Alvira

57 14 0
                                    

Alvira terbangun dari tidurnya. Hari ini adalah hari pertamanya masuk ke Universitas. Untung saja tidak menggunakan embel embel akan atribut seperti yang dilakukannya dahulu ketika jaman SMP dan SMA. Hal itu membuat vira mendesah lega, hanya saja vira harus menghadapi kesenioritasan milik mereka yang berhak untuk para anggota baru. Vira hanya memutarkan matanya jengah tanda tidak memperdulikan hal itu. Niatnya disana hanya ingin belajar, bukan untuk mencari tenar ataupun senioritas.

Vira disana mengambil jurusan Arsitektur. Ya, mengapa vira mengambil jurusan itu? Karena ia ingin menjadi seperti ayahnya, seorang Arsitektur yang pintar dan handal. Menjadi Arsitektur adalah cita cita yang ia miliki sedari dulu dan bangganya ayah vira mendukung. Ia sangat senang jika vira meneruskan pekerjaan ayahnya yang sekarang sudah pensiun. Maka dari itu vira berniat ingin meneruskan perusahaan property milik ayahnya yang sekarang diawasi oleh adik dari ayahnya alias Om Fandi. Vira berjanji akan menggantikan posisi Om Fandi yang sekarang sudah menginjak umur 40 tahun.

Waktu baru menunjukkan pukul 7 pagi. Masih punya waktu 1 jam untuk vira bergegas lalu berangkat ke Universitas barunya yang akan diantar oleh kak afi. Vira mencari handphone miliknya. Ia membuka tas kecil bewarna pink miliknya kemarin lalu menemukan handphonenya. Sayangnya, ketika vira hendak menghidupkan handphone, handphone itu low. Vira lupa menchargernya semalam akibat kegalauannya dengan Alva. Alhasil vira mencari charger iphonenya lalu mencharger handphonenya tersebut. Dalam keadaan off, handphone itu sedang mengisi daya

Setelah itu vira terlebih dahulu membereskan tempat tidurnya lalu bergegas pergi ke kamar mandi, ia tidak ingin dihari pertamanya masuk menikmati jenjang Universitas akan terlambat. Setelah 15 menit vira mandi, ia keluar menggunakan kimono bewarna biru miliknya. Ia bergegas menggunakan baju yang menurutnya pantas untuk dipakai untuk kuliah. Dengan kemeja merah maroon kotak kotak lengan panjang ditambah dengan celana jeans biru pudar sebatas lututnya dengan model ujung jeans dilipat. Dan dilengkapi dengan sepatu nike bewarna biru yang membuatnya sangat casual. Itu bukan kehendak vira, model jeans tersebut murni dari tempat awal vira membeli. Jadi apa boleh buat, vira tidak bisa melakukan apa apa

Anggaplah vira menjadi Jokowi karena menggunakan kemeja kotak kotak bewarna merah, hanya saja dibagian pergelangan tangan yang membedakannya. Milik jokowi berlengan pendek sedangkan vira berlengan panjang

Vira melirik jam sudah menunjukkan pukul 7:25 a.m. Langsung saja vira menguncir rambutnya asal menjadi buntuk kuda lalu mengambil tas dukungnya yang berisi beberapa buku tentang Arsitektur. Tak lupa juga ia menyelipkan kacamata yang sangat setia menemaninya selama 5 tahun belakangan ini walaupun kaca dari gagang tersebut sudah terganti lebih dari 3 kali dengan berbagai insiden.

Vira turun kebawah yang langsung disambut hangat oleh kak afi

" turun juga akhirnya adik kakak yang satu ini " ujar kak afi mencibir vira yang sudah lengkap dengan Seragam Anggota Kepolisiannya. Yap, kak afi adalah seorang polisi bagian Reserse disini. Vira yang mendengar hal itu hanya memutarkan bola matanya jengah

" kebiasaan deh "

Kak afi terkekeh melihat jawaban dari vira karena vira tidak ingin dilakukan seperti itu olehnya.

" cie yang baru masuk jenjang Universitas, semoga bisa tahan ya dengan kesenioritasan yang tinggi disana " ujar kak afi yang membuat vira sebal. Langsung saja dengar tatapan lapar vira menyambar tumpukan roti yang digabungkan menjadi satu itu kedalam mulutnya. Ia mengunyah roti itu cepat dengan sesekali mencibir kearah kak afi akibat kelakuannya tadi hingga...

" uhuk... Uhukk... " vira tersedak. Kak afi menatap vira khawatir lalu memberikan segelas air putih yang langsung disambar oleh vira. Ia meneguk air itu secara rakus

Triple ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang