Nadia POV
"Suatu saat kamu pasti akan mengetahuinya."
Kalimat itu selalu berputar di otakku bagaikan kaset rusak. Sepulang dari rumah Christian hingga pagi ini, pikiranku selalu berusaha mencari pemecahan atas kalimat yang di ucapkan bibi semalam. Ditambah pernyataan yang keluar dari bibir Christian.
#Flashback
"Suatu saat kamu pasti mengetahuinya.." bibi tersenyum simpul memandangiku sedangkan diriku hanya bisa diam sambil memikirkan arti dari kalimat tadi.
"Memangnya ada apa dengan masa lalu Christian bi?" bibi hanya bisa terdiam sambil menundukkan kepalanya. Mungkin belum saatnya.
"Eh..kalau bibi tidak bisa membicarakannya denganku, mungkin lain kali saja." bibi memandangiku dengan tatapan sendunya sambil tersenyum kepadaku. Aku membalas senyumnya dengan manis.
"Em..kalau begitu. Boleh tidak saya mengunjungi Christian?"
"Iya...tentu saja. Siapa bilang tidak boleh. Ayo saya antar ke kamar Tuan Christian." bibi berdiri dari sofa lembutnya kemudian berjalan ke arah tangga. Secara otomatis, aku mengikuti jejak langkahnya.
Akhirnya. Sampai juga di depan pintu kamar Christian. Pintu yang berwarna soft blue yang berhiaskan gambar-gambar tokoh kartun beserta mobil-mobilan yang lucu dan menggemaskan.
"Nadia. Bibi hanya bisa ngantar kamu kesini. Masuk saja. Maaf tidak bisa menemani kamu. Saya ada kerjaan di lantai bawah. Sekali lagi, saya mohon maaf."
"Eh. Enggak apa-apa kok bi. Lagi pula makasih udah ngasih tahu dimana kamar Christian. Maaf ya bi. Enggak enak jadinya...aduh!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Girl And Playboy CEO
Romance"Aku tidak tahu setan apa yang sedang merasuki tubuhku. Hanya karena berawal dari anak itu, aku dengan mudahnya meminta dia untuk menikahiku. Padahal aku saja tidak mengenalnya. Entahlah...aku hanya ingin menyayangi dan melindungi anak itu walaupun...