The Truth

2.3K 133 2
                                    


Terik matahari sudah memasuki seluruh kamar Nadine. Jelas, gorden kamar Nadine terbuka karena dia lupa menutupnya semalam.
Nadine mengerang kecil.
Dia melirik jam dinding yang ada di kamarnya. Untunglah hari ini kuliah Nadine libur.

Hari libur. Tak ada yang menarik dari hari libur. Membosankan, itu yang dirasakan oleh Nadine. Sudah sebulan ini Nadine menghabiskan liburannya dengan berdiam diri di balkon apartemen atau didalam kamarnya.

Nadine mencepol rambutnya rapih dan menggosok giginya. Dia berjalan menuju meja belajar nya. Dilihatnya buku kecil berwarna pink coral itu terjatuh dilantai.

Nadine mengernyitkan dahinya. Memangnya aku memiliki buku itu ya?

Nadine langsung mengambil buku kecil itu dan membukanya. Beberapa saat kemudian dia tersenyum. Jelas, itu adalah rencananya. Rencana yang disusun beberapa tahun yang lalu ketika masih bersahabat dengan Adam. Rencana pergi ketempat terpencil yang jarang orang datangi. Baginya itu unik. Dia akan mengisi waktu kosongnya dengan menjelajahi tempat tempat itu.

Tok tok!

Terdengar ketukan pintu yang kasar. Nadine menghela nafasnya, jelas itu adalah Catherine

"Ada apa mom?" tanya Nadine malas

"Apa kau tau ini jam berapa?" Tanya Catherine balik

Nadine melirik jam dinding yang ada dikamarnya.

"08.20" katanya singkat

Catherine melotot dan menatap tajam kearah Nadine.

"Kau dengan dad-mu sama saja! Sama sama tak tau di-"

"Aku memang anak tak tau diri, anak pembangkang, anak tak penurut, anak pembawa sial! Apa lagi? Kau puas?!"

Plak!

Tangan Catherine melayang keras di pipi Nadine. Nadine hanya tersenyum simpul.

"Catherine! Apa apaan kau?! Jangan menyakiti Nadine!" tiba tiba Thomas datang dan membela Nadine.

"Bela saja anak itu-"

Perdebatan antara kedua orang tua Nadine masih terdengar dikuping Nadine. Ia pun mengunci kamarnya dan masuk kekamar mandi. Dia hanya duduk di bathup sambil menekuk kakinya.

"Dia bukan anak ku! Anak ku sudah tiada! ia hanya anak yang dipungut dari panti! Anak yang tak tau diri! Anak yang tak tau terima kasih!" Ucap Catherine berteriak

Hati Nadine pecah. Dia baru mengetahui semuanya. Air matanya bercucuran. Hidupnya sempurna sudah. Nadine menangis kencang.

Dia bukan anak ku! Anak ku sudah tiada! Dia hanya anak yang dipungut dari panti! Anak yang tak tau diri! Anak yang tak tau terima kasih!

Kalimat itu terus berputar dikepalanya. Nadine sudah tak tahan hidup didunia ini.

Nadine menjambak rambutnya frustasi. Nadine hanya bisa memukul dinding kamar mandi dan melempar semua barang yang ada. Dia benci semuanya. Lengkap sudah kehidupannya. Tak mempunyai orang tua kandung, tak mempunyai orang yang menyayanginya. Semuanya tak ada.

Aku benci telah ada di dunia ini !!
Aku benci!!

Aku hanya anak pungut!
Aku hanya anak dari keluarga yang tidak jelas asal usulnya!

Everything Has ChangedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang