Sepuluh ❌

118 5 0
                                    

Syanin, Alex dan Citra berjalan menuju bioskop, saat mereka ingin memasuki ruangan, Syanin melihat Nata sedang membeli pop corn, lalu Syanin langsung masuk kedalam ruangan, ia duduk di sebelah Citra, karna Citra tak pernah mau duduk di pinggir, ia harus duduk diantara teman-teman-nya, Syanin merogoh tas-nya mencari ponsel untuk sekedar update di salah satu social media. Kemudian seorang pria duduk disebelah-nya, Syanin menoleh dan mendapati Nata sedang memakan pop corn yang ada ditangan-nya.

"E-lo lagi?," Tanya Syanin.

Nata menoleh dan berkata, "Elo lagi?,"

Syanin memutar bola mata-nya, sambil berkata, "Ckk"

"kenapa? gasuka kalau gue disebelah lo?," Tanya Nata.

Syanin menoleh ke arah Nata, "Engga, kenapa? mau marah?," Jawab Syanin.

"ah, biasa-nya juga kalau ketemu gue suka seneng kan?," Pandangan Nata lurus kedepan tanpa memandang Syanin.

"Serah lu ah," Jawab Syanin.

Citra menepuk pundak Syanin, "lo ngomong sama siapa sih?," suara citra sedikit di minimalisir karna Film sudah diputar.

"Sama kakak lo," Jawab Syanin

Citra menoleh ke arah Syanin dan melihat kakak-nya yang sedang asik memakan pop corn sambil memandangi film yang sudah di putar, "dia disebelah lo? yaampun," Tanya Citra.

"Iyee," Jawab Syanin.

Citra mengarahkan mulut-nya kedekat kuping Syanin, "kayanya, dia suka deh sama lo,"

Syanin menoleh ke arah Citra, "Hah?,"

Citra mencolek hidung Syanin, "cie cie deg-degan ya?,"

"apasih ih," Syanin menjawab dengan ketus.

Suara musik didalam ruangan itu mulai mencengangkan, karna film yang diputar adalah film horror, Syanin menutupi mata-nya dengan kedua tangan-nya.

"kalau takut mending gausah nonton," celetuk Nata.

Syanin menoleh ke arah Nata dengan menajamkan mata-nya tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

Syanin sudah melepaskan tangan-nya yang menutupi penglihatan-nya itu, Tiba-tiba ada tangan seorang pria yang menggenggam tangan Syanin. Tubuh-nya mendingin, hati-nya bedetak lebih keras dan lebih kencang, ia melihat bahwa Nata lah yang memegang tangan-nya saat ini. Namun Syanin hanya terdiam dan tak mengeluarkan sepatah katapun, begitu juga dengan Nata.

Film sudah berakhir, Nata dan Syanin masih saling menggenggam, namun saat Citra memergoki-nya, spontan Nata dan Syanin melepas genggaman-nya.

"cie cie pegangan tangan," Goda Citra.

"Enggaa," Syanin dan Nata menjawab dengan waktu yang beraamaan, sedangkan Alex hanya memandangi mereka berdua dengan alis yang berkerut.

"udah deh, hayu pulang," Ucap Alex sambil berjalan melewati Citra dan menarik tangan Syanin, sedangkan Citra membututi Syanin dan Alex sambil melambaikan tangan kepada kakak-nya.

Syanin berusaha melepaskan genggaman Alex dari tangan-nya yang genggaman tersebut lumayan kencang, "sakit lex, lepasin." Ucap Syanin.

Alex tak menghiraukan ucapan Syanin. Nata mengikuti Syanin, Alex dan Citra karna melihat Syanin yang ditarik paksa oleh Alex, kemudian langkah mereka terhenti saat Nata menarik pundak Alex dari belakang, "Lo gausah kasar gitu sama cewek," Ucap Nata dengan mengangkat dagu-nya.

Kemudian Syanin berusaha melepaskan genggaman Alex, "Alex lepasin, tangan gue sakit!,", tapi Alex terus berjalan tak menghiraukan ucapan Syanin Dan Nata.

Kepada  ; Yang Tak Pernah MungkinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang