10 . Salah Paham

101 20 0
                                    

Kenapa? ada apa denganku. Apa ini mimpi? aku pun menampar pipiku untuk memastikannya. Sakit!! berarti ini kenyataan. Tapi, apa yang mau dilakukan Alice padaku, apa maksud dari perkataannya tadi? Aku tak mengerti. Culver tak pernah seperti ini biasannya.

**
Hazel berlari menelusuri koridor sekolah dengan air mata yang bercucuran. Hazel tak lagi memperdulikan sekelilingnya. Tiba-tiba Hazel terjatuh, dia menabrak salah satu siswa Jewelston School yang terkenal. Siapa lagi kalau bukan Peter. "Hei, kamu gak apa-apa kan?" Peter mengulurkan tangannya kehadapan Hazel. "Aku gak apa-apa kok." Hazel Terisak-isak sambil menundukkan kepalanya. "Aku gak percaya kamu baik-baik aja." Peter menaikkan dan mengelus rambut Hazel secara perlahan.

Dengan waktu yang bersamaan Alice melihat Hazel dan Peter sedang berduaan dengan jarak yang begitu dekat. Betapa hancurnya hati Alice melihat pacarnya bermesraan dengan sahabatnya sendiri. "Peter!!!" Alice berteriak memanggil nama Peter. Sontak Peter yang mendengar suara Alice dari kejauhan pun langsung memandangnya dan melepaskan rambut Hazel yang terurai. "Alice!!" Peter hanya bisa menatapnya. Tak butuh waktu lama Alice pun pergi meninggalkan Peter dan Hazel.

"Sorry, ya. Sini aku bantu kamu berdiri." Peter membantu Hazel berdiri karena keadaan Hazel yang sangat lemas Peter tak lagi memperdulikan Alice, Peter berpikir dia akan menemui Alice Kapan pun dia mau. Ya, karena Peter sekarang menjadi siswa yang populer di sekolah dia pun bersikap semena-mena dengan semua gadis di sekolahan terutama dengan Alice. Sekarang Hazel dan Peter duduk di kursi koridor sekolah hanya ada mereka berdua yang ada di sana.

Peter memegang tangan Hazel. Hazel pun terkejut Hazel pun langsung menatap mata Peter dengan kebingungan. "Kalau kamu punya masalah cerita aja sama ku kamu kan sahabatnya Alice, berarti kamu juga sahabatku." Peter meyakinkan Hazel. "Aku baik-baik aja kok. Gak usa sok peduli samaku kamu sama aja kayak mereka." Melepaskan gengaman Peter dan pergi dari Peter. "Kayaknya Hazel gak seperti Alice ya" pikiran Peter.

Disisi lain Alice Pergi ke toilet untuk menenangkan diri. Alice selalu membayangkan kejadian tadi. Alice gak pernah berpikir kalau akhirnya Peter bisa setega itu kepadanya. Hanya air mata yang bercucuran yang bisa menandakan kepedihan hatinya kepada Peter. Setelah itu Alice pergi menuju kelas.

Bell istirahat berakhir
Semua siswa masuk ke kelas masing-masing. Alice, Hazel dan juga Peter sekarang sudah berada di ruangan yang sama. Mereka mengikuti pelajaran seperti biasa. Mereka tak mau mencampur adukkan masalah pribadi kedalam pelajaran.

Bell akhir sekolah
Tiba saatnya mereka bergegas kerumah. Alice pun dengan cepat menyusun semua buku-bukunya. Alice meminta Culver untuk pulang bersama. Melihat keadaan yang seperti itu Peter pun terbawa emosi. "Bagaimana bisa bocah ingusan itu dekat dengan Alice?" Gumam Peter dalam hati sambil mengepalkan tangan kanannya. Berhubung Peter ada latihan basket, dia pun pergi meninggalkan ruangan kelas melewati bayang-bayang Alice dan Culver tadi. Padahal Peter berencana untuk meluruskan kesalah pahaman antara dia dan Alice tadi.

Kini yang tersisa di kelas hanya Hazel seorang. Sekarang Hazel makin membenci Alice walaupun sebenarnya dia tak sanggup menerima keadaan. Hazel asik membolak-balik kertas dari tadi tapi pikirannya melayang membayangkan Alice dan Culver yang duduk berdua dan pergi berdua. Baru Hazel sadari bahwa dia ternyata menyukai Culver sejak pertama berjumpa walaupun Culver sering di bully di sekolah ini.

______________________________________________

Sorry ya guys baru bisa update sekarang soalnya lagi masa-masa ujian.
Tapi, jangan berhenti baca ceritaku ya soalnya ceritanya semakin seru.

Temukan jawaban dari pertanyaan dibawah ini :
1) Apa yang dilakukan Alice dan Culver pada saat pulang bersama?
2) Kenapa Peter justru memperdulikan Hazel daripada Alice pacarnya?

Thanks yang uda setia baca ceritaku... :D

Just MiracleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang