Fear

1.8K 111 4
                                    


Embun pagi menghiasi kamar Nadine yang masih gelap itu.
Nadine yang merasa kedinginan akhirnya memilih untuk bangun dan bersiap ke kampusnya.

Nadine turun kelantai bawah dilihatnya semua teman temannya sedang tidur terlintang tak beraturan. Apalagi Steve, Stevan, dan Gino mereka tidur dengan kaki yang tak tau dimana. Nadine menggeleng.

Setelah mandi Nadine kembali ke kamar tidurnya. Baru saja ingin memasuki kamarnya. Pintu kamar Justin terbuka dilihat nya terdapat bingkai foto yang besar terpampang di dinding yang bercat coklat itu.
Nadine menyiritkan dahinya ketika dilihat foto wanita yang semalam datang. Cantik, dan berwibawa terdapat didalam foto itu.

"Nad. Kau melihat apa?" tanya Justin yang baru saja mengeringkan rambutnya menggunakan handuk.

"Aku hanya me-li-hat itu.. Burung merpati berdiri didepan jendela kamarmu, sangat cantik" kata Nadine berdusta

"Oh. Kau ingin kemana?" tanya Justin.

"Ingin ke kampus"

"Kau berangkat denganku saja. Aku juga ingin pulang" tawar justin

Nadine mengangguk.

Justin menghidupkan motornya dan memakai jaket. Di antarnya Nadine sampai kekampusnya.

Setelah sampai dikampus Bella datang dengan perut yang sedikit menonjol.

"Hai Deo!" kata Bella sambil memukul bahu Deo.

Nadine melongo jelas saja yang dimotor itu buka Deo melainkan Justin yang sedang menggunakan helmnya.

"Kau motor baru De?" tanya Bella lagi.

"Bel. Itu. Bukan. Deo" kata Nadine terpatah patah

"Lalu? Ini siapa?" kata Bella yang mukanya memerah.

"Justin perkenalkan dia Bella sahabat ku"

Justin membuka helmnya dan merapikan rambutnya sebentar. "Justin" kata Justin

"Nad, kau berdua sepasang kekasih?" kata Bella hati hati.

Nadine menggeleng cepat sedangkan Justin hanya menjawab dengan santai. Nadine melotot kearah Bella.

"Ya sudah aku pulang dulu Nad, Bel" kata Justin dingin langsung memakai helmnya dan melaju pergi.

Bella menatap Nadine dalam dalam.

"Kau harus bercerita dengan ku, Nad!" kata Bella yang melipat tangannya didepan dada.

"Oke, jadi aku tinggal dengan Justin- kau tidak usah melihat ku seperti itu dong, Aku bahkan belum selesai bicara" kata Nadine yang diplototi oleh Bella.
"Dengan sepuluh orang lainnya, mereka baik semua padaku"

Bella menaikan sebelah alisnya. "Dan mereka semua cowok?" tebak Bella.

"Bing- ada perempuan nya juga. Kau masih inget Jessie kan?" kata Nadine.

"Jessie? Jessie yang mana? Kurasa banyak sekali Nad" kata Bella tak bisa menebak.

"Jessie Denara"

"Jessie Denara? Hmm. Oh yang rambutnya berwarna merah dan yang waktu itu pendiam sekali kan?"kata Bella

"Binggo!"

"Hanya berdua? Terus mengapa Jessie bisa tinggal disana?! Duhh mengapa rumit sekali?!"

"Kenapa kau cerewet sekali? Ya bisa bisa in saja lah Bel" kata Nadine memutar bola matanya.

Bella melirik arlojinya. Kelas sudah akan dimulai. "Kau masih punya hutang cerita, padaku. Bye!" kata Bella meninggalkan Nadine.

Belum saja Nadine melangkah. Kevin menghalanginya.

"Nad, cowok yang tadi namanya Justin bukan?" tanya Kevin dengan penasaran.

"Ya, kenapa?"

"Kau berpacaran dengan dia?" tanya Kevin lagi.

Nadine menggeleng cepat. "Kenapa sih memangnya?" tanya Nadine jengkel.

"Tidak, hanya saja dia mantan kekasih adik ku. Sudah lama tak bertemu" jelas Kevin.

"Oh, begitu.. Yasudah aku ke kelas dulu" pamit Nadine dan dibalas dengan anggukan Kevin.

****

Hari ini jadwal mata kuliah Nadine ada yang sampai pukul tujuh malam. Nadine mengetuk ngetukan pulpen dimejanya. Kakinya di goyang goyangkan. Dosen yang mengajarnya pun sangat lama.
Nadine melirik arlojinya. Lima menit lagi pulang. Tidak, Nadine tak mau pulang. Dia hanya masih takut pulang malam akibat kejadian yang hampir menimpanya. Apalagi harus melewati gang itu lagi.

Dosen yang mengajarnya sekarang sudah membereskan buku bukunya. Mahasiswa yang lain sudah berhamburan keluar kelas. Nadine masih didalam kelasnya. Bella sahabatnya itu sudah pulang dari jam lima sore karena berbeda kelas. Nadine makin kebingungan. Dia tak tahu ingin meminta tumpangan dengan siapa. Akhirnya dia memberanikan diri mengirim pesan pada Deo.

Nadine: De, kau bisa menjemput ku di kampus?

Belum ada jawaban dari Deo.

Nadine memegang pelipisnya, bulu kuduknya berdiri. Dia ingin pulang sendiri tapi dia masih takut. Nadine mencoba mengirim sms ke Justin.

Nadine: Just, kau bisa menjemput ku di kampus?

Nadine mengusap wajahnya kasar. Sudah sepuluh menit dua orang itu belum membalas pesannya. Dia sudah melefon semuanya tetapi banyak yang sedang berada jauh dari kampusnya.
Nadine memutuskan untuk pulang sendiri. Berharap tak ada kejadian yang akan terulang seperti kemarin malam.

***

Gak tau kenapa part ini dikitnya parah banget!

Plis komen dong jangan sider terus.
Kasih saran yaa.

Alvero Deonova VS Justin Scourtnes.

Kalian pilih yng mana?

Everything Has ChangedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang