Sembilan

272 42 1
                                    

Pagi menyapa,cahaya mentari melewati celah ventilasi jendela masuk,mengusik tidur seseorang. Jong Woon terlelap,terduduksembari menggenggam erat jemari Yoo Jung.

Yoo Jung perlahan membuka matanya. Sosok pertama yang dilihatnya adalah ayahnya. Yoo Jung menatap sekeliling. Ia berada dikamarnya saat ini. Yang terakhir diingatnya adalah ia pingsan setelah mendengar nama Alexandria.

Alexandria!

Tubuhnya kembali menggigil mengingat nama itu. Wanita yang begitu menyeramkan dalam ingatan Yoo Jung. Wanita cantik yang merupakan adik sepupu dari ibunya itu tak akan pernah tinggal diam sampai dirasa Yoo Jung tak mengusik keberadaannya lagi.

Jong Woon terbangun,menatap Yoo Jung lalu memegang kening Yoo Jung.

"Sudah merasa baik?"tanyanya.

Yoo Jung tak menjawab. Ia berusaha duduk,memeluk lututnya sembari menatap
kosong depan. Ingatan masa lalu kembali muncul.

***

Yoo Jung menangis sekeras-kerasnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yoo Jung menangis sekeras-kerasnya. Tubuhnya berbalut hanbook hitam. Semua yang berada dipemakaman ini nampak bersedih. Sang kakek juga terdiam,ikut terisak dalam diam. Tubuh tuanya nampak bergetar disanggah tongkatnya. Beberapa CEO,direktur serta karyawan hadir dipemakaman ini. Karangan bunga pun memenuhi tempat ini. Yoo Jung jatuh terduduk. Belum juga lewat sehari ia merasakan itu. Merasakan belaian kasih sayang sang ibu yang untuk pertama kalinya ditunjukan setelah 13 tahun.

Ia pikir ia akan menemukan sebuah kebahagian baru bersama ibunya. Membuka kisah yang lebih menyenangkan bersama sang ibu.

Nyatanya? Justru semuanya hilang. Sekejap,hilang dengan kejinya.Seorang gadis berwajah oriental namun berpenampilan western berjalan menghampiri Yoo Jung. Ia mengenakan dress hitam selutut dengan topi kecil berenda.

Bibirnya semerah darah,nampak menyunggingkan senyum tipis. Dengan lembut ia memegang bahu Yoo Jung. Memeluknya dari belakang. Bibirnya didekatkan ke telinga kanan Yoo Jung.

"Bagaimana rasanya terpisah dengan ibu tercinta?"tanyanya berbisik lembut.

Yoo Jung memandang ke arah wanita itu. Masih dengan air mata yang berderai. Wanita yang tak lain adalah Alexandria itu berpindah posisi. Menghadap Yoo Jung. Buku jarinya menghapus lembut sungai kecil di pipi Yoo Jung.

"Yang sabar ya keponakanku? Ini pasti sudah menjadi takdir Tuhan,"ujar Alexandria.

Ia lalu memeluk Yoo Jung,membuat para pelayat yang hadir benar-benar percaya jika ia menyayangi Yoo Jung.

"Lihatkan? Bagaimana pusara ibumu. Baguskan? Kau ingin seperti apa untukmu? Aku bisa membuatkannya untukmu,"ujar Alexandria sembari tetap memeluk Yoo Jung.

Intonasinya begitu rendah,membuat hanyaYoo Jung saja yang mampu mendengarnya. Yoo Jung berusaha melepas pelukannya,namun Alexandria masih memeluknya erat.

Elegant Lies(Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang