Waktu menunjukan pukul 03.15, menandakan bahawa pelajaran telah selesai, dan murid-murid dipersilahkan pulang, lagi-lagi tidak dengan murid yang mempunyai banyak kegiatan di sekolah, salah satu-nya adalah Syanin dan Alex.
Syanin memasuki buku-buku ke dalam tas-nya dan Alex menghampiri-nya, "Nin, ayo ke ruang OSIS, takut telat ikut rapat-nya,"
"Oh iya bentar, gue mau sms nyokap dulu, mau bilang pulangnya agak malem," Jawab Syanin.
"oke,"
From : Syanin
To : Mamama, aku pulang-nya agak malem, soalnya mau rapat OSIS.
Syanin memasuki Handphone-nya ke dalam saku baju-nya. "Yuk lex," ia bangun dari kursi-nya, lalu mereka berdua berjalan menuju ruang OSIS. "Nin, jadi pulang bareng sama gue kan?," Alex memandangi wajah Syanin dari samping.
"jadi dong, tadi pagi gue udah izin sama bokap," ujar Syanin.
"nanti makan diluar yuk?," Ajak Alex.
"Iya, atur aja bos," jawab Syanin.
***
Rapat OSIS telah selesai, Syanin dan Alex berjalan menuju parkiran, tidak ada yang bersuara diantara mereka, hening, dan tentram, hingga akhirnya Alex membuka percakapan diantara mereka.
"nin, kalau seandainya gue suka sama lo gimana?," Tanya Alex.
Syanin menganggap pertanyaan Alex adalah hanya lelucon biasa, karna memang mereka terbiasa seperti itu, "HAHAHA, bosen ih nanya gini mulu," Jawab Syanin.
Alex hanya diam, tak mengeluarkan sepatah kata pun.Mereka sampai di parkiran, Alex membukakan pintu buat Syanin, "Aduh lex, gue berasa tuan putri dibukaiin pintu begini,"
"Kan lo selalu jadi tuan putri dihati gue, eakkk,"
"Anjrit, geli lex heu," Jawab Syanin
Entah mengapa, jawaban Syanin berhasil membuat hati Alex retak, jatuh berkeping-keping, sampai tak tau kemana pecahan hati itu. Ya, Alex memang jatuh cinta dengan Syanin, gadis cantik berambut panjang sebahu, tapi ia sadar, bahwa Syanin hanya menganggap ia teman biasa.
"Kita makan dimana nih?," Tanya Alex.
"Di kawasan Jakarta Timur aja," Jawab Syanin.
"Oh iya nin, lo belum cerita kenapa handphone lo bisa ketinggalan,"
"Aduh lex, panjang ceritanya, kapan-kapan aja ya gue ceritaiin,"
"hmmm, yaudah deh,"
Mobil Alex berhenti tepat di tukang Nasi Goreng, mereka turun, dan lagi-lagi Alex membukakan pintu untuk Syanin. "silahkan turun, tuan putri," Goda Alex.
"Terimakasih Tuan-ku," Jawab Syanin.
"udah yuk ah, laper nih,"
***
Syanin datang kerumah pukul 08.00, namun ayah-nya belum datang dirumah, Syanin menaiki anak tangga dirumah-nya. "Syaninn," Teriak seorang perempuan yang asal suara-nya dari bawah. "Apaa mahhh?," jawab Syanin."kamu makan dulu sini,"
"Tadi udah makan bareng Alex mah," jawab-nya.
Tiba-tiba ada teriakan dari atas, "Alex siapa tuh? pacar yaa?,"
"apaan sih kaa, gajelas," Jawab Syanin.
Syanin langsung melanjutkan langkah-nya menuju kamarnya. Saat ia baru saja menginjakan kaki diperbatasan pintu kamarnya, tiba-tiba *kringgg*. Syanin langsung membuka handphone-nya, dan ternyata ada pesan masuk dari Citra.
From : Citra
To : SyaninNin, besok kerja kelompok dirumah gue aja yah
"Hmmphhh, bakalan ada si kak Nata dong?," Ia tersenyum kecil, gue kenapa malah senyum-senyum sendiri. Tanya-nya dalam hati.
From : Syanin
To : CitraSiap cit!
Sent.
Ia langsung men-charger handphone-nya, mengingat batrai-nya sudah mencapai 15%, ia langsung merebahkan tubuh-nya diatas kasur karna saking kelelahan-nya.
***
Nata masih membayangkan wajah Syanin, entah mengapa cowok ini trus memikirkan Syanin, tersenyum sendiri, memang benar, ternyata jatuh cinta bisa membuat orang terlihat seperti orang gila. Jauh dalam lubuk hati Nata, ia ingin bertengkar kecil dengan gadis itu, karna itu lah klimaks-nya, itu yang sulit untuk dilupakan. Nata berniat untuk ke kamar adik-nya, Nata ingin menanyai seputat Syanin. kok gue jadi kepo gini ya sama tuh cewek, Nata bergumam salam hati.
*Tok tok tok*
"Siapaa?," tanya Citra.
"Kakak lo," Jawab Nata.
Terdengar langkah kaki, Citra membuka pintu dan bertanya sambil menyenderkan tubuh-nya di dekat pintu, "kenapa?," Tanya Citra.
Nata belum menjawab pertanyaan Citra, ia langsung masuk ke kamar adik-nya itu dan langsung rebahan.
"Gue minta nomer Syanin.""hah? buat apaa?" Tanya adik-nya itu sambil tidur di sebelah kakak-nya.
"Ada urusan, bawel lo ih," Jawab Nata
Citra mengangkat tubuhnya dan mencolek dagu kakak-nya. "urusan percintaan yaa??,"
"Ah paansih, gece minta nomer-nya,"
Citra mengambil ponsel-nya yang ada di atas meja, sambil mencari nomer Syanin, "i-iya gitu aja marah lu ka,"
"Nihh," Citra mengarahkan ponsel-nya ke Nata, dan tertera nomer Syanin.
Nata langsung mencatat nomer-nya di ponsel. Ia tersenyum kecil, sambil mencium kening adiknya, "Makasih adik-ku sayang,"
"Cabul lo kak,"
Tanpa memperdulikan perkataan Citra, Nata langsung pergi meninggalkan Citra dan menuju ke kamar-nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kepada ; Yang Tak Pernah Mungkin
RomanceAku hampir menyerah atas kamu, aku sudah berusaha sebisa aku, untuk jdi seseorang yang kau mau, ternyata bagimu semua tak ada arti, dihadapanmu aku tak berharga sama sekali, sepertinya untukmu, semua dariku akan selalu kurang, karena sesungguhnya yg...