Alvaro

38 11 0
                                    

" biar saya yang bayar " pemilik suara bariton itu yang seketika membuat adhila beserta sang kasir terbelalak kaget

" orang indonesia ya mas? " tanya kasir tersebut yang membuat varo mengangguk

Varo membuka isi dompetnya dan mengeluarkan beberapa lembar ratusan dollar dari dompetnya yang barusaja ia ambil di rekening

Sambil menghitung memasukkan barang belanjaan milik dhila, kasir tersebut menjawab

" baik banget ya pacarnya mbak, udah ganteng baik lagi. Mbaknya dibayarin "

Ucapan kasir tersebut sontak membuat dhila menunduk malu. Tapi itu tidak buat varo, malah sikap dhila sekarang bertolak belakang dengan varo yang kini dengan wajah datarnya menyahut pernyataan kasir tadi

" kita engga pacaran, kita cuma temen "

Sang kasir terkejut. Menghentikan hal yang dilakukannya tadi. Lalu tersenyum penuh arti dan melanjutkan pekerjaannya lagi. Tapi tidak untuk dhila, Pernyataan yang dikeluarkan varo tadi membuat dhila mendongak, tersenyum getir. pupus sudah harapan yang selama beberapa hari ini vira bangun,

Lo emang gak bisa gue sentuh ro

Tapi walau banyak hal yang akan menghadang, dhila akan tetap berusaha menggapai hati varo. Sesulit apapun itu

" Thank you " ucap kasir wanita tersebut yang hanya diangguki oleh varo. Adhila yang melihat itu hanya melongo tidak percaya bahwa varo melakukan hal ini kepadanya

Adhila mengucapkan terimakasih kepada kasir tersebut yang kebetulan orang indonesia juga lalu mengangkut 1 paper bag dan kantong sedang tersebut

Varo memperhatikan adhila intens. Entah mengapa varo bisa bisanya melakukan hal itu kepada adhila. Orang yang baru ditemuinya beberapa hari yang lalu

Adhila yang diperhatikan seperti hanya menunduk malu. Salah tingkah

Varo mengernyit bingung lalu sedetik kemudian ia merubah raut wajahnya seperti tadi. Ia tau jika dhila merasa risih ditatap seperti itu. Ia tau tanda tanda jika wanita seperti itu dari alvi, alvilah yang sering melakukan hal itu jika ia sedang malu karena varo. Varo tersenyum geli mengingat alvinya yang saat itu masih bersamanya ketika di indonesia. Ia selalu menunduk jika hal itu membuatnya malu

" mau pulang atau cuma nunduk gaje gitu sampe lumutan hm " ucap varo tiba tiba yang membuat dhila tersendak lalu mendongak menatap varo. Mata mereka bertemu sesaat hingga varo memutuskan hubungan kontak mata itu

Gue gak boleh gini, disana ada alvi yang nungguin gue

" ma-makasih " ucap dhila tulus. Varo hanya mengangguk tanda mengiyakan. Varo berjalan meninggalkan dhila. Dhila masih terdiam seiring kepergiannya varo. Ia Memperhatikan punggung varo yang mulai menjauh dari belakang. Perlahan ia berjalan mengikuti langkah varo hingga dhila tidak sengaja menabrak punggung varo yang berhenti melangkah

" aduh " ringis dhila kesakitan akibat baru saja menabrak punggung lelaki tersebut

Varo berbalik menatao kearah dhila " maaf " ucao varo singkat lalu saat itu juga membuat dhila gugup

" y-ya " ucap dhila singkat. Mereka kembali terbalut dalam keheningan hingga pada akhirnya varo mengangkat suara

" lo pulang naik apa? " tanya varo singkat. Dhila yang ditanya seperti itu seketika langsung terdiam mencerna sekali lagi omongan varo

" jalan, kenapa? "

Entah kekuatan dari mana; varo mengucapkan kata terlaknat ini kepada wanita manapun sebagaimana mesti janjinya kepada alvi dulu " pulang bareng gue aja " ucap varo yang membuat dhila lebih gugup dari sebelumnya. Entah mengapa pipinya langsung menghangat kala itu.

Triple ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang