Kenapa Author buat Alvira lagi? Soalnya kehidupan Alvaro udah gak bisa Author jelasin lagi sejak Leo bilang kalo Adhila sama Alvaro itu harus deket. Dan yah, kali ini Auhtor harus nyelesain partnya Alvira yang udah ketinggalan juah hehe
**********************
Alvira berjalan mengendap endap keruangan Ayahnya. Entah mengapa ide konyol untuk mengejutkan Ayahnya terlintas dibenaknya. Alvira merindukan moment moment disaat ia bercengkrama dengan Ayahnya. Entah mengapa hal itu sudah jarang terjadi sejak Sepeninggal ibunya.
Alvira membuka pintu ruangan kerja ayahnya pelan, agar tidak ketahuan. Setelah terbuka sepenuhnya iapun menutuonya kembalo dengan gerakan lambat juga. Untunglah saat ini ayahnya sedang membelakanginya, dengan hal ini Alvira bisa melancarkan aksi kejut kejutan buat ayahnya
Ketika Alvira sudah didepan punggung ayahnya itu, senyum Alvira pudar. Ia melihat figura yang sedang dipegang oleh Ayahnya
Figura Ayah dan Ibunya
Alvira tersenyum lirih, aksi kejut kejutan yang sudah ia rencanakan tadi hilang sudah, semangatnya memudar ketika melihat bahu ayahnya bergetar karena menangis
Sebelumnya ayah tak pernah menangis, tapi sejak sepeninggal ibunya, ayahnya kini jadi lebih mementingkan urusan pekerjaan dibandingkan keluarga. Bukannya Alvira sudah kehilangan figur Ayah, tapi ayahnya tidak seperti dulu. Sudah jarang ada dirumah. Sesekali ayah akan pulang kerumah jika ada hal penting yang harus diselesaikan, sepenuhnya ia berada di kantor dan direstaurant. Makanha disetiap kali ada kesempatan Alvira akan datang ke restaurant ayahnya yang sudah ayah Alvira anggap menjadi Rumah
Walaupun begitu, Alvira masih mempunyai figur seorang ayah walaupun Ayahnya sudah jarang berada dirumah. Alvira dan Afi memahami hal ini, memang banyak orang yang mengakatan ketika seseorang telah ditinggal oleh orang yang mereka cintai orang tersebut akan melakukan kesibukan apapun agar ia tidak terlarut dalam kesedihan atas sepeninggal orang tersebut
Dan hal itu saat ini telah dilakukan oleh Ayah Alvira. Tanpa sadar, air matanya sudah luruh dari tadi. Perlahan ia mendekat lalu memeluk ayahnya dari belakang, Ayahnya terkesiap kaget tapi langsung diam, tak bergerak. Masih tetap ditempat. Ia tau siapa yang sedang memeluknya saat ini,
" Papa... " ucap Alvira lirih, begitu juga dengan Ayahnya. Ayahnya mengangguk pelan. Terlihat sebuah figura yang dilapisi kaca sebagai pembatasnya itu telah basah akan air mata. Kini Alvira tak bisa menahan kepedihan dihatinya lagi, ia terisak didekapan ayahnya
" Pa... " ucap Alvira, seraya memberikan kekuatan kepada Ayahnya padahal ia juga rapuh
" Hari ini tepat 2 tahun kepergian Mama, Ra " ucap Fernanda, lirih yang diangguki oleh Alvira
" Apakah Vira bakal kuat dengan semua ini, pa? " tanya Alvira lirih, yang diangguki oleh Fernanda
" Kita bakal kuat kok, Ra " balas papanya, dengan masih berlinang air mata
" Tapi walaupun kita kuat dengan semua ini, ada saatnya juga kita berada dititik terbawah. Dan juga... Sekuat kuatnya kita ada kalanya kita bakal rapuh, Pa... " lirih Alvira yang membuat ayahnya terisak pelan. Alvira berusaha menenangkan raga yang rapuh tersebut. Berusaha berbagi kekuatan bersama.
Saat itu, Alvira sedang berada dibagian farmasi obat obatan untuk menebus obat ibunya yang tadi baru saja habis. Saat itu Alvira sangat bahagia, karena ibunya telah melewati masa komanya selama berhari hari
KAMU SEDANG MEMBACA
Triple A
Teen FictionIni bukanlah cerita Alvaro dan Alvira semata, melainkan cerita mereka yang penuh dengan rahasia Seperti cerita Niki dan Nata di Refrain, Alvaro dan Alvira selalu bersama. Hingga pada akhirnya semua itu berawal dari Alvaro yang meninggalkan Alvira se...