Disisi lain Alice dan Culver asik jalan berdua layak sepasang kekasih. Alice memulai pembicaraan dengan Culver.
"Culver..!" ~Alice
"Heh..!"~ Culver
"Kalau kamu ada gak gadis yang singgah dihatimu?" ~ Culver
"Eee.." ~ Culver
Culver memang tipe lelaki yang pemalu dan suka memendam perasaan dia tak tau harus harus berkata apa untuk menjawab pertanyaan yang merumitkan ini. Setelah pertanyaan terakhir Alice dan Culver menjadi sedikit lebih canggung dari sebelumnya."Gak usa dijawab kalau kamu malu." Alice mencairkan suasana. Culver hanya bisa tersenyum kecil, ingin rasanya dia mengungkapkan perasaannya ke Alice. Tapi dia sekarang telah menjadi milik seseorang yang telah menolongku dulunya. Culver selalu merasa berhutang budi pada Peter semenjak kejadian dulu tapi, dia tak sempat bertemu dengan Peter karena padatnya kegiatan Peter di sekolah.
"Culver kamu gak kemana-mana kan hari ini?" ~ Alice
"Nggak kok. Cuma di rumah karena hari ini aku cuti kerja." ~ Culver
"Baguslah, gimana kalau kita pergi sekarang? Aku kan sudah janji akan merubahmu."
"Anu...eee.." ~ Culver
"Udah tenang aja aku gak macam-macam kok sama kamu. Paling cuma...ya, itu deh.." ~ Alice
Alice mengajak Culver pergi kesebuah pusat perbelanjaan yang lumayan terkenal.
"Kenapa kita kesini?" ~ Alice
"Uda ikut aja, gak usa banyak ngomong ya." ~ Alice
"Tapi.." ~ Culver
Perkataan Culver terpotong karena Alice menarik tangan Culver dan membawanya kesalah satu pusat kecantikan disana. Culver hanya bisa mematuhi perintah Alice tanpa berkutik sedikit pun layaknya seorang pesuruh.
"Santai aja, gak usah kaku gitu juga kali. Ha..ha..ha.." ~ Alice
"Aku gak terbiasa kayak beginian Lice" ~ Culver
"Udah, aku tunggu disana ya. Bye..bye.." ~ Alice
Alice Pergi meninggalkan Culver diruang perawatan bersama dengan kedua gadis cantik yang merupakan pegawai di pusat kecantikan tersebut. Alice pun menunggu Culver di ruang tunggu sambil membaca majalah remaja kegemarannya.
Beberapa jam kemudian
Culver keluar dari ruang perawatan dengan gaya yang berbeda. Wajahnya mulus, berkilau dan bening. Bahkan rambutnya sudah tertata rapi dengan model rambut terbaru. Culver yang sekarang jauh berbeda dari sebelumnya. Awalnya Acak-acakan, wajah yang kusam, dan dekil pokoknya gak terawat sama sekali.Culver berjalan mendekati Alice. Satu demi satu langkah membawanya tepat dihadapan Alice. Wajah Alice tertutup majalah remaja yang dibacanya sejak tadi. "Alice uda siap."
Culver memberitahu Alice sambil menurunkan majalah kearah bawah secara perlahan. Betapa terkejutnya Alice melihat perubahan yang drastis dari fisik Culver. Alice hanya bisa terdiam dalam kekagumannya. Tak sia-sia usaha Alice untuk membawa Culver kesini. "Oooh..Oke kita pergi lagi ya." Alice berdiri dan meninggalkan tempat tersebut sambil memegang tangan Culver. "Hei...mau kemana lagi kita, apa belum cukup ya?" Culver hanya mengikuti langkah Alice karena mereka sedang berpegangan tangan. "Uda ikutin aku aja." Alice hanya tersenyum kecil.Alice membawa Culver pergi membeli beberapa baju dan celana yang sedang trend saat ini. Culver sekarang jauh lebih tampan dan kece. Bisa-bisa Peter pun tersaingi oleh pesonanya.
"Alice apa ini gak berlebihan ya?"~ Culver
" ya nggak lah, coba lihat diri kamu sekarang. Sudah seperti Aktor Hollywood." ~ Alice
"Nggak mungkin kamu bohong kan." ~ Culver
"Serius." ~ Alice
"Thanks ya Lice. Kamu memang orang yang baik yang pernah aku kenal." ~ Culver
Alice mengalihkan pembicaraan, Alice sibuk mencari-cari baju yang cocok untuk Culver.
Dua jam kemudian
Akhirnya Alice dan Culver selesai dengan aktivitasnya. Mereka tampak lelah setelah satu harian keliling pusat perbelanjaan. Singkat cerita mereka berdua pun istirahat disalah satu restoran ternama.***
Diwaktu yang bersamaan dengan Alice dan Culver tadi. Peter yang baru siap latihan pergi kearah kelas untuk mengambil tas dan barang-barangnya. Pada saat memasuki kelas Peter melihat Hazel yang sedang asik membaca buku pelajaran diatas meja. Peter pun mendekati Hazel secara perlahan dari arah belakang. "Hei Zel, kok belum pulang? Uda sepi diluar." Peter memegang pundak Hazel dengan lembut. "Ini mau pulang kok." Hazel menjawab dengan nada yang rendah. "Oh..ya udah. Mau pulang bareng gak?" Penasaran Peter ke Hazel. "Nggak perlu, aku uda di jemput." Kembali Hazel menjawab Peter dengan nada datar dan pergi dari hadapan Peter. "Baiklah. Bye, sampai jumpa besok." Peter membalas dengan senyuman hangat dan ikut pergi meninggalkan ruangan tersebut.***
______________________________________________
Hi Guys...
Just Miracle uda update yang terbaru hari ini..
Sorry ya kalau masih banyak kesalahan dalam penggunaan kata maupun penggunaan kata baca. Mohon dimaklumi ya..Thanks yang uda setia baca ceritaku dari awal semoga masih tertarik untuk membacanya lagi ya.. :)
:D
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Miracle
Teen FictionCulver Afton Seorang cowok lemah yang terlahir hanya untuk menjadi pesuruh dari kumpulan orang yang berani. Dia Pintar, Berantakan, dan hidup sebatang kara. Alice Matthew Seorang cewek populer di sekolah yang terkenal dengan kecantikannya, multi ta...