Lima

359 47 3
                                    

Semuanya datang begitu tiba-tiba hingga disebut sebuah kesialan. Siapa yang menyangka jika kesialan itu akan menjadi manis? Tidak semua kesialan akan menjadi pahit.
  -Orang Yang Pernah Merasakan Kesialan.

***

Bel istirahat berbunyi,pelajaran telah diakhiri. Yoo Jung membereskan buku pelajarannya diatas meja,memasukannya kembali ke dalam tas. Pria menyebalkan itu masih berada di tempat duduknya,memainkan ponselnya. Yoo Jung menatapnya malas,sebaiknya ia pergi ke perpustakaan saja dari pada harus meladeni si anak baru dan lainnya. Yoo Jung berjalan melewati beberapa siswa yang sedang mengumpul di meja salah satu siswa,mereka berbisik membicarakan sesuatu.

Menggosip lagi,yah,sepertinya memang mereka tidak punya kerjaan. Kenapa tidak menggunakan mulut mereka untuk melakukan hal berguna saja? Yoo Jung tak berminat untuk bergabung apalagi mencuri dengar. Tapi entah kenapa ia menghentikan langkahnya. Ada satu nama yang membuatnya tertarik. Kim Jongin,mereka tengah membicarakan murid baru itu. Yoo Jung mencuri dengar dari mereka jika Kim Jongin ditransfer akibat kelakuannya yang suka membolos dan berkelahi.

Bahkan ia sempat mengulang satu tahun akibat cederanya karena berkelahi. Ia harus dirawat selama enam bulan.

Yoo Jung menggelengkan kepalanya,baru saja tadi mereka memuji Kim Jongin cakep,sekarang sudah mencaci maki Jongin. Si anak baru terlihat memandang ke arah mereka. siswa mulut komprengan itu terlihat menunduk,tak berani menatap Jongin. Yoo Jung memandang remeh mereka. Baru saja mereka dengan berani luar biasa mengatai Jongin di belakangnya dengan segala ucapan kasar. Sekarang liat mereka semuahanya mampu diam ketika melihat Jongin datang menghampiri mereka.

Menyedihkan-batin Yoo jung.

“Oy,kaja kita makan!”ajak Jongin tiba-tiba.

Pria yang lebih tinggi darinya itu menghampiri Yoo Jung dan dengan seenaknya menarik tangan Yoo Jung lalu berjalan keluar.

Yoo Jung yang kaget hanya mengikuti langkah besar Jongsuk. Ia menatap Jongin sebal. Orang ini selalu saja seenaknya. Mereka berhenti di koridor sekolah,membuat Yoo Jung dengan sigap melepaskan tangannya. Ia menatap Jongin tajam seolah berkata “Kenapa kau menarik tanganku tadi”.

“Aku mau makan,tapi aku tidak tau dimana kantinnya. Palli  kita ke kantin dan makan bersama!”ujarnya dengan cengiran khasnya seolah menjawab tatapan mata Yoo Jung tadi.

“Minta antar yang lain saja,aku masih kenyang,”tolak Yoo Jung dingin.

Aigoo,kau benar-benar zombie,bicaramu datar dan kau sangat dingin sekali,aigoo,”komentar Jongin sambil geleng-geleng kepala.

“Benar karena menurutmu aku seperti zombie maka carilah teman manusiamu disini!”ujar Yoo Jung sinis.

“Yak,aku tau kau tadi menguping pembicaraan mereka kan tadi? Kau kira aku mau makan bersama orang yang diam-diam membicarakan aku?”ujar Jongin.

Yoo Jung menatap Jongin tak percaya,jadi tadi Jongin mendengar percakapan murid-murid tadi? Sepertinya indra pendengaran Jongin sangat tajam.

“Aku tidak mendengarnya,tapi dari raut wajah mereka serta mereka tadi sempat melirik kearahku aku tau mereka membicarakan aku,”jelas Jongin seolah mendengar percakapan Yoo Jung dalam hati.

“Sudahlah aku sudah lapar,kaja!”ajaknya lalu kembali menarik tangan Yoo Jung.

Yoo Jung berhenti,membuat pria itu menghentikan langkahnya.

“Kantinnya sebelah sana,”ujar Yoo Jung datar sambil menunjuk arah yang sebaliknya.

Jongin mengaruk-garuk kepalanya sambil tersenyum tidak jelas. Ia memang ceroboh.

Elegant Lies(Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang