Chapter Fourteen

3.5K 118 6
                                    

They Meet Again

Chapter 14

"Aireen?."

Aireen menoleh dan mendapati Karisha yang tengah berdiri menatapnya sambil membawa Tas kecil dan segelas Ice coffee miliknya.

"Hai." Sapa Aireen.

Karisha tersenyum, "apa boleh aku duduk di sini?."

"Tentu." Aireen sedikit merapihkan wajahnya yang tadi basah akibat air mata.

"Sehabis menangis hm?."

Aireen menatap Karisha, "tidak hanya kelilipan."

"Aku bukan anak kecil yang bisa di bohongi."

"Tidak, aku tidak apa-apa."

Karisha memutar bola matanya dengan malas, "Sudah lama ya kita tidak berjumpa."

"Begitulah. Bagaimana keadaan kamu di Indonesia?."

Karisha menatap keluar jendela kedai kopi, "aku selalu tinggal di Indonesia hingga aku menjadi sarjana tapi kehidupanku tidak baik."

"Maksudmu?."

"Aku sempat hancur selama satu tahun, tapi aku bisa bangkit lagi dengan semangat yang sudah berbeda."

"Kalau boleh tau kenapa kamu hancur pada saat itu?."

"Sepertinya bagian yang itu aku belum bisa ceritakan Padamu."

"Ya, tidak apa-apa."

Aireen menatap keluar jendela, salju sudah mulai turun dari langit london. Aireen teringat Musim panas sudah berakhir dan akan berganti jadi musim dingin.

"Apakah ini sudah mulai memasuki musim dingin?." Tanya Karisha.

"Ya, akan banyak salju yang turun."

Karisha tersenyum, "baru pertama kali aku merasakan winter di London."

Aireen, "kalau begitu selamat menikmati."

Karisha tersenyum kecil ke arah Aireen, senyuman yang menurut Aireen mengandung aura yang hmm... Negatif.

'Semoga ini akan menjadi winter terakhir kamu, Aireen.'

••••

Kelvin keluar dari rumah sakit menuju mobilnya namun ketika ia membuka pintu sebuah tangan menahannya membuat ia menoleh ke pemilik tangan tersebut. Ketika sudah mengetahui siapa yang menahan pintu mobilnya, Kelvin segera tersenyum melihat seseorang tersebut.

"Hey James." Sapa kelvin dengan senyuman yang manis.

"Bisa bicara sebentar?." Tanya James dengan wajah yang sendu.

Kelvin mengernyitkan dahinya, "ada apa?."

"Kita bicara di apartement kamu."

Kelvin mengangguk lalu masuk ke dalam mobilnya diikuti oleh James yang duduk di kursi penumpang.
Di dalam perjalanan tak ada yang memulai percakapan duluan, Kelvin merasa ada yang aneh dengan sikap James yang diam dan membawa aura dingin dan mengintimidasi.

Setibanya di basement apartement mereka segera turun dari mobil dan menuju lift. Saat di lift Kelvin melirik ke arah James yang terus melihatnya dengan tatapan tajam.

"James, sebenarnya ada apa?." Tanya Kelvin hati-hati.

"Kita akan bicara di ruang tamu kamu, tapi jangan marah bila ruang tamu kamu akan hancur." Jawab James dingin.

Kelvin mengernyitkan dahinya tak mengerti dengan ucapan James.
Saat terdengar denting suara lift mereka segera keluar dari lift dan menuju apartement Kelvin.
Setibanya disana, James duduk di ruang tamu apartement Kelvin sedangkan Kelvin berjalan menuju bartender untuk menyiapkan minum.

WLIT [2] : They Meet AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang