Dua Puluh(bagian A)

336 36 5
                                    

"Ketika ujian itu datang sanggupkah manusia untuk bertahan?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ketika ujian itu datang sanggupkah manusia untuk bertahan?"


-
-
-

Seminggu ini perpustakaan penuh dengan para siswa yang ingin belajar. Ujian sebentar lagi dan mereka semua menginginkan hasil yang maksimal. Universitas top menjadi tujuan mereka saat ini,membuat mereka harus bekerja ekstra keras agar mendapat nilai bagus.

Semua orang tahu jika tes seleksi masuk perguruan tinggi sangat sulit. Banyak yang belajar siang dan malam,bahkan kantung mata menjadi hiasan wajib bagi beberapa siswa yang memiliki ambisi besar.

Semuanya bersemangat belajar,terkecuali Jongin. Pemuda berkulit tan itu sedari tadi hanya mendengus melihat tampang serius sang gadis. Begitu serius hingga Jongin terasa seperti diabaikan.

Pemuda itu mengetuk-ketuk pensilnya,sesekali ia bersiul menimbulkan tatapan membunuh dari para pengunjung perpustakaan yang ingin berkonsentrasi belajar. Jongin malah acuh,seolah tidak memedulikan tatapan tajam itu,ia malah asyik menyolek pipi Yoo Jung dengan telunjuknya. Sang gadis terkasih lama-lama terganggu,ia meletakkan pulpennya ke meja lalu memandang Jongin dengan sorot memeringati.

"Waegeure?" Nada Yoo Jung terdengar kesal.

"Ayo kita kencan!" Jongin bersemangat. Yoo Jung memandang jengah Jongin. Ia mengambil kamus tebalnya dan memukulnya pada kepala Jongin.

"Jangan bercanda." Yoo Jung kembali berkutat dengan soal bahasa inggrisnya.

Wajah Jongin langsung masam. Ia merebut buku Yoo Jung yang hampir saja membuat gadis bermarga Kim itu menjerit protes.

"Aku serius,"ujar Jongin dengan suara berbisik. "Ayo kita kencan."

"Kita sedang menghadapi ujian,Jongin,dan yang ada dipikiranmu hanya kencan?" Yoo Jung membereskan buku-bukunya,bermaksud meninggalkan perpustakaan. Agaknya ia harus mencari tempat yang lebih tenang saat ini. Tempat dimana Jongin tidak bisa mengganggunya.

"Ayolah,Yoonie,kau selalu sibuk belajar. Sekarang kau jarang memerhatikanku!"protes Jongin sambil mengikuti langkah Yoo Jung.

Sama sekali tidak berniat menjawab,si gadis jenius terus melangkah. Gemas,Jongin akhirnya menarik tangan Yoo Jung,membuat keduanya berhadapan di koridor yang sepi.

"Aku merindukanmu,"ujar Jongin nyaris berbisik. Matanya teralih ke arah lain,malu bertatap dengan sang terkasih.

"Mwo?" Yoo Jung nyaris terkekeh. Seorang Kim Jongin mengucap kata rindu rasanya terlalu mustahil.

"Aku merindukanmu,Yoo Jung,"ulangnya,masih tidak mau menatap sang gadis.

Tawa itu akhirnya lolos dari bibir mungil Yoo Jung. Jongin jadi salah tingkah. "Jangan tertawa!"ucap Jongin kesal. "Tidak ada yang lucu!"

"Bagiku hal ini lucu Jongin." Yoo Jung berusaha menghentikan tawanya. "Kita bertemu setiap hari di sekolah,bagaimana mungkin kau merindukanku?" Mata Yoo Jung berbinar geli.

Elegant Lies(Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang