Chapter 16

3K 108 23
                                    

Nadia POV

Pagi ini aku terbangun dengan perasaan yang...entahlah. Aku sendiri tidak dapat mendeskripsikannya lagi. Masih di ranjang dan dibalutkan dengan selimut bergambar micky dan minnie mouse yang hangat, aku masih menatap kosong jendela yang menampakkan matahari bersinar begitu terangnya hingga membuat siapapun tidak berani melawan.

Jujur.
Aku sendiri tidak tahu dengan apa yang terjadi padaku saat ini. Namun, ketahuilah... Ini bermula di tempat terkutuk itu. Tempat dimana aku tidak akan pernah menginjakkan kakiku. Membayangkannya saja sudah membuatku mual.

Aku memutuskan untuk turun ke bawah untuk menyiapkan sarapan untuk pagi yang....hm.. Entahlah.

®^~•√•~^®

Di dapur yang sederhana namun klasik ini aku berdiri memandangi apa yang harus aku lakukan pertama kali. Belakangan ini aku tidak menyentuh dapur. Bukan karena aku malas, namun mama saja yang kadang suka melarangku enggak boleh ini lah, itu lah...ya ampun! Aku pusing membayangkannya.

Pinyu kulkas yang sejajar denganku pun aku buka drngan mudahnya. Aku melihat beraneka ragam bahan masakan yang bisa dimasak disini. Masak yang sederhana saja lah untuk pagi ini, gumam batinku.

Mataku pun tertuju pada ikan gurame, kangkung, serta tempe. Jangan lupa! Ikan asin. Aku ingin memasak makanan gurame asam manis, cah kangkung, serta tempe bacem ditemani dengan beberapa ikan asin dan kerupuk. Hm...membayangkannya sudah membuat perutku tidak berhenti berdendang di dalam sana. Sabar perut...sebentar lagi.., batinku sambil mengelus perutku yang dilapisi celemek.

Tidak menunggu lama, masakanku pun sudah siap dan tersedia di meja makan. Aku tersenyum senang melihat apa yang ada di depanku saat ini. Melepas celemek dan cuci tangan serta membersihkan dapur adalah yang menjadi kegiatanku saat ini.

Aku sudah duduk rapi di tempat dudukku. Namun, yang menjadi perhatianku saat ini teralih menjadi seseorang yang baru keluar dari kamar dengan berpakaian membosankannya.

"Lo yang nyiapin ini semua?" aku memutar mataku malas. Tanpa membalas pertanyaannya, aku langsung mengambil piring dan menuangkan nasi kedalamnya serta mengambil lauk pauk yang telah aku masak tadi.

"Lo memang cewek labil ya! Lo bisa saja nanti marah-marah satu harian gitu, sekarang lo nampak diam. Masa PMS lo udah habis ya? Haha... " aku mengunyah makanan sisa yang ada di dalam mulutku. Geram mendengar kata-katanya langsung saja aku lempar garpu ke kepalanya.

Pletak!

"Aduh! Woy! Maksud lo apa tuh?! Ngelempar gue pakai sendok! Mana otak lo sih?!" aku memutar mataku dengan malas sambil menatap si tua bangka ini yang sedang mengelus-ngelus kepalanya yang mudah-mudahan gepeng.

"Makanya! Kalau orang lagi diam itu enggak usah bikin orang marah!" aku langsung mengambil piringku yang makanannya sudah habis aku lahap untuk dicuci.

"Dasar cewek aneh plus labil!" sempat aku melewatinya langsung menatap wajahnya dengan mataku yang tajam.

Tidak lagi aku pedulikan lagi si tua bangka yang aneh itu. Aku sedang duduk termenung di bangku dekat jendela yang menghubungkan ke bunga-bunga yang rajin aku rawat.

'Bagaimana kabar Christian ya?', aku tersenyum mengingat pertemuan pertama kami yang mengakibatkan aku menikahi bapaknya yang tak pernah menganggap dia ada dan hidup. Ck! Memang enggak pantas dia jadi bapak-bapak deh!

Tiba-tiba saja handphoneku berbunyi menandakan ada pesan masuk.

Cafetaria biasa.
Kamu pasti tahu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 12, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Crazy Girl And Playboy CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang