu memanggil mami kepada calon ibu mertuaku dan juga memanggil cewek itu dengan panggilan 'Nadia'.
Aku melihat penampilan Nadia hari ini. Hmm..lumayan. Ingat! Masih LUMAYAN! Kalau cantiknya yang enggak tertolong lagi sih...jelaslah menang pacarku!
"Mami?" aku melihat cewek itu memiringkan sedikit kepalanya sambil menatap heran kepada mami dan aku.
"Ya sayang. Memangnya ada apa?" mamiku juga heran dibuat cewek ini.
"BUUUUAAHAHHAHHA!!!!" aku menaikkan satu alisku melihat sikap aneh Nadia yang ada di hadapanku. Apakah ada yang salah dengan pengucapanku? Atau jangan-jangan..dia yang mulai tidak waras?! Aku terus saja menatap tahan ke arah Nadia. Hingga merasa pasokan nafasnya sudah habis terbuang, ia pun menarik nafasnya dalam-dalam lalu menghembuskan nya dengan perlahan. Kemudian ia tertawa kembali. Gila!
"Nadia! Kamu itu kenapa sih?!" mami bertanya sambil berteriak kepada Nadia. Sedangkan yang merasa hanya bisa tertawa cengengesan sambil menggaruk-garuk kepalanya.
"Ya..habisnya lucu saja ma. Kok si psikopat ini manggil mama dengan sebutan 'mami'! Ck! Yang benar saja!" ia mencibir sambil melipatkan tangannya mengenai sebutan yang aku panggil kepada mamanya.
"Ih! Kamu ini! Enggak baik bilang orang sembarangan! Anak ini!!!" mami menjewer telinga Nadia dengan sangat kuat.
"Aduh! Aduh! Aduh! Mama!!! Ih! Masa anaknya enggak dibela sih?! Kan memang itu kenyataannya!" ia menarik tangan mami yang sempat bertengger di telinganya hingga membuat telinganya merah. Memajukan bibirnya sambil melipat tangan adalah tanda-tanda umum bila seseorang sedang dalam keadaan ngambek atau merajuk.
![](https://img.wattpad.com/cover/57661227-288-k468286.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Girl And Playboy CEO
Romance"Aku tidak tahu setan apa yang sedang merasuki tubuhku. Hanya karena berawal dari anak itu, aku dengan mudahnya meminta dia untuk menikahiku. Padahal aku saja tidak mengenalnya. Entahlah...aku hanya ingin menyayangi dan melindungi anak itu walaupun...