Is it wrong? if I love you

147 27 11
                                    

"Bilangin tuh Nat ke pacar lo jangan suka suudzon sama orang hahaha."

"Hah??Pacar?"

Natasya dan Deva berbicara bersamaan. Mereka pun melirik satu sama lain. Deva pun terdiam menatap aneh wajah Natasya yang kemerahan.

"Eh lo, lo kok blushing?" ucap Deva dengan mencubit pipi Natasya yang membuyarkan lamunan Natasya.

"Eh eh ap? Blushing? Eh apa sih engga ah," Natasya pun gelagapan menjawab pertanyaan Deva.

Aufar pun gemas melihat kelakuan Natasya dan Deva, ia pun langsung menoyor kepala kedua temannya.

"Ahh kalian gausah nutup-nutupin kalo kalian pacaran," Aufar pun merangkul kedua temannya ini dengan erat.

"Ihh aufar sesek tau ga!" ucap Natasya melepaskan rangkulan Aufar. "Lagian ya gue sama Deva itu cum-" Ucapan Natasya terpotong karena Deva mulai membuka mulutnya untuk berbicara.

"Cuma sahabatan dan ga lebih, gue ga mungkin atau ga akan pernah suka sama Natasya dan begitu pun sebaliknya. Ya kan Nat?"

JLEB

"Tapi gue suka sama lo Deva, gue suka sama lo! coba aja lo lebih peka sama keadaan sekitar lo, sahabat yang udah 2 tahun bareng bareng sama lo." Dalam hati Natasya merutuki dirinya, dalam fikirannya terngiang-ngiang perkataan Deva yang menusuk hatinya. Rasanya ia ingin mengungkapkan semuanya kepada Deva.

"Hellow Natasya Rahardian Putri gue ngomong sama lo," ucap Deva seraya menggerakan tangganya di depan wajah Natasya. Natasya yang sedang melamun itu pun sadar dan menjawab pertanyaan Deva dengan gelagapan. "Ehh, iy- apa itu Dev iya gamungkin hehe"

Aufar yang akan menggoda lagi kedua temannya ini tiba-tiba saja mengurungkan niatnya. Ia merasakan atmosfir di sekitarnya berubah 180° derajat. Dirinya memperhatikan wajah Natasya yang berubah masam, akibat perkataan Deva. Aufar pun segera menggalihkan pembicaraan.

"Udah ahh sekarang kita lanjutin laporannya, udah gitu kita nonton deh. Lo ada kaset baru kan Dev?" Deva pun mengangguk antusias. Begitu pun Natasya ia menutupi kesedihannya, dengan berpura-pura tidak terjadi apa-apa.

***

Setelah selesai menonton film yang berdurasi 1 jam 57 menit itu, Aufar dan Deva pun beranjak dari sofa. Deva pun melenggangkan kakinya ke kamar mandi, sedangkan Aufar melihat Natasya sedang tertidur pulas sambil menekukan kakinya. Ralat, Natasya tidak tertidur ia sedang menangis. Ia menutupi isakannya dengan bantal. Aufar yang menyadari keadaan ini langsung mengguncangkan bahu Natasya.

"Udah selesai ya?" Ucap Natasya yang langsung mendongakkan kepalanya.

"Udah dari tadi Nat, lo gapapa?" Natasya pun menggeleng pelan, Aufar pun mengulurkan tangannya membantu Natasya berdiri.

Deva pun kembali dari kamar mandi dan mengacak-acak rambut Natasya.

"Akhirnya si tukang tidur bangun juga, lo ga nginep aja Nat? eh mata lo bengkak, kenapa ga?"

"Engga ah Dev mau bobo cantik aja di rumah, tadi gue sedih aja pas liat adegan film."

"Dasar Aneh,hmnm oke gue anter-" ucapan Deva pun terhenti saat jari telunjuk Natasya menutup mulutnya.

"Gue bareng Aufar ayy kasian lo nanti bulak balik"

Deva pun mendengus pasrah "Yaudah deh, Far jagain ayang gue ya. Awas jangan sampe lecet S E D I K I T P U N" Deva menepuk pundak Aufar. Aufar mengangguk sambil memberikan hormat kepada Deva layaknya prajurit kepada atasannya.

Tercetak bulan sabit di wajah Natasya, meskipun terdapat luka dihatinya. Aufar pun segera menarik tangan Natasya pergi dari rumah Deva.

Aufar dan Natasya sama-sama terdiam, Akhirnya Aufar pun membuka pembicaraan.

I'm InvisibleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang