Aufarbi : Nat?
Natasya : Paan
Aufarbi : Engga jadi
Natasya : Heu gue kira apaan
Natasya pun memutuskan untuk mematikan handphonenya dan melemparnya asal. Akhirnya ia terlelap tertidur.
Saat Natasya terbangun dia menyalakan handphonenya dan melihat notifikasi dari Deva.
45 missed call from Deva
175 messages from Deva"Jam berapa sih? Pagi-pagi udah bikin berisik hape orang," Natasya menggerutu dan melirik ke arah jam dinding.
"Aaaaa 20 menit lagi masuk,"
Natasya melompat dari kasurnya dan berlari menuju kamar mandi, tak butuh waktu lama untuk Natasya jika terburu-buru saat ini.Ia pun bergegas turun dari kamarnya, dan menghampiri Deva yang telah menunggunya duduk di teras rumah.
Deva menyilangkan kedua tangannya di depan dada, dan mengetuk-ngetukkan ujung telapak kakinya ke lantai.
"Jam berapa ini tuan putri?" Deva melirik ke arah jam digitalnya.
Natasya menarik paksa lengan Deva dan menyuruhnya untuk segera berangkat menuju sekolahnya.
Ia segera menaiki motor Deva, dan melingkarkan tangannya di pinggang sahabatnya ini."Cie udah mulai berani meluk-meluk ya sekarang," Deva menepuk-nepuk tangan Natasya yang melingkar di pinggangnya.
Semburat merah itu muncul di pipi Natasya. Ia rasa sepertinya mukanya sudah seperti kepiting rebus.
"Biar sekarang gue gini sama lo, deket sama lo aja bikin bahagia apalagi milikin lo Dev." ucap Natasya dalam hati.
Natasya mencubit pinggang Deva,
"Jangan geer lo, gue meluk lo biar bisa ngebut tau!""Hahaha iya gini gapapa ko Nat, selagi lo nyaman gue juga nyaman." Deva menancapkan gasnya dan segera berangkat menuju sekolahnya.
"Lo emang selalu bikin gue nyaman Dev," batin Natasya.
Natasya pun meletakkan kepalanya di punggung Deva, yang selalu membuatnya merasa terlindungi.
Beruntung Natasya dan Deva tidak terlambat untuk tiba di sekolahnya. Natasya pun segera turun dari motor milik Deva, dan menunggu sahabatnya ini di depan aula. Berbeda dengan Deva yang memarkinkan motornya terlebih dahulu.
"Yu ah masuk," ucap Deva menyelipkan jari-jarinya di tangan Natasya.
"Ih jangan gini Dev, malu ah." Deva melepaskan tautan jari diantara mereka berdua, lalu terkekeh geli.
"Malu-malu mau lo mah Nat,"
"Gausah geer lo haha,"
Natasya dan Deva berjalan menuju kelasnya, ia menyapa siapa pun yang melewatinya.
"Dev gue ke kamar mandi dulu ya lo duluan." Natasya berbelok ke arah kamar mandi.
"Yaudah hati-hati Nat,"
Deva pun melanjutkan aktifitasnya berjalan menuju kelasnya, dan menyapa teman yang ia kenal.
Karena asyik memberikan high five kepada teman-temannya. Dia menabrak seseorang yang tepat berada di depannya, hingga mereka berdua terjatuh.Bruk
"Eh sorry-sorry,"
Deva pun berdiri, diikuti wanita di depannya ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Invisible
Teen FictionCinta seperti permen karet yang awalnya manis tapi hambar sesudahnya. Berbagai ekspetasi terngiang di fikiranku seolah-olah cinta itu akan selalu berakhir bahagia. Tetapi cinta selalu saja manis di awal yang membuat kebahagiaan sesaat, akhir? Tidak...