Alvira

43 11 1
                                    

Alvira berhasil melewati pintu tersebut dan keluar dari kampus barunya bersama laras. Mereka tertawa sambil sesekali bercerita tentang masalalu mereka

" oh iya, btw lo tadi kesini naik apa? " tanya laras

" dianter sama kakak " ujar vira sambil terus berjalan menuju Cafe Starbuks yang - kata laras - tidak jauh dari sini

" gue kira lo bawa kendaraan " cibir laras yang dihadiahi tatapan sebal dari vira

" kak afi belum ngebolehin gue bawa kendaraan, padahal gue itu udah bisa. Sejak kelas 1 SMA gue diajarin sama papa. Tapi tetep aja gak dibolehin huh " curhat vira yang dijawab dengan tawaan dari laras

" hahaha, lo tuh ya, dasar anak mama " ejek laras yang langsung dihadiahi pelototan tajam oleh vira

" please deh. Gue itu anak papa, bukan mama. Kalo anak mama itu kak afi bukan gue " dengus vira yang dijawab dengan tawaan yang lebih keras dari sebelumnya oleh laras

" ohh jadi kalo bukan anak mama jadinya anak papa yaaa " goda laras yang semakin membuat vira kesal. Laras tertawa geli sesekali mengejek vira bahwa vira adalah anak papa. Vira hanya memutarkan bola matanya jengah lalu memandang lurus kearah jalan

" lo bercandain gue mulu " kesal vira yang dijawab kekehan oleh laras

" abisnya lo sih, masih childish. Jadi gue seneng godain lo dan juga seneng liat lo kesel hahaha " ucap laras yang langsung dihadiahi jitakan kecil dikepalanya. Laras mengaduh kesakitan kepada vira tetapi vira hanya melengos dan menatap laras tanpa dosa yang membuat laras geram terhadap vira

" calmdown beybeh " canda vira yang dijawab dengan gidikan bahu laras yang menandakan bahwa cewek itu geli

" hmm btw lo kesini naik apa? " tanya vira

" bawa mobil " ujar laras acuh. Vira terdiam, ia bingung seketika yang membuat laas pun menghentikan langkahnya lalu menatap vira dengan sebelah alis yang berkerut

" lo kenapa? " tanya laras bingung

" jadi mobil lo... " ujar vira terkejut dan tak percaya

" iya, pemikiran lo bener. Gue gunain hal itu biar papa gak tau kalo sebenernya gue itu minggat. Dan dengan mobil yang gue tinggalin disitu bisa ngelabuin papa gue yang sesekali mantau ada atau enggaknya mobil gue yang terparkir bersama ratusan bahkan ribuan mobil disini. Agar dia itu ngira kalo gue udah berubah sejak masuk universitas, udah enggak minggat lagi dan jadi anak baik baik. Gue pinter kan? " cerocos laras yang langsung dijawab dengan tatapan tak percaya dari vira

Kali ini vira mengakui bahwa laras sangat pintar. Bukan pintar lagi tetapi sangat cerdas. Ia bisa memikirkan jalan kedepan dengan segala tanggungan resiko yang ada. Benar benar hebat

" gakusah segitunya kali, gak sadar ya? Kita daritadi berenti didepan Starbuks " ujar laras berjalan dengan santainya sambil meninggalkan vira yang masih terdiam ditempatnya. Sedetik kemudian vira tersadar lalu sedikit berlari mengejar laras yang sedari tadi berjalan mendahuluinya

Dengan nafas ngos ngosan, vira mensejajarkan langkahnya dengan laras. Vira hendak memarahi laras akibat perlakuannya tadi tetapi vira urungkan karena ia masih mempunyai malu untuk berdebat ditempat yang ramai akan orang ini dan juga usahanya akan sia sia melihat tanggapan dari laras yang akan melengos saja ketika vira akan memarahinya. Vira simpan hal tersebut lalu masuk kedalam cafe yang saat ini masih ramai karena banyak para kalangan yang sedang untuk sarapan sampai bolos seperti vira dan laras

" hmm ternyata masih rame " gumam laras

" dan banyak juga yang sama pake jas kebangsaan kita " lanjut vira

Triple ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang