5 . Mimpi

200 47 4
                                    

"Aku akan tetap ada di samping mu dan akan tetap melindungi mu, nak" suara seorang lelaki tua yang mencoba mendekat dan menepuk pundakku dengan raut wajah yang tersenyum. "Siapa kau? Kenapa kau begitu dekat denganku sekarang, aku bahkan tak mengenalmu sebelumnya" aku bingung dengan keadaan ini, aku tak mengerti dengan semuanya. "Kau sangat mirip dengan ibumu" sambil memegang kedua tanganku. "Kenapa kau mengenal ibuku? Atau jangan-jangan kau ayahku?" tersentak hatiku menanyakan hal seperti itu dengannya. "Iya kau benar, aku Ayahmu. Aku selalu ada dihatimu Ketika kau membutuhkanku. Harapan-harapan mu semua tampak indah tetapi akan ada waktunya" lelaki tua itu pun melepaskan tanganku dan ia pun secara perlahan menghilang dari hadapanku.

"Ayah...ayah...!!!" Aku pun tersentak kaget dan terbangun dari tidurku. Ternyata semua hanya mimpi, mungkin karna aku terbawa suasana ingin bertemu dengan ayah tadinya.

Aku pun langsung melihat jam dinding di rumah ku yang terpaku lurus di depan hadapanku. Ternyata sudah waktunya aku harus bersiap-siap untuk pergi ke sekolah.

Sesampainnya di sekolah dengan cepat ku lewati koridor sekolah menuju kelasku. Aku tak mau menampakkan diri dihadapan Farley Esmond, ketua geng tukang bully di sekolah.

Aku pun masuk ke kelas. Ya, pemandangan kelam telah ku dapati dihadapanku. Alice dan Peter. Ya, mereka selalu asik berdua. Mimpi burukku selama ini akhirnya benar-benar terjadi . Alice telah dekat dengan seorang lelaki dan mungkin ia pun telah jatuh cinta padanya. Andaikan Alice tau bagaimana perasaanku padanya. Sudahlah, aku terlalu banyak mengkhayal. Sebaiknya aku cepat duduk di kursi ku.

Ehk... Kenapa Hazel duduk di kursiku. Apa dia lupa itu kursi tempat dudukku. "Permisi, ini tempat duduk ku" menatap kearahnya. "Kamu uda datang Culver? Aku dari tadi menunggumu disini" senyum Hazel pada Culver. "Ada apa Hazel, mungkin ada yang penting ya?" Bingungku. "Nggak, aku cuma mau kasih coklat ke kamu. Ya, sebagai tanda terima kasih karna kamu uda luangi waktu untuk ngajarin aku kemarin" Hazel menggulurkan tangannya dengan sekotak coklat ditelapak tangannya. " Aku iklas kok Hazel bantuin kamu, uda kamu gak usah kasih beginian ke aku" Culver menolak pemberian Hazel. "Bener, kamu nolak coklat? Baiklah, aku gak maksain kamu kok. Tapi sekali lagi, terima kasih ya Culver" Hazel tersenyum manis kearah Culver dan sambil meninggalkan tempat duduknya Culver.

-----------------------------------------------------------------
Jangan lupa Vommentnya ya guys dan tunggu kelanjutan ceritannya ya guys.
~~

Just MiracleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang