Chapter 2

8.2K 297 4
                                    

Lauren POV

What do you mean?
When you nod your head yes
But you wanna say no
What do you mean?
Justin Bieber-What Do You Mean?

"Ugh..!" aku mengeluh sambil menggeliatkan badanku.

Eh?

Kok ada nempel di pinggang?

Aku membalikkan badanku untuk melihat siapa yang berada di belakangku.

Oh! Ternyata Lucy! Pacarku yang paling cantik dan seksi sedunia.
Kami berada dalam satu selimut yang tebal dan hangat.

Ya...Kami memang sudah melakukan "Itu". Sudah..Ya..entahlah! Sudah tidak terhitung berapa kali kami "Bermain". Aku mengelus pipinya yang lembut lalu mengambil iPhoneku yang berada di atas nakas. Entah sudah dering yang ke berapa iPhoneku bernyanyi.

Mama?

"Hm..." aku menjernihkan suaraku.

"Halo ma. Ada apa telepon kemari?"

"..."

"Ini baru bangun tidur."

"..."

"Enggak kok ma. Tenang aja!"

"..."

"Iya ma... beres lah pokoknya."

Aku meletakkan kembali iPhoneku di nakas. Huft! Mama selalu saja begitu.

Mama tidak suka dengan Lucy. Entah kenapa? Padahal Lucy selalu baik dengan mama. Sampai-sampai mama melarangku untuk mendekati Lucy. Apa yang kurang dari Lucy? Dia seorang model terkenal dunia. Cantik, sexy, manis, dan err...sangat menggoda iman sekali.

Aku bangkit dari tidurku, tidak lupa aku mencium kening, hidung, lalu bibir Lucy. Lihatlah. Bahwa dalam keadaan tidur saja dia masih cantik dengan pipi merona.

Aku turun dari tempat tidur lalu masuk ke kamar mandi terus menyiapkan sarapan pagi untuk kami berdua.

®^~•√•~^®

"Pagi pak!"

"Pagi juga Neta..☺"

"Pagi pak! "

"Pagi juga Karina..☺"

"Pagi pak!"

"Ya..pagi semuanya..☺"

Setelah menyapa seluruh karyawan yang ada di kantor ini, aku memasuki ruanganku.

"Pagi pak!"

"Pagi juga Anita..☺" dia sekretarisku.

"Apakah ada berkas yang harus aku kerjakan atau pelajari?"

"Oh ada pak! Ini..ada yang harus dipelajari dan ada juga yang belum dikerjakan."

"Hm..saya duluan ya..☺"

"Iya pak."

Di tanganku terdapat berkas yang harus aku kerjakan pagi hari ini. Huft! Sungguh pagi yang menyiksa.

Aku menduduki bokongku yang seksi ke kursi kebesaranku. Aku terus mempelajarinya dengan teliti.

Gubraak

"Hello! What's up bro! Sibuk banget kelihatannya!" aku melemparkan pulpen yang ku pegang kepada orang yang mengganggu konsentrasiku barusan.

"Weissshh! Tenang bro! Tenang! Kalau datang teman itu enggak boleh pakai emosi, entar cepat tua lo!" dia berhasil menangkap pulpen yang baru saja aku lempar kepadanya.

Crazy Girl And Playboy CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang