Dua Belas ❌

103 3 0
                                    

00.00 a.m

Tepat pukul 12 malam, Nata sudah menginjak usia 17th, kini seharus-nya ia sudah menjadi anak laki-laki yang kuat dan perkasa, dan pasti ia membutuhkan seseorang yang bisa membuat dia tersenyum saat pagi, siang, sore, maupun malam.

"Happy birthday Nata, Happy Birthday Nata, happy birthday, happy birthday, happy birthday to you," Suara nyanyiaan dari keluarga Nata, dan teman-teman sekolah Nata.

Nata terbangun dari tidurnya, mengusap muka-nya dan mengucek-ngucek kedua mata-nya, ia tak menyangka ulang tahun-nya kali ini begitu meriah, saat ia ingin meniupkan lilin, ia melihat ada seseorang perempuan di antara kerumunan teman-temannya, perempuan yang seperti-nya sangat ia kenal, dulu.

Kemudian perempuan itu menghampiri Nata dan mengucapkan, "Selamat ulang tahun ya taa,"

Nata tak suka akan kehadiran perempuan itu, perempuan itu adalah masa lalu-nya, perempuan itu pernah membuat Nata bahagia, bahagia, dan bahagia, sampai pada akhirn-nya mereka pisah karna Sophie bermain api dibelakang.

"Ngapain lo disini?," Tanya Nata.

Sophie tersenyum, "mau ngerayaiin ulang tahun lo,"

*Kringgg*

Ponsel Nata berdering, menandakan ada pesan masuk, karna berdering hanya satu kali.

From : Syanin

Happy birthday Nata, semoga selalu jadi diri sendiri ya!

Nata tersenyum melihat pesan dari Syanin, bahagia-nya tak terukur, ia sibuk memainkan ponsel-nya sedangkan teman-temannya sedang asik mengobrol.

Sophie duduk disamping Nata, "Nat, udah punya pacar?," Tanya Sophie.

"bukan urusan lu." Jawab Nata dengan ketus.

"ya jelas jadi urusan aku lah, kalau kamu udah punya pacar, pacar kamu harus lebih baik dari aku," Ucap Sophie.

"Gue juga gabakal nyari yang kaya lo," Ucap Nata.

Sophie berdiri dan berjalan menghampiri Citra, "Cit, kakak kamu udah punya pacar?," Tanya Sophie, LAGI.

"belum, tapi kayanya dia lagi suka sama cewek." Jawab Citra dengan ketus.

Sophie hanya mengangguk mendengar jawaban dari Citra.

***

Syanin sudah pulang dari rumah sakit, sebenar-nya ia tak diperbolehkan sekolah dulu, karna mengingat kondisi-nya yang masih kurang membaik. kali ini Syanin berangkat kesekolah sendiri karna Ayah-nya sudah berangkat dari jam 04.00 am. Syanin duduk di kursi paling depan dekat supir, karna alasan jika duduk dibelakang, ia tak suka karna duduk yang menyamping bisa membuat ia sakit kepala.

Syanin telah sampai di depan sekolah, tepat saat ia membayar ongkos kepada supir angkot, Nata memasuki gerbang sekolah dengan membawa mobil-nya seperti biasa. Sedangkan Citra diturunkan di halte yang dekat dengan sekolah, karna alasan tidak mau ketahuan murid Rajawali bahwa Citra adalah adik Nata. Kemudian Syanin menghampiri Citra, "Haii cit," Sapa Syanin.

"haloo nin!," Sapa Citra.

"nin, kok jidat lo di perban?, itu kenapa? lo gapapa kan?" Tanya Citra.

Kepada  ; Yang Tak Pernah MungkinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang