Enam

305 47 3
                                    

Buku tebal bertuliskan tulisan alphabet itu tampak terbuka dimeja,didampingi oleh buku-buku tebal lainnya yang bertuliskan tulisan hangul. Pulpen merah kesayangannya tampak berada diantara jemarinya. Lampu belajarnya pun tampak menyala.

Seharusnya ia fokus pada buku-buku yang ada dihadapannya ini,mempelajari dan menyerap semua ilmu yang ada didalamnya. Tapi sayang sepertinya pikirannya tidak bekerja sesuai hatinya,pikirannya malah tertuju pada satu orang,Kim Jong In. Yah,sudah sebulan Jongin bersekolah di sekolahnya dan selama ini pula Jongin selalu bersamanya,makan bersama dan mengajak mengobrol meski pada kenyataannya Yoo Jung sangat jarang berbicara padanya.

Tapi Yoo Jung cukup senang mendapat seorang teman setelah sekian lama ia tidak mempunyai teman. Kim Jongin,orang super menyebalkan yang sok akrab dan tidak pernah peduli apa kata orang dan Yoo Jung sangat menyukai hal itu. Ia sangat baik padanya meski terkadang dirinya sering mengatakan kata-kata pedas dan dingin tapi Jongin selalu membalasnya dengan cengiran tololnya.

Yoo Jung membuka laci mejanya perlahan,mengambil sebuah figura photo yang sudah sangat lama ia simpan. Diambilnya kembali dan diperhatikannya pula dengan seksama. Ia tersenyum melihat photo dirinya dengan Suli,Kwangmi dan Krystal. Photo yang diambil setahun yang lalu.

Jujur ia merindukan momen seperti itu. momen saat dirinya benar-benar menjadi seorang remaja normal. Yang bisa tertawa dan bermain layaknya remaja kebanyakan,bukannya menjadi gadis dingin seperti sekarang.  Sebenarnya ia tau bukan karena statusnya sebagai anak haram yang membuat Suli menjadi membencinya,ok setidaknya itu bukan menjadi alasan pertamanya. Ia tau ini semua karena kejadian yang menimpa Kwangmi setahun yang lalu.

Andai saja ia bisa lebih peka,mungkin Kwangmi tidak akan menjadi seperti sekarang dan Suli juga tidak akan menaruh benci yang teramat besar padanya. Ia ingin  memperbaiki kesalahannya,ia ingin kembali seperti dulu. Tapi ia tidak tau caranya,benar-benar tidak tau.

Ponselnya bergetar,ada panggilan masuk,tertera nama Kim Jongin disitu. Ia menghela nafas. Akhir-akhir ini Jongin sering menelponnya dengan tujuan tidak jelas,bahkan tak jarang alasannya adalah iseng. Menyebalkan sekali.

Yoo Jung mengutuk samchonnya,Kyuhyun,yang dengan kurang ajarnya menyerahkan nomor telponnya pada Jongin tanpa seizinnya.  Benar-benar setan menyebalkan. Panggilan terputus,mungkin karena Yoo Jung belum juga mengangkat panggilannya. Tak lama panggilan dari Kim Jongin kembali masuk.

Yoo Jung mengangkatnya malas,sebenarnya ia enggan untuk menjawabnya tapi jika ia tidak menjawabnya maka mungkin Jongin akan terus menghubunginya,bahkan sampai ratusan kali.

“Ah,nona zombie!”sapanya riang.

“Berhenti memanggilku begitu. Ada apa kau menelponku?”tanya Yoo Jung to the point.

Dan dimulailah obrolan-obrolan aneh yang selalu diakhiri dengan teriakan kesal dari Yoo Jung. Tapi terkadang Yoo Jung tersenyum sendiri saat mendengar Jongin menceritakan hal-hal aneh. yah,baru kali ini Yoo Jung tertawa lepas saat mengobrol dengan teman,tepatnya setelah kejadian setahun yang lalu.

“Ah,ini sudah terlalu malam,sepertinya kau harus tidur kan?”ucap Jongin.

“Jika sudah tau kenapa masih terus bicara?”ujar Yoo Jung ketus.

“Aish,mianhae,kenapa kau jadi ketus begitu. Kalau begitu sampai bertemu besok yah,nona zombie!”ujarnya lalu menutup sambungan telpon.

Yoo Jung menaruh ponselnya di atas meja. Meski sering protes disebut sebagai nona zombie,tapi sebenarnya ia agak senang juga karena nama itu setidaknya lebih baik ketimbang nama “Anak tidak sah” ataupun “Anak pembawa sial” yang sering dilontarkan orang-orang sekitarnya.

Elegant Lies(Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang