I'm not Believe it

274 94 9
                                    

Setelah kelulusan Natasya dan Deva lama tak bertemu. Rasanya rindu sekali Natasya dengannya, ini lah yang ia takuti. Ia takut Deva berubah tak seperti dulu lagi ia takut kehilangan sahabat terbaiknya.

Lost contact, ya itu yang sedang Natasya alami bersama Deva hampir beberapa minggu setelah kelulusan mereka tidak berhubungan, baik via handphone maupun bertatap muka langsung. Sehingga Natasya tak tau dimana Deva bersekolah sekarang.

Berbeda dengan dirinya yang sekolah saja di pilihkan guru,karena ibunya yang tak perduli kepadanya.

Global Internasional Senior High School, sekarang Natasya menuntun ilmu di sekolah barunya ini. Sekolah dengan 3 lapangan 2 kolam renang dan taman-taman yang indah.

Syukurlah gurunya mendaftarkan dirinya ke Sekolah se hebat ini. Jangan tanya mengapa cewe se abstrak Natasya kaya gini bisa masuk sekolah Favorit. Belajar mati-matian demi masuk sekolah ini,beasiswa? Itu yang ia dapatkan. Sujud syukur sama yang Maha Kuasa, karena di balik masalah yang aku memiliki aku masih diberi kebahagiaan.

"Para siswa baru diharapkan melihat pembagian kelas,setelah itu kembali ke lapangan." ucap seseorang dari spekear yaitu wakasek kesiswaan.

Natasya pun berlari dengan terburu-buru menuju papan pengumuman. Saat ia melihat pengumuman, ya beruntungnya dia masuk kelas IPA kelas yang dia idam idamkan sejak dahulu. X IPA 4 itulah kelasnya.

Setelah melihat papan pengumuman Natasya berbalik dan menabrak seseorang.

"Kalo jalan tuh pak-"ucapannya terhenti saat melihat seorang lelaki yang ia kenal.

"Natasya?? Demi apa lo?? Lo masuk sekolah ini juga??" mata Natasya terbelalak lebar

"Astaga Deva,demi apa? Ini lo? gue ga mimpi kan?" Natasya masih tak menyangka dengan kehadiran Deva di depannya.

"Kalo mau ngobrol jangan di sini ngalangin orang aja," ucap seorang wanita, Natasya pun lalu di tarik Deva menjauhi kerumunan.

"Gila Natasya!! Gue ga nyangka bisa satu sekolah lagi sama lo, gue mimpi apa semalem. Gilaa excited banget gue!"  Deva antusias.

"Gue juga ga nyangka Dev mungkin kita jodoh kali ya haha," ucapnya dengan tak kalah bersemangat.

"Haha insting sahabat selalu kuat," kata Deva yang membuat hatinya sedikit teriris. "Sahabat" ya itulah yang Deva ucapkan. Mungkin Deva hanya menganggap Natasya sahabat tak lebih.

"Gue kangen lo banget tau ga Nat, sumpah lost contact sama lo bikin gue frustasi, gue ga ada temen ngobrol sama temen main tau!" ucap Deva seraya merangkul Natasya dan merapatkan dengan tubuhnya. Seketika lamunan Natasya buyar sudah. Tak Natasya rasa semburat merah itu muncul di kedua pipinya.

"Ayah,ibu,kake,nenek bolo bolo Natasya gakuat tolongin,Natasya di rangkul Deva astagaahhhh. Natasya harus sujud syukur ini mahh." Batinnya

"Ih lo ga kangen gue apa nat?" tanya Deva yang menatap Natasya dengan intens.

"Kangen banget lahh,gilaa gue udah berasa ga hidupp kalo ga ada lo hahaha," ucap Deva dengan mengalihkan pandanganmya dari mata Natasya.

"Lebay lo dihh," Deva hanya tertawa cekikikan.

"Nyebelin lo Dev!"

"Udah ah Dev lepasin rangkulan lo ah bau ketek kaya pak Kosim penjaga sekolah yang bau keteknya kecium dari radius 10 km idih." jelas Natasya pada Deva. Rasanya tak tahan kalo lama2 di rangkul sama Deva. Jantungnya keburu berhenti kali ya.

"Lo suka ngintilin pa Kosim ya sampe-sampe bau keteknya aja tau?"

"Idihh lo mah,serius lo itu bau ketek bisa-bisa gue mati nyium bau lo!" Natasya pun tertawa terpingkal-pingkal melihat reaksi Deva

"idihh gue wangi gini, lagian lo sih ga kangen gue apa sampe gamau deket-deket sama gue."

"Engga lah ayy lo wangi ko wangi gue cuma bercanda, gue juga masih kangen sama lo curut tapi di liatin anak-anak yang lain, kalo lo masih ngerangkul gue gini." Natasya pun langsung melepaskan tangan kokoh Deva yang bertengger di bahunya. Lalu ia tarik lengan kekarnya menuju lapangan.

"Buru-buru amat sih cuy,"

"Ihh lo, mah gue ga mau aja dapet masalah di hari pertama sekolah,"

"Ahh lebay lo biasanya aja suka bikin masalah."

"Bacot lo Dev gue bisa berubah kali, eh by the way Dev lo kelas IPA/IPS"

"Kelas IPA dongg, X IPA 4," kata Deva dengan bersemangat.

"Sial gue sekelas sama lo lagi curut," kata Natasya dengan nada pura-pura sedih. Padahal dalam hati udah berasa naik Histeria 10x bulak balikan. Seneng banget gewlaa.

"Serius???" Teriak Deva tak percaya

Seketika para siswa yang sedang khusyuk mendengarkan pengumuman di kepala sekolah langsung melihat ke arah mereka.

"Bukan temen gue," ucap Natasya seraya mengangkat tangan ke atas layaknya pencuri yang tertangkap basah.

"sssstttt!" ucap para siswa bebarengan

"Heh curut gue malu setan,iblis,kutu, kudanil,babi. Astagfirullahaladzim ke bawa emosi kan. Lo sih ah pake acara teriak-teriakkan segala kaya yang suara lo bagus aja." ucap natasya berbisik.

"Santai aja kali ntar juga mereka lupa." Ucap Deva seraya meniup kupingnya

"Ihhh geliii Deva," Natasya pun berteriak, yang lantas mengundang perhatian para siswa lagi.

Natasya pun hanya menunduk malu dan Deva tak berhentinya menertawainya.

"Lo bakal tau akibatnya Deva." Katanya dalam hati.

Akhirnya 1 part selesai jugaa wkwk, maaf ga terlalu panjang yaa takutnya pada bosen haha.. Typo everywhere ladss

Fyi author lagi bt nih haha,yaudah sih yaa siapa peduli..

Maaf kalau engga jelas, ditunggu vomentnyaa

:))))

I'm InvisibleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang