Bianca melangkahkan kakinya masuk kedalam sebuah restoran dan bergegas mencari seseorang yang (ternyata) telah lama menunggu kedatangan dirinya disana.
"Sorry terlambat, sir. Saya ada urusan mendadak tadi," Sapa Bianca lalu duduk berhadapan dengan seorang laki-laki paruh baya itu.
Lelaki itu menjawab, "Bianca, saya itu lelah sama kamu yang susah banget buat diandelin."
"Maaf, sir. Saya minta maaf,"
"Menurut saya, maaf itu tidak cukup untuk membayar rasa kesal saya yang sudah menunggu 2 jam disini. Bianca Ships, kamu tidak lulus mata kuliah saya!" Bentak lelaki paruh baya itu lalu menaruh beberapa dollar untuk membayar makanan yang telah dimakannya saat masih menunggu Bianca dan pergi begitu saja.
Ah, dasar dosen rese!
Ingin rasanya Bianca menangis, tetapi gadis kuliah itu menahannya. Ia malah memilih untuk langsung bergegas pergi pulang menuju asramanya.
••
"Bi, bangun napa," Sebuah suara cempreng itu membangunkan Bianca dari tidurnya.
Rupanya, yang membangunkan adalah Calista atau lebih tepatnya--, teman sekamar Bianca di asrama.
"Kenapa?" Tanya Bianca dengan jiwanya yang belum 100 persen terkumpul.
"Anu--" Calista melanjutkan, "Gue mau pamit ya, malam ini gue nginep di asrama Acheel,"
Kutang dugong, bangunin gue cuman buat begini doang? Anjrit, amit-amit tu orang.
"Lo gapapa 'kan tidur sendiri malam ini? Ga parno-an 'kan?" Tanya Calista dan Bianca hanya meresponnya dengan sebuah tawa.
"Yaudah, dadah!" Pamit Calista lalu meninggalkan Bianca sendiri di dalam kamar mereka berdua.
Karena merasa sudah terbangun dan takkan mungkin bisa tidur lagi, Bianca memilih untuk menyalakan laptop miliknya dan membuka Skype. Gadis kuliah itu berniat akan memanggil Liam melalui Skype untuk menemaninya malam ini.
Tetapi, hasilnya nihil. Status Liam offline disana. Yah, kemungkinan Liam sedang sibuk di kampusnya, atau malah sedang tertidur dengan lelapnya di asrama lelaki itu.
Liam, aku rindu.
"Ih, kenapa sih gue?" Kata Bianca sambil memecahkan lamunannya.
"Daripada ngelamun, mending liat-liat gallery laptop, ah! Sekalian mengenang masa lalu."
Dan, benar. Itu adalah hal yang dilakukan Bianca pada malam ini. Ia membuka sebuah album di laptopnya yang berisikan foto-fotonya saat masih high school dulu.
Gadis kuliah itu sudah berkali-kali terkekeh saat melihat begitu banyak ekspresi menjijikan-nya di foto-foto tersebut. Yah, masa high school memang masa-masa yang paling menyenangkan, menurutnya.
Sampai pada suatu ketika, Bianca melihat sebuah album foto yang membuat hatinya hancur seketika. Dan ternyata, album foto itu diberi judul;
BZ. Bianca Zayn.
Dengan nekat, gadis kuliahan itu membuka album foto tersebut. Dan terbayangkanlah di jiwa Bianca beratus-ratus bahkan ribuan memorinya bersama sahabatnya, Zayn.
Bianca memencet foto ia bersama Zayn saat ulang tahunnya pada saat itu. Di foto itu mereka terlihat sangat senang, Zayn yang mencubit pipi Bianca sambil menjulurkan lidahnya dan Bianca yang menyender di bahu Zayn dengan tersenyum.
Rasanya ingin sekali Bianca memeluk Zayn saat ini, tapi itu tidak mungkin terjadi. Ia dan Zayn sudah berjauh-an, bahkan mereka sampai lost contact hingga sekarang.
Tetapi, suasana mellow ini terganggu oleh ponsel Bianca yang bergetar tiba-tiba mendandakan terdapat pesan singkat yang masuk.
calista: bi, di asrama cowo ada mahasiswa baru!
calista: kata acheel sih, ganteng. boleh tuh lo deketinbianca: udh parno gue sm cowok
Sent.
"IH PAK! UDAH SAYA BILANG KARDUS YANG INI JANGAN DIOTAK-ATIK!" Sebuah teriakan nyaring terdengar kedalam gendang telinga Bianca.
Dasar gila. Malem-malem gini kok teriak-teriak. Nggak waras.
"YA AMPUN, PAK! INI TUH BARANG PRIVASI! MASIH AJA MAU DIBUKA-BUKA YA!"
Bianca-pun menyerah. Gadis kuliahan itu mengintip apa yang terjadi di luar melalui jendela kamar asramanya. Dan ternyata, suara itu berasal dari seseorang yang baru saja pindah ke asrama laki-laki (yang letaknya persis di sebelah asrama Bianca).
Wajah lelaki itu tidak terlalu jelas karena lampu di depan asrama Bianca sudah mulai redup. Tetapi, kali ini Bianca tidak menyerah. Ia masih saja mengintip dan ingin melihat dengan jelas wajah si-mahasiswa baru itu.
"PAK! SAYA TUH NYEWA BAPAK BUAT BANTUIN SAYA MINDAH-MINDAHIN DOANG! UDAH DEH AH!" Teriak lelaki itu, lagi.
Dari suara lelaki itu, Bianca langsung teringat pada suara seseorang. Seseorang yang paling berpengaruh dalam sepanjang hidup Bianca ini.
Nggak mungkin kalo cowok itu Zayn. Lo mikir apasih, Bi?
"NAMA SAYA? ZAYN JAVADD MALIK. UDAH SANA PAK!"
Zayn. Javadd. Malik.
Bianca bersumpah tidak ada hal yang lebih mengagetkan dari ini. Ia-pun langsung bergegas mengambil ponselnya dan mengetik suatu pesan singkat sembari berjalan keluar asrama.
bianca: gue tau siapa mahasiswa barunya, cal
calista: sIAPA ANJIR? GANTENG GAK
Melihat notif tersebut Bianca mematikan ponselnya dan menaruhnya di meja.
"Masa iya sih, itu Zayn?"
a/n:
karna gue kehabisan nama buat jd cast disini, daaaan akhirnya gue memutuskan utk menggunakan nama ngasal hehehe :(
btw, coba deh kalian comment siapa nama kalian disini !! siapa tau ntar nama kalian bs jadi cast di mantab jiwa HEHEHHE :---)
- @caloumhood

KAMU SEDANG MEMBACA
space between us ☁️ zjm
Fiksi Penggemar"the space between us doesn't matter, z." sequel of heartless✖️ z.m copyright © 2016 by acheel & calista.