Alice tak ada rasa bersalah sama sekali dengan apa yang telah diperbuatnya. Entah Alice terlalu senang atau dia memang tak lagi memperdulikan Hazel. Alice hanya pergi begitu saja. Hazel yang melihat Alice begitu, langsung saja menitikkan air mata. Hazel pun menangis sambil menundukkan kepalanya ke meja.
Pada saat itu Hazel hanya bisa mengenang kisah persahabatannya dengan Alice dan semakin dia mengenang semakin pecah tangisannya. Culver yang sedang berada di ruangan yang sama dengan Hazel , tiba-tiba mendekati Hazel secara perlahan. Culver mencoba menghibur Hazel yang tampaknya sangat terpuruk. "Tenanglah Zel." Culver memberanikan dirinya untuk menghibur Hazel. Hazel pun menaikkan kepalanya yang tertunduk di meja dengan segera. Betapa banyaknya air mata yang bercucuran membasahi kedua pipinya. Tetapi ketika melihat wajah Culver didekatnya, Hazel pun berhenti menanggis tapi hanya dalam hitungan detik Hazel kembali memperkuat tangisannya.
Culver tak tahu harus berbuat apa supaya Hazel bisa kembali tenang. Langsung saja tampa basa-basi Culver menarik tangan Hazel dan pergi dari ruangan itu. Culver mengajak Hazel pergi ke danau belakang sekolah. Sampai di danau Hazel baru berhenti menangis saat Culver menatapnya. "Kenapa berhenti? Nangislah dan teriak sampai kamu puas." Culver melepaskan tangan Hazel yang sejak dari kelas tadi di genggamnya.
Mendengar perkataan Culver Hazel pun pergi mendekati pinggiran danau dan dia pun mulai berteriak sekuat mungkin. Setelah usai berteriak Hazel membalikkan badannya, Hazel bingung. Culver yang berada di sampingnya sudah tidak ada lagi. Culver menghilang begitu saja tanpa ada pamitan padanya. Hazel pun langsung mencari keberadaan Culver kesegala sudut sekolah, tapi dia tak menemukannya. Sampai akhirnya Hazel memutuskan untuk kembali ke rumah sendiri.
**
Aku seharusnya dari tadi pergi bukan malah bersantai-santai dengan urusan yang tak penting. Aku harus kembali bekerja. Aku pun langsung berlari menuju kelas dan mengemasi barang-barangku dengan cepat. Setelah itu aku pergi meninggalkan ruangan kelas dan langsung berlari menuju tempat kerjaku. Tak ada sedikit pun pikiranku tertuju pada Hazel yang ku pikirkan hanya pekerjaanku yang terlantar sejak setengah jam yang lalu.Ketika aku sampai di restoran tempat aku bekerja. Ya, seperti biasa atasanku memarahiku. Dia tak pernah mau mendengar alasan apapun bagi orang yang terlambat sepertiku. Atasanku hanya membutuhkan pekerjaanku yang bagus untuk membuatnya senang dan hari ini aku akan usahakan bekerja sebaik mungkin.
**
Dengan waktu yang bersamaan Alice dan Peter pergi berdua. Peter mengajak Alice kesebuah tempat yang indah, dimana hanya mereka berdua yang berada disana. Sambil bergandengan tangan menikmati pemandangan matahari tenggelam di suatu pantai.
"Senang gak?" ~ Peter
"Ya, senanglah lah pet. Kita bisa lebih dekat sekarang." ~ Alice
"Masa iya. Bukannya kita selalu dekat ya?" ~ Peter
"Iya sih, tapi ini kan gak di sekolah." ~ Alice
"Oh ya, kalau gitu aku sekarang mau ngomong hal yang serius ke kamu Lice. Kamu mau gak dengerin aku sebentar saja?" ~ Peter
"Ya, boleh lah. Aku pasti dengerin kamu ngomong kok." ~ Alice
"Sejak aku bertemu kamu, aku uda suka sama kamu Lice. Aku gak tau kalau kamu pun langsung mendekati ku secepat ini. Walaupun aku masih berstatus orang yang baru kamu kenal. Tapi mau gak kamu jadi pacar aku?Eeh... Mungkin aku terlalu cepat ya mengutarakan isi hatiku" ~ Peter
Memegang tangan Alice dan menatap mata Alice. Alice pun tak bisa berkata apa-apa. Alice pun menganggukkan kepalanya yang bertanda Alice menerima Peter sebagai pacarnya dengan pipi yang sudah merah merona sejak dari tadi. Alice sejak awal sudah memiliki perasaan yang sama dengan Peter tapi, Alice sadar kalau dia adalah seorang perempuan, jadi dia harus menunggu sampai perasaan itu terbalaskan. Dan saat inilah perasaan Alice terbalasan. Kini status Alice dan Peter resmi jadian. Mereka menghabiskan waktu di pantai satu harian dan merayakan hari jadian mereka.
**
Akhirnya Culver selesai dengan pekerjaannya. Culver pun langsung berjalan pulang ke rumah akan tetapi cuaca tak mendukung,di tengah perjalanan hujan deras menguyurnya. Sehingga Culver pulang pada saat hujan. Tidak ada payung atau pun jacket yang melindungi tubuhnya dari rintik-rintik hujan. Sehingga dia berhenti di suatu jembatan tua.-----------------------------------------------------------------
Jangan lupa Vommentnya ya guys..
Tunggu kelanjutan CeritanyaMasih banyak hal menarik yang belum ditampilkan dan dapatkan pertanyaan dari dibawah ini..
1.) Apa yang dilakukan Culver di jembatan tua?
2.) Apa reaksi Culver ketika mengetahui Alice dan Peter jadian?
3.) Bagaimana kelanjutan persahabatannya Alice dan Hazel?Thanks ya yang uda Vomment ceritaku...
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Miracle
Teen FictionCulver Afton Seorang cowok lemah yang terlahir hanya untuk menjadi pesuruh dari kumpulan orang yang berani. Dia Pintar, Berantakan, dan hidup sebatang kara. Alice Matthew Seorang cewek populer di sekolah yang terkenal dengan kecantikannya, multi ta...