Dua Puluh Satu (Epilogue)

456 34 4
                                    

Dua insan itu terlihat serasi bersanding di altar. Saling mengucap janji sehidup semati kemudian berbagi kecupan. Sang pengantin wanita tidak hentinya tersenyum,ingin memberi tahu semua orang bahwa ini adalah hari paling membahagiakan baginya. Penantiannya selama ini berbuah manis.

Ketika buket bunga hendak dilemparkan,para tamu wanita mengerubut bak semut,mengincar buket bunga itu dengan antusias.

Hanya ada satu wanita yang tidak berada di sana,menyendiri dengan mantel berbulu tebal miliknya. Ia melambaikan tangannya pada pengantin wanita,seolah ikut bahagia hanya dengan menatap mereka dari jauh.

"Hei,bersenang-senanglah sedikit. Suli pasti senang kalau yang mendapatkan bunganya,"celetuk Kyungsoo dari belakang.

Si wanita mendengus,memilih tidak menanggapi ucapan Kyungsoo. Kaki jenjangnya melangkah meninggalkan pelataran gereja,pergi menuju mustang merah miliknya. Kyungsoo tersenyum sebelum mengikutinya dari belakang.

"Turun,"kata si wanita sebal begitu Kyungsoo ikut naik ke mobilnya.

"Teganya. Kau tahu aku tidak punya uang untuk naik kendaraan umum,"kata Kyungsoo mendramatisir.

Bohong.

Si wanita tahu Kyungsoo berbohong. Tentu saja,seorang dokter bedah jantung terkenal dari Amerika mana mungkin tidak punya uang?

Mengabaikan Kyungsoo,mobil itu melaju,meninggalkan pelataran gereja. Menembus jalanan Manhattan yang cukup ramai malam ini.

-
-
-

Awalnya Yoo Jung menolak untuk ikut masuk ke rumah sakit. Kyungsoo memaksanya,mengatakan bahwa ia ingin memberikan sesuatu pada Yoo Jung tapi tertinggal di rumah sakit. Yoo Jung terpaksa menurut ikut.

"Dr. Do,ada pasien gagal jantung!" Suster Everdeen memberi tahu.

Kyungsoo mengangguk paham. Mengucapkan maaf pada Yoo Jung dan memintanya untuk menunggu di ruangannya. Lagi,Yoo Jung cuma bisa menurut.

Ia duduk di ruangan Kyungsoo yang rapi. Figura foto diletakan di atas meja kerja. Yoo Jung tersenyum saat melihat foto itu. Itu foto Kyungsoo dan Kwangmi,juga putra mereka yang masih berusia satu tahun.

Mereka begitu bahagia,pikir Yoo Jung. Seandainya Jongin disini,mungkin dirinya juga berada di posisi sama dengan Kwangmi,bahagia bersama dengan pria yang ia cintai.

Setetes air mata jatuh. Yoo Jung buru-buru menghapusnya. Tidak,ia sudah berjanji untuk berusaha melupakan Jongin.

Pintu terbuka. Yoo Jung menoleh,mengira Kyungsoo sudah selesai dengan operasinya. Namun ia salah,itu bukan Kyungsoo,tapi seorang pria bertubuh tinggi kekar dengan warna kulit kecoklatan. Jas putih bertuliskan Dr. Kim Jongin dikenakannya.

Matanya mengerjap,tidak percaya kalau apa yang ada dihadapannya ini nyata. Pandangan Yoo Jung mendadak buram karena air mata di pelupuk.

"Hai."

Hanya itu yang diucapkannya. Setelah sepuluh tahun lamanya Yoo Jung menunggu yang pria itu bilang cuma kata hai?

Yoo Jung ingin menjambak rambut itu,menendang perutnya atau memakinya sepuas hati. Sayangnya ia tidak bisa melakukan semua itu. Yoo Jung hanya bisa menangis tanpa suara. Detik selanjutnya dekapan hangatlah yang justru dirasakan Yoo Jung.

"Maafkan aku,"kata suara itu lirih. "Maaf karena membuatmu menunggu lama."

"Idiot." Yoo Jung mengeratkan pelukannya. Menghirup aroma dark coklat yang selalu ia rindukan dari pria ini.

Pelukan dilerai. Jari-jari besar itu menghapus jejak air mata di pipi Yoo Jung. Seulas senyum yang selalu Yoo Jung mimpikan,kini terhadir kembali dengan nyata. Pria itu mengecup bibir Yoo Jung lembut.

"Aku mencintaimu,Kim Yoo Jung dan terima kasih karena telah menungguku."

"Aku juga mencintaimu,Kim Jongin,"balas Yoo Jung sebelum membungkam bibir Jongin dengan ciuman panas penuh kerinduan.

Fin.


Oke. Jadi bener-bener selesai ini fanfiction. Akhir kata selamat tinggal untuk pasangan Kim!

 Akhir kata selamat tinggal untuk pasangan Kim!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Elegant Lies(Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang