CHAPTER 3

1.1K 166 6
                                    

BRAK

Ketiga siswa terkesiap begitu Hyejeong membanting pintu ruang olim dengan kasar dan mendudukkan diri pada bangkunya dengan gusar. Selama dua tahun terakhir, mereka sama sekali tidak pernah mendapati seorang gadis berpengaruh seperti Hyejeong menampakkan kekesalannya secara kentara seperti ini.

"Ada apa? Kenapa kau terlihat kesal sekali?" Sungjae menanyakan secara terang-terangan.

"Hhh, seseorang membasahi seisi tasku dengan air. Buku tugas dan kumpulan soal olimpiadeku sekarang sudah menjadi bubur kertas!" Hyejeong merengek kesal seraya menghentak-hentakkan kedua kakinya gusar.

"Astaga, dia pasti orang yang dendam sekali denganmu!" Sungjae menimpali.

Taehyung yang merasa tertarik dengan cerita Hyejeong menutup buku kumpulan soalnya dan membenarkan posisi duduknya menghadap Hyejeong. "Di mana dan dengan siapa kau terakhir kali saat itu?"

"Sepulang sekolah aku dan teman-temanku pergi ke kamar mandi. Kami meninggalkan tas masing-masing di dekat wastafel, dan saat aku kembali dari bilik tasku sudah dalam keadaan basah kuyup. Seisi tas temanku juga begitu, tetapi tidak separah milikku."

Taehyung yang tengah merenung memikirkan sesuatu mendadak diinterupsi oleh hipotesa konyol Sungjae; "Mungkin saja tas kalian tergelincir dan tak sengaja menyenggol keran sehingga air mengalir kemudian membasahi tas kalian itu!"

Dan satu pukulan keras dari lintingan buku Taehyung mendarat pada kepala Sungjae.

"Pemikiran macam apa itu? Mana mungkin semua tas itu dapat jatuh dalam waktu yang bersamaan? Ini lebih seperti sesuatu yang sudah direncanakan sebelumnya!" Taehyung mengutarakan dugaannya.

Untuk sepersekian detik, Hyejeong terdiam hingga akhirnya menjentikkan jemarinya seolah menemukan sesuatu. "Ah, ya. Kemarin tidak hanya aku dan teman-temanku saja yang berada di sana. Ada orang lain yang mendiami bilik kamar mandi paling sudut, tapi aku tidak tahu siapa karena ia tak kunjung keluar."

Sungjae tiba-tiba saja turut menjetikkan jarinya antusias. "Wah, pasti dia! Pasti orang itu yang melakukannya!"

Hanbin yang sejak tadi hanya menyimak sama sekali tidak berminat untuk turut bergabung dengan percakapan itu. Ia masih mengerjakan kumpulan soal miliknya dengan tenang, namun siapa yang menyangka bahwa pikirannya justru melayang ke hal-hal yang lain.

Dan ketika Irene memasuki ruang kelas olim dengan cueknya, barulah Hanbin mengangkat pandangannya. Ia memandang lekat Irene yang duduk membelakanginya dalam diam dan tiba-tiba saja jemarinya mengepal erat bahkan nafasnya tertahan untuk sesaat.

Ada berbagai makna dibalik sorot mata Hanbin, namun ia sendiri juga tidak tahu pasti apa yang sedang ia rasakan. Marah? Iba? Kecewa? Dan tatkala bel masuk berbunyi, barulah Hanbin mengembalikan kesadarannya dan melanjutkan kembali soal yang sempat ia abaikan.

Ada suatu hal yang ia ketahui namun tidak oleh yang lain, dan ia berusaha mempertahankan itu.

---

Sungjae, Taehyung, Hanbin maupun Hyejeong segera merapatkan mejanya begitu bel istirahat berbunyi. Masing-masing dari mereka mengeluarkan bekal yang dibawa dari rumah. Sungjae bahkan mulai melahap sesuap demi sesuap Sushinya dengan rakus.

"Ya! Makanlah pelan-pelan! Kau ini sudah berapa hari tidak diberi makan, huh?" Hyejeong memukul tangan Sungjae dengan kedua sumpitnya.

"Cara makanku memang seperti ini. Aku berusaha menghayati cita rasa masakan ibuku dengan baik," tutur Sungjae dengan lagak kharismatik meskipun mulutnya masih dipenuhi dengan makanan.

SHARDS OF GLASSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang