"Pa... Kenapa Papa diam saja ? Ayo jawab Aku Pa"
"Okay, Papa izinkan kamu ke konser Harris" jawab Papanya.
Mendengar itu, Tiwi langsung terlihat bahagia dan mengembangkan senyumannya. Berbeda dengan Mamanya yang masih berdiri dibelakang mereka, dengan tatapan heran membesarkan matanya ke arah suaminya yang sempat melihat kebelakang."Papa serius ? Makasih Pa.. Tiwi sayaaaang banget sama Papa" katanya sambil memeluk Papanya
"Tapi... ada tapinya" ketika mendengar kata Tapi, senyum Tiwi memudar dengan perlahan
"Tapi apa Pa ? Ayo katakan padaku, Tapi apa ?" tanya nya yang begitu penasaran
"Oh Aku tahu, tapi kalau Mama ngizinin kan ? Iya kan ?" lanjutnyaSementara itu, Papa nya hanya tersenyum. Melihat ekspresi Papanya, yang tadinya Tiwi memeluk lengan Papanya langsung di hempaskan.
"Mama sama Papa itu sama aja ya. Tidak mengerti bagaimana perasaan ku saat ini. Dengar, Harris itu adalah teman masa kecilku yang sudah kuanggap lebih dari teman Pa. Ck !!" kata Tiwi dengan marahnya. Sedangkan Mamanya tersenyum dengan suaminya dan memberikan acungan jempol.
"Baiklah, Aku memutuskan, Aku tidak akan keluar kamar kecuali untuk pergi sekolah, aku memutuskan untuk mogok makan dan satu lagi, jangan ajak Aku bicara. Papa sama Mama dengar kan Aku bilang apa ?" ancamnya
Mendengar itu, Mamanya terkejut."Eh.. Sayang.. Kamu tidak boleh bersikap seperti itu" kata Mamanya sambil berjalan mendekat "Mama akan khawatir selama kamu menjalankan ancaman kamu itu. Bagaimana mungkin kamu pergi kesekolah tanpa sarapan, bagaimana mungkin kamu akan pergi hangout tanpa makan siang atau makan malam. Dan bagimana mungkin Mama tidak akan berbicara pada kamu selama itu ?" lanjut Mama nya panjang lebar.
"Mama khawatir pada ku ? Untuk apa ? Saat ini saja Mama tidak merasa khawatir terhadapku. Aku merasa Mama dan Papa tidak menyayangi ku. Jika khawatir akan Aku berada disana karena tidak mengenal orang- orang dengan baik, itu sangat tidak logika Ma. Mama sendiri juga pernah bilang pada ku saat Aku masih kecil, bahwa jika Aku besar nanti, Aku harus mandiri. Dan sekarang, Aku mau mandiri apalagi jika Aku berangkat ke sana, disana kan ada Aunty Lisa. Aku bisa menginap sementara dirumah Aunty. Tentu itu tidak membuatnya keberatan. Bahkan dulu, Aunty pernah bilang "jika ingin ke Jakarta, menginaplah dirumah Aunty" dan pada saat itu Mama disana kan ?" kata Tiwi panjang × lebar
"Sa..Sayang, dengar kan Mama terlebih dahulu. Kamu terlalu banyak bicara. Ayo sini, dengar"
"Ga mau" berlari menuju kamarnya dan tiba-tiba berhenti.
"Oiya, Ma-Pa, ingat Aku tidak akan keluar kamar kecuali akan pergi sekolah, tidak akan makan dan tidak mau berbicara pada Mama maupun Papa" katanya dengan membuka kepalan tangan satu persatu sebagai isyarat point2 ancamannya."Tiwi, tunggu Sayang" kata Mama nya
"Suamiku, bagaimana ini ?" tanyanya panik."Jangan khawatir Sayang, ini hanyalah sandiwara. Lagi pula ini ide kamu bukan ? Jadi, biarkan saja dia begitu. Besok sudah masuk tanggal 18 November, dan konser Harris 19 November. Besok kita akan belikan tiket pesawatnya dan tiket konser Harris untuk Tiwi" jawab suaminya dengan santai.
"Iya, tapi bagaimana ?" tanya Istrinya lagi
"Kamu lihat saja besok"
"Baiklah"
Harris J POV
"Hi, brother" kata Shaddy pada Harris sambil mengangkat tangan kanannya ke arah Harris, ketika memasuki ruangan Harris latihan"Hello my bro. What's up ? You want to accompany me until I finish practice ?" tanya Harris yang berada di depan kaca
"Ya, of course. Why not ? You are my best brother. So, what are you feel about, when you will concert in front of all of JJ's Indonesia?" tanya Shaddy berbasa-basi
"I feeling so nervous. Although I often singing or concert in front of all of my JJ'S"
"So, you will meet with your childhood friend right, which you ever say to me. Aa... i can shadowed what you will feel when you meet with your old friend"
Shaddy mengatakan hal yang sesungguhnya. Namun saat Shaddy mengatakan hal itu, Harris melihat dan memegang cincin yang diapakainya, yang merupakan pemberian dari temannya itu. Ah, bila di ingat-ingat lagi, rasanya moment itu sungguh mengharukan. Betapa lucunya mereka saat kecil.
"Ya, you're right bro. But she is not live in this city. And, I little forget how is her face. We are much changes now" jawab Harris
"But, if she has hear that you will concert in Jakarta, maybe she will come here right. Don't ever give up bro" kata Shaddy menyemangati.
"So, have you dinner ?" tanya Harris
"Not yet. And how about you ? have a dinner or Shalat Isha ?" tanya Shaddy
"Ya, I have get Isha, but not yet for dinner. So, want you dinner with me at restaurant ?"
"Ya, of course. C'mon my bro" kata Shaddy sambil menarik pelan tangan Harris. Harris tertawa.
Tiwi POV
" Mama dan Papa begitu terlihat aneh, bagaimana mungkin mereka melarangku untuk melihat konser Harris, sedangkan Harris adalah teman kecil ku. Ah, ini sungguh aneh. Aku akan cari tahu, apa yang sedang mereka rencana kan. Mama dan Papa sendiri tahu kalau Aku dan Harris tidak akan mau berpisah. Tapi kenapa mereka seolah, ingin memisahkan ku dengan Harris. Hmm ada yang tidak beres" katanya dalam hatiKira-kira, apa yang akan dilakukan Tiwi untuk menyelidiki ? Ayo beri komentar kalian di kolom comment's ya guys 😁
KAMU SEDANG MEMBACA
Harris J_You Are My Destiny
Teen FictionSebuah Persahabatan yang telah lama dijalani, oleh 2 insan ini. Hingga akhirnya waktu akan memisahkan antara mereka berdua. Rela melakukan apa pun untuk kembali bersama. * Karena ketika nafasku lepas, semua langkahku hilang. Tapi tidak dengan bayang...