6 . Why?

177 46 6
                                    

Sambil membawa sekotak coklat ditelapak tangannya, Hazel pun menemui sahabatnya Alice yang sedang asik ngobrol dengan Peter dari tadi. "Hei Alice, asik banget ngobrolnya?" tanya Hazel sambil menepuk pundak Alice dan memotong pembicaraan Alice dengan Peter. "Ehk..Hazel, ah nggak kok Hazel, cuma ngobrol aja" sahut Alice sambil memalingkan wajahnya dari arah Peter ke Hazel sahabatnya.

"Lice, mau coklat gak?" Hazel mengulurkan kedua tangannya dengan sekotak coklat ditelapak tangannya. "Jelas maulah Zel. Tapi, gak biasanya nih ngasih coklat ke aku. Kan gak ada moment penting hari ini Zel, kok ngasih coklat secara mendadak?" Alice langsung mengambil sekotak coklat dari tangannya Hazel dan penasaran dengan kejadian tersebut.

Tetapi Peter memotong pembicaraan "Alice, aku balik dulu ya ke kursiku, nanti temuin aku di taman sekolah saat istirahat ya!" Peter tak mau mengganggu para gadis yang sedang ngobrol. Tingkah Peter sangat cool di depan para gadis. Bahkan, pagi ini Peter diterima di Klup Bola Basket sekolah sebagai kapten cadangan.

"Oke..Peter, sampai jumpa nanti ya" Alice memandangi kepergian Peter dari hadapannya sampai Peter pun kembali duduk di kursinya. "Cieeee.....cieeee... Ada yang lagi PDKT ni kayaknya?" ledekan itu terlontar dari mulut Hazel.

Alice pun mengalihkan pembicaraan. "Oh ya Zel Kenapa tadi kasih aku coklat?" Menarik perhatian Hazel. "Gini, coklat itu tadinya mau dikasih ke Culver. Tapi, Culver malah nolak coklatnya trus aku kasih ke kamu deh coklatnya" Hazel memasang wajah murung di depan sahabatnya. "Culver nolak coklat?" Alice senyum sambil memakan coklat pemberian Hazel.

"Tapi, menurutku Culver itu orangnya baik sih walaupun penampilannya berantakan gitu." Hazel tersipu malu membayangkan sosok Culver. Mereka menganti topik pembicaraan. "Kalau dipikir-pikir benar juga sih. Dia pintar, tinggi dan kelihatannya tampan tapi penampilannya tak sesuai dengan ketampanannya." Alice memperjelas karakteristik seorang Culver dengan sangat jelas.

"Lice, nanti lagi ya ngobrolnya keburu Pak guru datang nanti" Hazel pun kembali ke kursinya. "Oke, Thanks Hazel coklatnya."
Alice pun kembali ke kursinya dan bell awal pelajaran pun telah dimulai.

Beberapa jam kemudian
Bell istirahat pun berbunyi seluruh siswa berhamburan keluar kelas. Seperti biasa yang tersisa di kelas hanya aku seorang diri. Ya, selama bersekolah di Jewelston School aku memang tak memiliki seorang teman. Bukan karna aku tak pandai bergaul tapi karna faktor ekonomiku yang paling rendah diantara mereka semua. Sehingga banyak yang mengejekku bahkan menjadikan aku sebagai budak mereka.

Tapi akhir-akhir ini ada seorang gadis yang selalu menemaniku. Ya, Hazel dia adalah teman pertamaku di sekolah ini walaupun dia berkecukupan dia mau berteman denganku tak seperti dengan yang lainnya.

****
Peter duduk di kursi taman, menunggu Alice yang dari tadi belum kelihatan batang hidungnya. Terdengar Suara langkah kaki yang secara perlahan mendekati Peter. "Hai Pet, sudah lama ya?" Mengagetkan Peter dari arah belakang.

Alice datang disaat yang tepat. "Hei...lama amat datangnya, sini duduk sampingku." Peter adalah laki-laki pertama yang berhasil memikat hati Alice. Sebelum Peter datang ke sekolah ini, Alice banyak menghindari laki-laki yang mencoba mendekatinya tetapi tidak dengan sekarang. Sudah ada Peter yang selalu ada disampingnya. Bahkan Alice yang biasanya bareng dengan Hazel sekarang sudah jarang bersama.

Peter dan Alice sekarang ngobrol di taman sekolah, mereka selalu tak kehabisan topik pembicaraan. "Lice, rok kamu tu!" Peter menatap kearah Alice. "Kenapa rok aku Pet?" Alice panik ketika Peter menanyakan tentang roknya. "Tapi jangan marah ya, resleting kamu kebuka Lice" Peter membohongi Alice yang dari tadi kelihatannya panik dengan keadaan roknya.

"Ahh..yang bener Pet?" Alice dengan cepat memeriksa resletingnya dengan muka yang sudah merah merona sejak tadi. Peter hanya tertawa melihat kepanikan dari raut wajah Alice. "Ihh...Kamu bohong kan Peter." Mendengar pernyataan tersebut Peter lari dari hadapan Alice dan tak tinggal diam, Alice yang merasa dikerjai oleh Peter pun langsung mengejar Peter. Mereka asik dengan dunia yang sekarang mereka jalani.

****

Suara langkah kaki yang tiba-tiba terdengar dari luar kelas, secara perlahan mulai terdengar jelas menuju kelasku. Tidak salah lagi. Hazel akhir-akhir ini selalu mendekatiku. Aku tak mengerti dengan semua ini bagaimana bisa seorang Hazel dekat denganku, aku ini...sudahlah jika aku selalu memikirkannya aku selalu menganggap diriku hanya sebagai sampah di sekolah ini.

-----------------------------------------------------------------
Jangan lupa Vommentnya ya guys...
Tunggu kelanjutan ceritannya juga...

Sorry, kalau masih banyak kurang. Terutama Tata bahasa dan pengunaan tanda bacanya. Soalnya masih tahap pemula guys.

Thanks yang uda Vomment ceritaku.

Just MiracleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang