First Meet

550 110 41
                                    

Natasya berlari menuju sekolah dengan terburu-buru, karena ini adalah hari pertamanya mengenakan seragam putih biru setelah 2 minggu lamanya ia libur. Kelas 9j iya itu kelasnya, Natasya berlari dari koridor selatan menuju kelas. Tiba-tiba ada seseorang juga berlari dari koridor sebelah utara.

Brukkk

"Awww sakit," ringis mereka berdua.

"Kalo jalan pake mata woy!" ujar Natasya.

"Lo juga pake acara lari-larian segala!"

"Yaudah sih ah,males gue berantem sama lo. " Natasya pun langsung berlalu ke dalam kelas.

Setelah memperkenalkan diri Natasya pun duduk di meja paling ujung, dan yang pastinya di belakang. Sialnya Natasya hari ini harus duduk sendiri tanpa pasangan. Mirisnya dia sudah jomblo duduk sendiri pula. Karena hari ini hanya perkenalan guru segala macam, Natasya memutuskan untuk tidur.

"Bangun woy!" seorang lelaki membangunkanku. Mimpi natasyaa yang yang indah pun terhenti karena lelaki itu.

"Apasih lo ganggu tidur gue," Natasya mengerjap-ngerjapkan mata.

"Lo mau tidur sampe besok ?udah waktunya balik woy!" ujar lelaki itu.

"Demi apa lo!? Gilaa gue tidur berapa jam?"

"Gue aja dari tadi duduk disini ga ada temen ngobrol, lagian lo cewe atau apasih hobi ko tidur kaya mayat."

"Lo juga ngapain duduk sebelah gue?Gue juga ingin duduk sama cewe tau ga,bukan sama Lo!! Cowo ga jelas," Natasya emosi.

"Lagian ya gue ini anak baru,dan gue juga ga berharap duduk sama lo. Sialnya gue kursi tinggal satu dan itu sama lo!!" Dia pun tak mau kalah.

"Lo mah ya ga mau kal-"

"Dari pada lo marah-marah mending kita kenalan, ga ada ruginya kan? Lo sendiri gue juga sendiri. Well, nama gue Deva Angga Wijaya panggil aja Deva," ucap lelaki itu sebut saja namanya Deva.

"Huftt,gue Natasya salam kenal Dev," Natasya mendengus kesal.

"Singkat amat nama lo,nama panjang lo apa?" tanya Deva.

"Yaelah lo ya kepo amat,siapa lo?" Natasya sinis.

"Gue cuma nanya aja sewot amat sih lo,lagian gue ingin kenal lo aja. Disini gue gapunya temen. Jadi gue kenalan sama lo,hidup gue ga lengkap kalo ga ada temen," Deva yang lagi-lagi tak mau kalah.

"Alay ah lo," ujar Natasya seraya meninggalkan Deva.

"Sialan kutu kampret," ucap Deva seraya mendengus kesal.

"Gue denger," ujar Natasya dengan  jahil.

"Bacot lo!" ucap Deva dari kejauhan.

"Dia laki-laki yang lucu,lumayan lah moodboster di sekolah daripada di rumah malah bikin gue gila. Temen baru hmm. " Batin Natasya.

Setelah pulang dari sekolah Natasya memutuskan untuk pulang ke rumah rajinnya dia pulang jam segini.

"Duit mana duitt," ujar seorang lelaki paruh baya seraya memecahkan piring yang ada di dapur.

Natasya pun langsung menuju ke dalam dapur melihat apa yang terjadi,ibunya sedang menangis ketakutan.

"Bu,ibu gapapa kan bu?" ucap natasya menenangkan,tetapi ibunya hanya diam seraya menangis tersendu-sendu.

"Bilang sama ibu lo anak tengil,ibu lo itu cuma numpang di rumah gue jadi dia harus ngasih duit ke gue setiap hari." ucap lelaki itu yang bernama om Freedy.

"Heh lo tua bangka lo kira ini rumah lo apa? Ini rumah Ayah gue." Ucap Natasya dengan sarkatis.

"Ayah? Mana ayah lo? Ninggalin lo dan ibu lo kan? Mana ayah yang selama ini lo banggain ga ada. Kakak gue yang sekaligus ayah lo itu udah ga peduli sama lo!! Atau jangan jangan dia udah mati di telan bumi!!" ucap Om Freedy.

"Bacot lo keluar sekarang!!! Jangan ganggu hidup gue," Natasya pun mendorong tubuhnya keluar rumah.

"Hidup lo ga akan pernah aman," ucap om Freedy.

Natasya pun berlalu ke kamar dan menenggelamkan kepalanya di bantal.Fikirannya terus memikirkan Om Freedy yang umurnya hanya berbeda 5 tahun darinya. Natasya pun mengigit jari ketakukan.

"NATASYA!!" Ujar ibu Natasya yang bernama Dian.

"Iya bu ada apa?" ujar Natasya dengan semangat karena ibunya memanggil. Tetapi setelah dia menghampirinya tamparan demi tamparan yang dia dapatkan

"Puas kamu? Hah? Gara-gara kamu ini semua terjadi sama kita!! Gara- gara kamu ayah ninggalin kita puas kamu?!!" Dian berucap dengan emosi Natasya pun hanya menangis. Ini yang selalu ia lakukan kepada anaknya, jika dia sedang emosi karena kelakuan Freedy.

Natasya pun berlari ke kamar karena rasa pedih yang terasa di sekitar wajahnya, rasa amis darah pun terasa di ujung bibirnya. Dia hanya bisa menangis meratapi hidupnya.

Maaf ya banyak typo yang bertebaran haha soalnya ngetiknya di hp nih :v
Sebenernya aku udah buat banyak partnya tapi ga ada semangat buat ngepostnya haha

I'm InvisibleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang