Haruskah?

10.4K 234 6
                                    

Hai ini cerita dari sequel Heart Break. Dibaca dulu ya Heart Breaknya. Hehe

***

Deo merebahkan dirinya diatas tempat tidur. Sesekalinya dia menghela nafas.
Sudah sebulan tepatnya sejak kepergian Adam, adik kandungnya.
Deo sudah mengikhlaskan kepergian adiknya itu, tetapi deo masih tak bisa berjanji akan memenuhi keinginan terakhir Adam.
Yaitu, menikahi Nadine, kekasih Alm Adam.

Deo menjambak rambutnya frustasi.
Sifat Deo bisa dikatakan dingin.
Berkata seperlunya jika ada yang mengajaknya ngobrol, bahkan Deo susah untuk jatuh cinta. Terlebih nya Deo hanya memiliki satu mantan kekasih, yang Deo masih cintai.

Bagaimana bisa Deo memenuhi keinginan Adam untuk menikahi perempuan yang sama sekali dia tidak kenal. Bahkan untuk mengobrol dengan perempuan itu Deo sangat enggan.

Deo melihat kotak kecil berwarna merah yang ada diatas meja. Kotak cincin yang diberikan Adam.

"Pasang cincin ini ke jari Nadine. Ini cincin lamaran gue untuk Nadine. Gue mau lo ngelamar Nadine dengan cincin ini"

Lagi lagi Deo menjambak rambutnya frustasi.

Kenapa harus gue?!

Deo mendecak.

"Deo!" teriak Sherlyl- ibunya dari bawah.

Deo langsung turun dan menemui ibunya itu.

"Kenapa ma?"

"Mama sama papa mau bicara"

Deo hanya bergumam, dan menuruti pertintah ibunya.

"Jadi, kamu mau bekerja di Singapore?"

Deo tidak menjawab. Malahan ia melamun.

"Deo? Ayah bicara sama kamu"

Deo terhenyak dari lamunannya. "Tadi ayah ngomong apa?"

Sherlyn dan Dero menggeleng melihat kelakuan Anak laki laki satu satunya itu.

"Kamu mau bekerja di Indonesia atau di Singapur?" ulang Dero

Deo terdiam sebentar dan menghentikan kunyahannya "Deo mau mimpin perusahaan Ayah" ucapnya. Sebelumnya kedua orang tua Deo memang sangat setuju saat Deo mau memimpin perusahaan Ayahnya yang hampir pensiun.

"Kamu serius Deo?" tanya Sherlyl.

"Bagus Deo, ayah bangga padamu, ayah juga melihat nilai kuliahmu bagus, kalau begitu ayah akan menjadikanmu sebagai direktur pertama di perusahaan kita"

"Terima kasih ayah" ujar Deo pelan dan melanjutkan makannya.

"Tapi ingat, kau jangan suka melamun seperti itu"

Deo hanya mengangguk lagi.

***

Laki-laki dengan kemeja flanel kotak-kotak duduk ditaman dengan ponsel ditangannya. Deo sedari tadi mendecak kesal karena Andy- temannya itu tak kunjung datang. Padahal sudah hampir setengah jam dari kata otw Andy.

Brug!

Tiba tiba ada anak kecil yang terjatuh dari sepedanya, jauh dari Deo.

Deo ingin menghampiri anak itu, tetapi disana sudah ada perempuan yang membantu anak kecil itu.

Perempuan yang bisa membuat mata Deo terfokus terus padanya. Bahkan matanya menyipit saat meyakinkan kalau perempuan itu adalah Nadine- mantan kekasih Adam- adiknya sendiri.

Everything Has ChangedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang