Tiga

403 53 3
                                    

Yoo Jung berjalan dengan wajah dinginnya seperti biasanya,menatap lurus kedepan tanpa menoleh untuk sekedar menyapa teman-teman sekolahnya.

Tentu saja,buat apa juga ia menyapa mereka,tak ada untungnya baginya,toh dia pun tak dianggap disini. Yoo Jung terhenti saat tangan Oh Sehun menahan pergelangan tangannya. Yoo Jung menatap malas Si Oh yang tersenyum manis dihadapannya.

“Lepaskan,”pinta Yoo Jung.

Sehun langsung melepaskan tangannya dari perrgelangan tangan Yoo Jung,sambil menunjukan senyum tiga jarinya.

Ok,memang perlu Yoo Jung ralat pernyataannya tadi,hampir semua siswa tidak menganggapnya,kecuali Oh Sehun,yang memang menyukainya sejak dulu. Yah,memang hanya Sehun yang mau berbicara dengannya disini. Dia baik,tampan,ramah dan pemilik saham terbesar dikeluarganya. Ia memang tidak terlalu menganggap status seseorang,baginya semua orang itu sama.

“Apa?”tanya Yoo Jung singkat.

“Kau dipanggil keruang Kepala Sekolah,”jawab Sehun.
“Aku?”
“Ne,ibumu kemari. Dia menunggumu bersama adikmu disana,”ujar Sehun.

“Oh,aku mengerti. Gomawo,”ujar Yoo Jung berterima kasih.Sedang Sehun hanya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Ada apa lagi sih Hyejin datang kemari? Sepertinya ibu tirinya itu memangtidak ada kerjaan. Yoo Jung mengetuk pintu terlebih dahulu sebelum akhirnya masuk keruangan itu. Terlihat Crish dan Hyejin tengah duduk bersama kepala sekolah sambil tertawa melihat celoteh Crish. Yoo Jung duduk disamping adiknya itu dengan tatapan penuh tanya.

“Yoo Jung-sshi,ibumu datang kemari membawakan mu bekal,dia benar-benar perhatian sekalikan padamu?”ujar Kepala Sekolah yang terdengar seperti penjilat ditelinga Yoo Jung.

Yoo Jung melirik kotak bekal yang dibawaHyejin. Ia bukan anak SD lagi,kenapa masih harus diantarkan bekal? Entah hyejin hanya sekedar mencari perhatian ataukah ia memang perhatian pada Yoo Jung. Yoo Jung sendiri tak begitu peduli. Toh baginya itu tak berarti apa-apa.

“Eh,Yoo Jung,mau kemana?”tanya Hyejin begitu melihat Yoo Jung berjalan pergi meninggalkan mereka.

Berkali-kali Kepala Sekolah memanggil namanya,namun terlihat diabaikan begitu saja olehnya. Persetan dengan bekal,perhatian atau apalah itu. Ia tak peduli,ia tau tak ada hal-hal semacam itu dalam hidupnya. Ia bosan mendengar para penjilat itu memuji Hyejin bak malaikat,sedang kan dirinya diperlakukan seperti sampah. Baik itu murid atau pun guru,semuanya sama-sama menjijikan disini.

Lagi,belum jauh juga ia melangkah,Suli sudah menghadangnya didepan koridor. Ia ingin memutar arah,namun anak buah Suli juga sudah mencegat dibelakang. Yoo Jung menghela nafas berat. Sudah cukup ia dibuat kesal tadi karena kedatangan Hyejin,sekarang Suli sepertinya ingin mencari masalah dengannya?

“Wah,kau habis dikunjungi Nyonya Kim Hyejin yah? Pantas saja raut wajahmu senang,”ujar Suli dengan nada mengejek.

Siapapun yang melihat wajahnya tau jika ekpresinya saat ini adalah kesal bukan senang. Demi apapun ingin sekali   Yoo Jung meninju wajah plastik Suli,namun sebisa mungkin ia menahannya.

“Oh,atau mungkin kau harus memanggilnya Ibu? Seharusnya kan kau senang mempunyai Ibu yang berasal dari keluarga super kaya dan terpandang. Hah,sayang sekali ya? Wanita secantik nyonya Kim Hyejin menikah dengan pengusaha baru yang mempunyai anak tidak sah yang tak jelas asal usulnya,"celoteh Suli sambil tersenyum sinis.

Bruk!

Sebuah tas limited edition channel melayang pas mengenai hidung Suli hingga membuat hidung Suli berdarah.

“Suli,hidung mu berdarah!”ucap Qian khawatir.

“Yak! Siapa yang berani melakukan ini padaku!”pekik Suli kesal.

Elegant Lies(Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang