"Bi, lo ada kelas jam berapa?"
Gadis kuliahan yang diajak berbicara itu mulai berpikir, "Kayaknya gue gaada kelas hari ini."
"Bagus! Temenin gue ke perpustakaan yuk!" Ajak Calista kepada Bianca dengan bersemangat.
Ntar yang ada gue tidur di perpus.
"Duh, lo sama Acheel aja deh, atau sama Calum gitu. Gue lagi ada urusan sama dosen." Jawab Bianca beralasan.
Please percaya please percaya!
Calista terdiam sesaat lalu memperhatikan gerak-gerik Bianca. Sepertinya, ia menyadari kalau ada yang aneh dari Bianca.
"Ya udah. Gue sama Acheel aja deh, Calum juga keliatannya lagi sibuk sama urusan band-nya. Da-ah!"
Bianca tersenyum lebar saat Calista pergi keluar dengan mempercayai alasan recehnya barusan. Untuk urusan bohong-membohongi, memang seorang Bianca Ships jagonya.
"Permisi?"
Suara serak-serah basah yang berasal dari luar itu, terdengar ke gendang telinga Bianca. Dengan sigap, gadis kuliahan itu langsung mengintip lewat jendela kamarnya untuk mengetahui siapa pemilik suara itu.
Anus dugong.
Betapa kagetnya Bianca saat matanya melihat satu subyek yang berada di depan pintu asramanya. Jantung gadis kulihan itu-pun langsung berdegup dengan kencang, begitu juga dengan kulitnya yang mulai mengeluarkan keringat dingin.
"Permisi?" Ulang lelaki itu sambil memencet bel asrama.
"ZAYN LO NGAPAIN DISINI?!" Dengan reflek, Bianca-pun berteriak saat melihat lagi lelaki familiar itu.
Bianca mengakui kalau barusan adalah tindakan terbodoh yang pernah ia lakukan seumur hidupnya bahkan, tindakan ini lebih bodoh daripada, saat ia masih mempercayai kalau Zayn dan Rachel adalah pasangan asli.
Zayn-pun dengan refleknya menengok kearah jendela kamar Bianca. Dan Bianca juga dengan reflek langsung menutup horden jendelanya.
Bahlul bahlul bahlul bahlul.
Kalo Zayn liat gue, gimana?
Jantung Bianca langsung berdegup lebih kencang dari biasanya. Tubuhnya lemas serta berkeringat dingin. Tetapi semua ini berhenti saat gadis itu mendengar sesuatu;
"Ada apa ya?"
Suara yang terdengar oleh telinga Bianca adalah suara perempuan. Dan betapa leganya perasaan Bianca saat ia mengetahui kalau sudah ada yang membukakan Zayn pintu.
"Maaf ganggu, tapi gua mau bagiin undangan acara musik dari asrama gua. Suruh temen-temen asrama lu pada dateng ye." Jawab Zayn dengan suara yang sangat, sangat, sangat Bianca rindukan.
"Oalah oke."
Suara pintu yang sedang ditutup itu tiba-tiba terdengar masuk kedalam gendang telinga Bianca. Gadis kuliahan itu-pun langsung berlari keluar kamarnya.
"Evelyn! Lo yang bukain Zay-- Eh maksudnya, lo yang bukain cowok tadi pintu ya?" Tanya Bianca dengan wajah yang antusias.
Evelyn, teman se-asrama Bianca itu menjawab dengan aneh, "I-iya. Nih dia ngasih undangan,"
"Dateng gih, Bi! Lumayan anjir, asrama ini banyak cogannya. Cowok yang ngasih gue undangan tadi aja cogan." Lanjut Evelyn sembari mengasih Bianca selembar kertas undangan itu.
Saat Bianca ingin melihat undangan dari asrama Zayn itu, tiba-tiba ponsel Bianca yang berada di saku celananya itu bergetar.
+69 696969 : ini bianca?
a/n:
gAiz, gue lagi uas nih !! doain yaa biar nilainya memuaskan :))))
aamiin dong aamiin !!
ooya satu lagi, gue bikin cerita baru nich,, kali ini tentang kisah percintaannya niall !! dicek yuq di works gue yang berjudul hopeless :))
salam ntabjiw,
calista yang lg pusyink karna uas.
KAMU SEDANG MEMBACA
space between us ☁️ zjm
Fanfiction"the space between us doesn't matter, z." sequel of heartless✖️ z.m copyright © 2016 by acheel & calista.