3 . Keberanian

249 60 8
                                    

Kami melanjutkan pelajaran sampai akhir nya bell akhir sekolah pun berbunyi dengan kerasnya, dan semua siswa Jewelston School mulai berhamburan keluar kelas. Aku pun sudah bertekad ingin menemui Peter, untuk mengucapkan tanda terima kasihku padanya. Akan tetapi ya, seperti biasa Farley Esmond selalu menyuruhku mengambil baju olahraganya di loker sekolah miliknya. Setelah mengambilnya aku pun bergegas ke atap sekolah untuk memberikan nya ke Farley Esmond.

Ditengah perjalanan seluruh siswa beramai-ramai berdesakan menuju atap sekolah. Aku pun bertanya ke salah seorang siswa" Ada apa ini?" Sambil memegang baju olahraganya yang hampir terlepas oleh ku." Masa lo gak tau sih, kalau Farley lagi ngerjain anak baru" ujar Missy Fern salah satu siswa yang melihat kejadian tersebut.

Tak disangka-sangka ditengah pebincangan kami Alice mendengar semuanya, ia pun langsung berlari mendekat ke tangga atap. Serta Alice pun mencoba masuk ke gerbang atap, akan tetapi usaha Alice sia-sia karena Farley memerintahkan dua anggotanya untuk tetap berjaga di dekat gerbang.

Aku pun tidak tinggal diam. Langsung ku mendekat kearahnya dan menenangkannya." Aku akan coba masuk untuk memastikan keadaan Peter" mencoba menjadi pahlawan bagi Alice itu pun sudah lebih dari cukup bagiku. " Bagaimana kamu bisa masuk? Sedangkan aku saja dilarang masuk" tak habis kata aku pun langsung menjawabnya "Aku disuruh mengantarkan baju ini ke Farley keatas. " Oh..kamu hati-hati ya Culver" betapa senangnya aku Ketika Alice mengkhwatirkan ku.

Aku pun langsung menginjakkan kaki ku dan mulai melangkahkan satu per satu anak tangga tanpa dihadang oleh siapa pun. Secara perlahan kubuka pintu gerbang atap, betapa terkejutnya aku melihat pemandangan yang tak pernah ku saksikan sebelumnya. Semua anggota geng bully takhluk dihadapan Peter Blade termasuk Farley Esmond ketuannya.

Peter pun mendekat kearah ku, aku merasa takut sampai-sampai aku pun tak dapat menahan sesuatu yang ingin keluar dengan sendirinya, rasanya cairan itu pun mulai membasahi celana ku. " Kau bisa menjadi berani Jika kau mempunyai harapan untuk melakukannya". Peter hanya mengucapkan satu kalimat untuk ku dan langsung pergi dari hadapan ku. Akan tetapi, aku menangapinya terlalu serius. Sehingga tak sadar aku pun pipis di celana karena rasa takut yang berlebihan yang selalu menghantui ku.

Aku pun malu dengan keadaan diriku yang lemah tak berdaya ini. Langsung saja aku bergegas ke toilet lantai bawah untuk mengantinya.

Di lantai bawah semua siswa Jewelston school memuji-muji keberanian Peter Blade yang berhasil mengalahkan salah satu geng bully terkuat di sekolah ini. Terkhususnya Alice yang awalnya sangat mengkhwatirkan keadaan Peter, sekarang malah memujinya.

Aku terbawa suasana sampai-sampai aku bertanya dalam hati "Kapan aku bisa menjadi seperti Peter Blade yang banyak di kagumi orang?". Aku hanya sekilas memandangi mereka dari balik dinding, setelah itu aku harus cepat ke toilet sebelum ada yang melihat ku dalam keadaan yang memalukan ini.

Sorry ya guys, kalau masih banyak yang kurang dalam penggunaan kata dan bahkan tanda bacanya. Soalnya ini Novel pertamaku, jadi masih banyak yang harus dipelajari dan Jangan lupa Vote dan Comment ya guys karena itu sangat berarti.~~

Just MiracleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang