Our Childhood

1.2K 55 0
                                    

Berjalan di samping Mama, dengan mengikuti langkah kaki lebarnya dan menuntunku, sampai hampir beberapa kali aku terjatuh yang ditahan Mama agar tidak jatuh. Mama mengajakku jalan-jalan sore disekitar Komplek Citra Mutiara.
Mama bilang aku akan mempunyai teman baru. Aku sangat senang mendengar itu. Aku akan bisa bermain bersamanya setiap hari.

"Ma kita sudah sampai ?" tanyaku pada Mama

"Iya sayang. Ayo kita masuk" mengajakku masuk ke rumah

Aku dan Mama mengucap salam sembari masuk rumah. Dan Aku berlari menuju kamar. Rumah yang besar ini membuat ku nyaman untuk berlari kesana kemari. Tapi Mama selalu melarangku. Apa yang Mama katakan pada ku....

"Jangan lari-lari sayang, nanti kamu jatuh. Kalau jatuh, kamu sakit dan nanti gak akan jadi sekolah".

"Tiwi akan terus berlari Ma, sampai mimpi Tiwi akan tercapai. Semua yang Tiwi inginkan harus tercapai" kata ku sambil lari kesana kemari mengelilingi sofa.

Mama tersentak dan tersenyum, mendengar ku yang waktu itu masih kecil berbicara seperti orang yang sudah dewasa.

Keesokan harinya, pada Pagi hari

Aku bangun dari tempat tidur. Saat itu aku belum bersekolah. Melihat keluar halaman dari balik jendela, kulihat Mama sedang berada disana dengan orang yang masih asing di sekitar ku.

"Nak, Papa mau berangkat kerja. Hari ini kamu tidak sarapan bersama Mama dan Papa karena terlambat bangun pagi. Kemarin Kamu berlari terus". kata Papa ku.

" Papa mau berangkat sekarang ? pulang nya lama tidak ? "

" Kenapa sayang ? kenapa tanya Papa akan pulang cepat atau tidak ? "

" Tiwi ingin mengajak Papa lari sore di sekitar Komplek " kata ku yang mencoba mengajak Papa

" Lihat nanti ya Nak. Tapi kamu kan bisa bermain dengan teman baru Mu nantinya. Sudah ya, nanti Papa usahakan akan pulang cepat. Papa pergi dulu ya. Salam Alaikum "

" Walaikumsalam Pa.." sambil mencium tangan Papa..

Hahh ? teman baru ? Akankah aku mempunyai teman baru ? Kalau memang iya, aku akan selalu mengajak nya bermain bersama ku. *batin

Saat itu yang ada difikiran ku adalah aku akan mempunyai teman perempuan yang menyenangkan. Tapi ketika tahu....

" Tiwi, sudah bangun nak ? Ayo kita sarapan " kata Mama yang masuk kamar ku dan mengajak sarapan

" Iya Ma. Ma ? "

" iya ? "

" Kata Papa Tiwi akan punya teman baru ? apakah itu benar ? " kata ku yg penuh tanda tanya

" Iya kamu akan punya teman baru. Jadi kamu bisa lari pagi dan lari sore bareng dia " sambil menyiapkan sarapan untuk ku

" Yeay.. !! Tiwi akan punya teman baru !! ASIIIIKKK.. " betapa gembira nya aku saat itu

" ini minum susunya lalu makan rotinya, setelah itu kamu mandi ya. Teman baru Mu akan kemari nanti " kata Mama ku yang membuat ku senang.

" Iya Ma. Mama gak bohong kan teman baru Tiwi mau kesini ? " kata ku begitu yang sangat bahagia

" Iya sayang. Makanya ayo sarapan " ajak Mama.

Pada saat itu pun aku lahap sarapan nya dan langsung mandi. Tidak sabar ingin cepat cepat bertemu dengan teman baru.
Setelah selesai semuanya, aku dan Mama menunggu di ruang keluarga. Dan terdengar suara bel rumah. Ya mereka datang. Mama membuka pintu dan aku berada di samping Mama.

" Assalamualaikum... " kata seorang wanita yang hampir sebaya dengan Mama.
Aku memasang wajah bingung. Teman baru ku mana ? Kok tidak ada. Apa jangan-jangan...

Wanita itu datang dengan seorang anak kecil juga yang kelihatannya umurnya di atas ku. Saat itu aku berumur 4 th. Dan dia berumur kira-kira 6 th.

" Walaikumsalam. Ayo masuk " ajak Mama ku.

" Sayang, ini teman baru kamu, dan ini Mamanya. Ayo salam nak. Aku pun menyalam tangan Wanita itu. " Kamu bermain dengan nya ya " lanjut Mama

" Iya Ma.." kata ku yang masih bingung. " Teman ku bukan seorang anak perempuan ? " *batin

Lalu aku pergi meninggalkan Mama dari ruang keluarga bersama Aunty berjilbab itu. Anak laki-laki itu berjalan di belakang ku. Dan kami bermain bersama di ruang tamu.

" Sebentar ya " kata ku

" Okey " jawabnya

Aku berjalan menuju kamar ku dan mengambil semua mainan ku. Aku bingung, nantinya dia akan bermain apa ? Sedang kan aku tidak memiliki mainan anak laki-laki.
Lalu, ku keluarkan semua mainan ku. Aku pun bermain. Sedangkan dia hanya diam dan memerhatikan ku saja. Semakin lama kasihan aku melihat nya.

" Hai. What is your name ? " ku coba untuk membuka percakapan dengan nya

" My name is Harris.. and You ? "

" My name is Tiwi. Can you speak Indonesia ? " tanya ku padanya.

" Ya, aku bisa berbahasa Indonesia " katanya.

Namanya Harris. Pindahan dari London. Seorang anak laki-laki yang bisa berbahasa Indonesia. Jadi lebih mudah untuk berkomunikasi dengannya.

" Kamu mau main apa ? Aku tidak memiliki mainan anak laki-laki "

" Main ini pun tidak apa kok " dia menunjuk sebuah Jam alarm milikku yang berbentuk sepeda motor yang berwarna pink-biru itu.

" Yasudah, ambil. Ayo kita main. Kamu jadi tukang ojeknya, dan aku penumpangnya " kataku sambil memegang Barbie kecil.

" oke. Mau pergi kemana cantik ? " kata Harris, yang saat itu kami sedang bermain

" Tolong antarkan saya ke toko Pakaian ya. Saya mau membeli baju disana "

" baik cantik. pegangan yang kuat okey "

" okey "

Pertemanan kami dimulai sejak saat itu. Dan sampai seterusnya...

 Dan sampai seterusnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Harris J_You Are My DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang