Natasya terbangun dengan semangat 45 di pagi hari. Iya karena ini hari pertamanya sekolah setelah hampir 1 bulan sakit. Ia pun segera bersiap-siap dan langsung tancap gas menuju ruang makan.
"Pagi buu" ucap Natasya mencium pipi ibu sekilas
"Pagi sayang, ini makan dulu. Ini uang jajan kamu. Dan ini bekel makan siang kamu." Ibu menunjuk 1 persatu makanan untuk natasya
"Siapp kaptenn" ujarku
"Oh iya Nat cepetan makannya, pacar kamu udah nunggu di luar tuh dari tadi" Natasya yang sedang meminum susu pun tersedak mendengar embel-embel pacar.
"Bukan pacar buu, yaudah ah bu berangkat dulu ya. Byee" Natasya pun mencium tangan ibunya dan menghampiri Deva.
"Pake motor Dev?"
"Iya nih, lo ga suka? Apa gue balik lagi ke rumah gitu ya ambil mobil. Punggung lo sakit kalo naik motor?" ucap Deva khawatir
"Ihh engga kok Dev, malah enakan naik motor anginnya sepoy-sepoy terus cepet sampe lagi."
"Ahh yang betul Nat, dasar lo mah modus ya biar peluk peluk gue." Deva mengerlik jahil
"Geer lo ah sebel" ucap Natasya seraya menoyor kepala Deva
"Ih jangan suka toyor-toyor kepala gue,nanti gue bego lagi kaya lo"
"Ihh lo mah jahat Dev"
"Yahh ngambek buruan ah naik"
"Ga"
"Ayo dong Nat"
"Ga ah mending gue naik angkot aja"
"Natasya ayo dong jangan ngambek,gue traktir lo ke greentea holic dehh" Natasya pun langsung menaiki motor Deva tanpa aba-aba.
"Janji ya pulang sekolah ke greentea holic"
"iyaa curut, yu ah lets goww" ujar Deva seraya melajukan motornya
Akhirnya Natasa tiba di sekolah, teman-temannya menyambut kedatangan dirinya. Ia pun melemparkan senyumku kepada mereka. Natasya dan Deva berjalan beriringan menuju kelas. Deva membawakan tas Natasya, ia merasa Deva sudah seperti pembantunya saja hahaha. Tapi tenang itu kemauan Deva kok.
Natasya pun duduk di kursi paling depan karena ini permintaannya kepada Deva. Banyak pelajaran yang tertinggal membuatnya harus duduk di bangku paling depan.
Sepertinya pelajaran belum terlalu sulit sehingga memudahkannya untuk cepat mengerti.
Setelah pelajaran selesai Natasya dan Deva pun segera pulang menuju rumah. Bukan rumah sih lebih tepatnya Cafe yang Deva sudah janjikan.
Aku dan Deva pun langsung tancap gas menuju tempat itu.
"Siang, ada yang bisa saya bantu?" ujar sang pelayan yang menghampiri Natasya dan Deva
"Sebentar ya mba"
"Lo mau pesen apa Nat?" tanya Deva
"Hmm pancake green tea,green tea ball, green tea float, mini cake with green tea cream, sama kue cubit green tea satu porsi deh." ucap Natasya dengan semangat dan Deva hanya menganga tak percaya.
"Kalo Mas nya, mau pesan apa?" tanya pelayan itu lagi.
"Hmm saya Green Tea Float sama green tea ball deh mba" ujar Deva
"Baik saya ulangi 1 pancake green tea, 2 green tea float, 1 mini cake with green tea cream, 1 porsi kue cubit green tea sama 2 green tea ball. Ditunggu ya 10 menit, terima kasih."
Pelayan itu pun meninggalkan mereka berdua.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Invisible
Teen FictionCinta seperti permen karet yang awalnya manis tapi hambar sesudahnya. Berbagai ekspetasi terngiang di fikiranku seolah-olah cinta itu akan selalu berakhir bahagia. Tetapi cinta selalu saja manis di awal yang membuat kebahagiaan sesaat, akhir? Tidak...
