CHAPTER 16

1K 160 20
                                    

Senyum sumringah merekah pada bibir Taehyung tatkala bel istirahat telah berbunyi. Sigap, ia merogoh laci mejanya kemudian beranjak meninggalkan kelas dengan membawa sesuatu pada genggamannya--sebuah kotak makan berwarna merah muda.

Taehyung mengamati kotak makan polos tersebut dengan penuh harap. Bagaimana tidak, kemarin ia sudah berusaha dengan keras untuk mencari makanan yang sesuai dengan kriteria Sungjae hingga malam bahkan ia sampai harus mengendap-endap ke dalam kamar Sohyun untuk mengambil tempat makan kesayangannya ini.
Lebih baik begitu, karena bila menggunakan tempat makannya sewaktu sekolah dasar yang bergambar ayam jago akan terlihat kampungan.

"Big boss!"

Satu tepukan mantap mendarat pada bahu kanan Taehyung, membuatnya menoleh dan mendapati seorang lelaki yang memang sudah tak asing baginya mengulurkan kedua tangan untuk mendekapnya. Disusul oleh sejumlah lelaki lain di belakang yang satu per satu mengerumuninya dengan pancaran kebahagiaan pada wajah mereka.

"Whoa! Lama tidak bertemu, Master!" Ejek salah seorang bersurai oranye dengan seulas senyum menawan. Saking terkejutnya, Taehyung bahkan baru dapat mencerna apa yang orang itu katakan selang beberapa detik setelahnya.

"Yo, Park Jimin!" Taehyung berseru dengan lantangnya. "Astaga, sudah berapa lama aku tidak bertemu dengan kalian?"

Taehyung tak mampu menyembunyikan rasa bahagianya saat kembali berjumpa dengan gang Bangtan. Ugh, rasanya seperti sudah sekian tahun mereka tak lagi bersama. Jadwal Taehyung yang padat tersebut memang menjadi dinding pembatas antara ia dengan teman-temannya sekalipun mereka berada di dalam satu sekolah yang sama.

"Tahu tidak, kemarin Hoseok hampir saja masuk rumah sakit karena musuhnya membenturkan kepalanya pada dinding terlampau keras. Namun untung saja Hoseok masih dapat menjawab perkalian sederhana dengan benar sehingga kami tak perlu repot-repot untuk patungan demi biaya rumah sakitnya nanti," jelas Yoongi yang kemudian mendapat bogeman cuma-cuma pada lengan kirinya oleh Hoseok.

Taehyung mengernyitkan dahinya sewaktu menyadari dahi Hoseok terbalut oleh perban yang melingkar. Ia termenung sejenak.

"Uhm, musuh Hoseok?"

"Iya"

"Sejak kapan Hoseok memancing masalah?" Taehyung begitu heran.

Kalau boleh dibilang, Hoseok memang satu-satunya anggota yang tidak memiliki konflik dengan pihak lain mengingat kepribadiannya yang kelewat hangat tersebut. Lagipula, ia hanya sekedar menyalurkan ide-ide brilian mengenai taktik menghadapi musuh dan hanya turun langsung ke lokasi di beberapa kesempatan saja.

"Yah, tanyakan saja pada Hoseok bagaimana bisa ia menggoda pacar ketua gang sekolah lain," ujar Namjoon seraya terkekeh.

"Aku tidak menggodanya, sungguh! Aku hanya membantu membawakan barang-barangnya saat ia turun dari bus. Tapi.."

"Tapi apa?"

"Karena dia begitu imut, aku sampai-sampai tidak sadar kalau mencubit pipinya," ujar Hoseok seraya memalingkan wajahnya yang sedikit merona, sementara yang lain menyemburkan tawanya dengan lantang.

"Demi penggorengan Seokjin, apakah jiwamu sebegitu kosongnya hingga kau tak dapat menahan diri?" Taehyung menyindir di sela-sela gelak tawanya, membuat Hoseok mendengus gusar.

"Big Boss, sesibuk itukah dirimu sampai-sampai kau harus membawa bekal ke sekolah?" Jungkook menunjuk kotak makan pada genggaman Taehyung dengan mengernyitkan sebelah alisnya, agak merasa geli karena warna yang dipilih.

Tawa Taehyung berangsur-angsur menyusut dan beralih mengulas senyum simpul. "Oh, ini bukan milikku. Aku ingin memberikannya pada---" Taehyung menggantungkan kalimatnya. Ia memasang ekpresi terkejut begitu menyadari sesuatu.

SHARDS OF GLASSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang