Cold

2.6K 146 1
                                    


Deo mengantar Claire ke apartemen nya.

"Ver, Kau mau masuk dulu?" tawar Claire kepada Deo tanpa memperdulikan Nadine yang disamping Deo.

Deo melirik jam tangannya, sudah menunjukan pukul 22.00, sebenarnya bagi Deo jam segitu belum ada apa apanya hanya karena dia membawa Nadine .

"Tidak, Aku harus pulang" kata Deo langsung menghidupkan mobilnya.

"Oke baiklah kau hati hati " kata Claire sambil melambaikan tangannya. Deo hanya membalas anggukan

Selama diperjalanan Deo dan Nadine berdiaman. Deo melirik gadis yang sedang duduk disampingnya itu. Mata Deo dan mata Nadine bertabrakan. Deo langsung membuang tatapannya.

"Apa?" kata Nadine sambil melirik Deo

Deo hanya melirik Nadine sambil menyeringai. Polos sekali

"Kenapa kau menyengir? Memangnya lucu?" Kata Nadine lagi

Deo tidak menjawab, dia hanya fokus pada jalanan. Tetap saja Deo tidak akan menaruh perasaannya kepada Nadine. Dia hanya masih memikirkan masa lalunya. Alexa Fransisca.

***

Sesampainya dirumah, Sherlyl sudah melipat kedua tangannya didepan dada. Dia tersenyum melihat kedua remaja itu sudah pulang.

"Bagaimana kencan kalian?" kata Sherlyl menatap Deo dan Nadine bergantian.

Keduanya hanya menggeleng cepat. Sherlyl tersenyum. Dia memang setuju jika Deo dan Nadine bisa dekat satu sama lain.

"Oh ya, Deo. Besok Nadine ada kelas pukul delapan pagi. Kau antar dia ya" kata Sherlyl membuat mata Nadine membulat. Jelas jelas Nadine tidak ingin diantar oleh Deo.

Deo melirik Nadine, Sebelah alisnya terangkat. Nadine yang dilihat hanya memasang wajah datarnya itu.

"Tidak" kata Deo singkat kemudian menuju kekamarnya.

Sherlyl hanya menggeleng melihat kelakuan anaknya itu. Tidak pernah berubah sedikit pun.

"Kau besok tetap harus diantar oleh Deo ya Nadine" Kata Mom

"Ha? Tidak usah mom, Aku bisa naik taksi saja" kata Nadine sambil tersenyum.

"Jangan sayang,lebih baik uangmu digunakan buat yang lain saja" Ujar Mom Sherlyl.

Nadien mengiyakan perkataan nya, Memang susah kalau membantah mom Sherlyl.

***

Terik dan cahaya matahari menembus pandang disela sela jendela Nadine. Nadine mengedipkan matanya dan sesekali dia menguceknya.
Jam sudah menunjukan pukul 06.30, tentu dia terlambat. Kebiasaan Nadine yang belum pernah hilang adalah telat bangun. Padahal dia sudah berusaha agar dia bisa bangun tepat waktu.

Dilihatnya rumah keluarga Derova memang sudah sepi jika jam segini.

Tok tok!

Tak ada jawaban dari kamar Adam. Ralat, Deo.

Nadine membuka pintu kamar itu sedikit demi sedikit. Dilihatnya laki laki itu masih tidur dengan nyenyak.

Seandainya yang tidur disana masih Adam. Pasti Nadine sudah mengguncang tubuh Adam dengan keras. Sayang, semuanya sudah berubah. Nadine tersenyum kecut. Dia langsung melupakan ingatan itu.

Belum saja Nadine memasuki kamar yang bernuansa abu abu itu, Deo sudah terbangun dan melihat Nadine didepan pintu.

"Kenapa?" tanya Deo dengan nada bangun tidurnya.

Everything Has ChangedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang