Tujuh ❌

116 5 0
                                    

Syanin, Alex dan Citra sudah selesai mengerjakan Tugas Kelompok. Alex yang terburu-buru harus segera pulang karna beberapa menit sebelum-nya, kakak Alex memberitahu bahwa ia harus segera mengantar ibu-nya ke Bandara, karna mengingat Ibu Alex sering sekali pulang pergi ke luar negri.

"gue balik duluan ya, oh iya nin, maaf gabisa nganter lo pulang," Ucap Alex.

"Selow lex, gue bisa pulang sendiri kok," Jawab Syanin.

"Yaudah, gue duluan ya Cit, Nin,"

"Iya hati-hati," Jawab dua perempuan yang kini duduk di depan Alex.

Syanin mengeluarkan ponsel-nya dan mengirim pesan singkat kepada Nata.

To : Ka Nata

Ka, jadi ga nih? gue udah selesai

"chat sama siapa sih? serius amat?," Tanya Citra sambil menyenggol bahu Syanin.

"Bukan siapa-siapa ih," Jawab Syanin.

"lo gapapa pulang sendirian?," Tanya Citra.

"Gapa--"

"biar gue aja yang nganterin," Sontak Citra dan Syanin langsung menoleh ke arah yang bersamaan.

"cie cie, mau PDKT yaa?," Citra mencolek dagu Syanin.

"Apasih cit," Ucap Syanin.

"yaudah hayu," Syanin langsung ditarik tangan-nya dengan Nata, Syanin langsung berdiri.

"Gu-gue pamit ya Cit,"

"okey, hati-hati. jangan diculik tuh temen gue Kaaa,"

Syanin dan Nata langsung memasuki mobil.

"kira-kira Citra curiga ga ya," Tanya Nata sambil mengoper gigi dan menancap gas.

"Engga sih kayanya, soalnya kan ini bukan hari special dia, jadi pasti dia mikir gaada apa-apa," Jawab Syanin.

"kok tumben pinter?,"

"suka rese ih," Jawab Syanin.

"oh iya, waktu itu gue gasengaja ngeliat Lockscreen lo, itu ada foto lo sama cowok, cowok itu siapa?," Tanya Nata sambil sesekali melirik ke arah Syanin.

Syanin langsung diam membeku, ia bingung untuk menceritakan-nya darimana, mata-nya kini mulai berkaca-kaca.

"Temen," Jawab Syanin dengan singkat, padat dan jelas.

"muka lo kenapa langsung lesu begitu, coba cerita,"

Syanin tak kuasa menahan air mata-nya yang sudah tertumpuk di kelopak mata, akhirnya air mata-nya turun membasahi pipi-nya. Nata kemudian melihat Syanin, dan langsung memberhentikan mobil-nya.

"kok lo nangis?," Tanya Nata dengan menajamkan tatapan-nya kepada Syanin, sementara Syanin hanya menunduk.

Syanin mengusap air matanya, "Kok kita berenti?," Tanya Syanin mengalihkan pembicaraan.

"lo kenapa nangis? just tell me why?," Nata mengarahkan badan-nya begitu dekat dengan Syanin, dan menatap mata Syanin dengan rasa iba.

"Dulu dia temen deket gue, deket banget, sampe pada akhirnya dia ninggalin gu--,"

Belum sempat Syanin melanjutkan perkataan-nya, Nata tiba-tiba memeluk tubuhnya dengan erat.

"It's oke nin, i know what u feel,"

Tubuh Syanin serasa melayang, jantungnya sepuluh kali lebih kencang dari sebelum-nya. Nata kemudian melepaskan pelukan-nya sambil berkata, "udah yah, gausah nangis lagi, tambah jelek kalau nangis." Ucap Nata.

"Iyaa, Yaudah yuk lanjut lagi,"

"lanjut apanya? lanjut peluk lo lagi nih?," Nata merentangkan tangan-nya sambil ingin memeluk Syanin lagi.

"Eitsss, enak aja lo, lanjut jalan lagi," Jawab Syanin.

"ohh, kiraiin mau dipeluk lagi." Nata langsung mengoper gigi mobil dan menginjak gas lalu berjalan menuju tempat tujuan.

Syanin hanya memutarkan bola mata-nya dan kemudian menatap lurus kedepan, ia merasa ada yang beda dengan diri-nya, perasaannya campur aduk tidak karuan.

***

"Citra kira-kira lagi mau apa ya nin?," Tanya Nata sambil melihat kiri dan kanan.

"Hmm, kemarin sih dia bilang lagi mau nyari novel, mungkin lo bisa kasih dia novel," Jawab Syanin.

"yakin nih? novel-nya siapa?," Tanya Nata sambil memasuki toko buku.

"Dia suka sama novel-nya Dwitasari,"

"tunjukkin kaya gimana cover-nya,"

"Ya lo mau yang judul-nya apa?," Tanya Syanin

"aduh apa aja deh, yang penting novel-nya si dwitasari,"

Syanin langsung berjalan menuju tempat dimana novel tersebut berada, dan Nata mengikuti-nya dari belakang.

"Nih," Ucap Syanin sambil menyodorkan novel tersebut.

"untung gue ngajak lo, coba kalau engga, gue pusing nyari tuh novel," Ucap Nata.

Syanin dan Nata keluar dari toko buku, kemudian tiba-tiba Syanin langsung memasuki toko mainan, ia melihat ada boneka panda didalam sana.

"Ihh lucu, beli ah," Gumam Syanin

"yaampun udah gede kali, masih aja suka boneka," Ucap Nata sambil mengusap kepala Syanin.

"bodo," Syanin langsung menuju meja kasir.

"250.000 Ribu ka," Ucap penjaga kasir.

Syanin merogoh tas-nya mencari uang untuk membayar boneka panda tersebut, namun Nata langung menahan Syanin dan membayar Boneka Panda-nya dengan uang Nata.

"ngapain sih lu," Ucap Syanin dengan ketus

"udah ah, bawel lu,"

Syanin pasrah dengan apa yang dilakukan Nata. ia menghembuskan nafas dan berjalan menyusul Nata yang sudah berjarak cukup jauh dari hadapan-nya.

"Nataa ini," Syanin menyodorkan uang Rp.300.000,00 dan menahan Nata untuk tidak berjalan.

"apasih, itu hadiah buat lo, karna lo udah nganterin gue," Ucap Nata.

Syanin tersenyum kecil, "thanks ya,"

Nata hanya tersenyum tidak membalas perkataan Syanin.

"laper ga? makan dulu yuk," Tawar Nata.

"Ta--,"

Nata langsung menarik tangan Syanin, "udah ah hayu,"

"iya iya ih," Ucap Syanin.

Kepada  ; Yang Tak Pernah MungkinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang