Beberapa hari setelah kembalinya Harris ke negaranya, Tiwi tak seceria biasanya. Kesedihan yang dirasanya adalah kepergian seorang teman yang baik layaknya Harris. Kini Tiwi mulai beranjak remaja dan mulai berfikir dewasa. Orangtuanya selalu mengayomi dan menuntunnya untuk menjadi orang yang berkualitas. Setelah tamat sekolah Sd, Tiwi memasuki masa Smp nya di sekolah yang terakreditasi A. Sebuah sekolah yang sangat besar dan memiliki lapangan yang luas dengan taman kecil di sekitarnya. Tiwi termasuk orang yang cepat bergaul, hingga pada hari pertama MOS pun dia sudah memiliki banyak teman. Dari salah satu temannya itu, dia memilih seseorang untuk menjadi sahabatnya.
"Ma... Tiwi berangkat sekolah dulu ya...Assalamualaikum..." kata Tiwi sambil membawa tas ranselnya
"Sarapan dulu dong sayang.. Nanti kamu lapar, Yuk sarapan, Mama udah buatin susu, ntar dingin" kata Mamanya sambil merangkul anaknya
"Iya iya Ma... Tiwi bawa bekal aja deh" kata Tiwi yang kemudian langsung meneguk segelas Susu
"Yaudah, kalau kamu mau bawa bekal. Yaudah hati-hati dijalan ya sayang" kata Mamanya
"Iya Ma.. Assalamualaikum" kata Tiwi sambil menyalam tangan Mamanya.
Sembari keluar rumah dan berjalan menuju sekolah. Sekolahnya memang tak jauh dari rumahnya. Saat berada di depan gerbang, Tiwi melihat Mama Harris sedang menyiram bunga di halaman rumahnya."Assalamualaikum Aunty. Selamat Pagi" sapa Tiwi sambil melemparkan senyuman.
"Walaikumsalam Tiwi.. Mau berangkat sekolah ya Sayang ?"
tanya Mama Harris"Iya nih Aunty. Yaudah Tiwi berangkat dulu ya. Assalamualaikum" katanya sambil berlalu. Setelah maju beberapa langkah, Tiwi berhenti dan membalikkan badan untuk menemui Mama Harris lagi
"Ummm.. Aunty..." panggil Tiwi
"Ya sayang, ada yang ketinggalan ?" tanya Mama Harris
"Eh enggak kok Aunty. Cuma mau tanya aja, Harris kabarnya gimana ? Kok kompetisinya gak di siarin di Indonesia ?" tanya Tiwi
"Harris Alhamdulillah sehat. Iya kompetisinya memang gak disiarin di Indonesia. Channel nya khusus negara sana. Oiya tadi malam Aunty baru di telfon sama Harris, dia nanyain kamu" kata Mama Harris
"What ? Aunty serius ? Harris bilang apa Aunty ?" tanya Tiwi penasaran
"Katanya dia kangen teman masa kecilnya yang di Indonesia. Terus nanyain kabar kamu. Yaudah Aunty bilang Tiwi sehat dan dia sudah tambah cantik sekarang" kata Mama Harris
"Terimakasih Aunty. Yaudah Aunty, lain kali kita ngobrol lagi ya. Assalamualaikum" kata Tiwi sambil berjalan
"Walaikumsalam.."
Setelah sampai di sekolahnya, dia langsung masuk ke kelas. Biasanya dia duduk dulu di halaman sekolahnya yang luas atau pergi ke perpustakaan. Tapi kali ini tidak. Disekolahnya dia masuk dalam golongan murid yang pintar. Saat pembagian laporan belajarnya di semester 1 kelas 7, dia mendapat peringkat 1. Banyak teman-temannya yang begitu respect dengannya. Walau begitu, Tiwi tidak pernah memilih-milih orang untuk menjadi temannya.
"Assalamualaikum..." kata Nisa sahabatnya, yang melihat Tiwi heran.
"Assalamualaikum" ulang Nisa mendekati Tiwi"Eh iya.. Walaikumsalam" kata nya yang sedikit kaget
"Kok pagi-pagi udah ngelamun sih ? Kenapa ? Ada masalah ? Cerita deh" tanya Nisa sembari duduk dibangkunya. Tepat didepan Tiwi
"Enggak apa kok. Enggak ada masalah. Don't worry" kata Tiwi
"Oh gitu.. Yaudah deh" jawab Nisa. Dia sangatlah mengerti apa yang dirasakan Tiwi...
Murid-murid di sekolah pun mulai berdatangan disusul waktu sekolah akan segera dimulai.
Hari ini merupakan sebulan Tiwi melewati kelas 7 nya di semester 2. Dan hari ini dia sangat tidak bersemangat, sehingga ada beberapa kuis dari gurunya terlewat. Entah apa yang di fikirkannya. Hingga waktu pun terus berlalu dan bel pulang sekolah berbunyi. Kembali berjalan kaki untuk pulang ke rumah. Ketika sampai di halaman komplek Citra Mutiara, dia memperlambat langkahnya. Entah lelah atau malas, tak paham. Saat sampai di depan rumahnya dan akan membuka pintu gerbang, dia mengurungkan niatnya untuk membuka pintu pagar rumahnya, dia mulai melangkah ke rumah Harris dan membuka pintu pagarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Harris J_You Are My Destiny
Teen FictionSebuah Persahabatan yang telah lama dijalani, oleh 2 insan ini. Hingga akhirnya waktu akan memisahkan antara mereka berdua. Rela melakukan apa pun untuk kembali bersama. * Karena ketika nafasku lepas, semua langkahku hilang. Tapi tidak dengan bayang...