Chapter Twenty Five

3.2K 122 10
                                    

They meet again

Chapter 25

[Please Don't forget to Vote]

Aireen keluar dari mobil Pak iyon diikuti oleh Pak iyon dan istrinya kebetulan mereka bisa mengantar Aireen ke Bandara Soekarno-Hatta padahal itu membutuhkan waktu yang lama dari Bandung ke Tanggerang.

"Terima kasih banyak Pak." Ucap Aireen.

Pak iyon tersenyum, "tidak apa-apa, karena kamu sudah tau rumah bapak jadi nanti kamu jangan lupa mampir."

"Iya Pak, saya usahakan."

Haura menepuk bahu Aireen, "Hati-hati ya."

"Iya Bu, makasih ya. Kalau begitu saya masuk dulu."

"Iya, jangan lupa kabari ya kalau sudah sampai."

Aireen mengangguk, "terima kasih pak iyon dan ibu iyon."

Pak iyon dan istrinya tersenyum lalu Aireen melangkahkan kakinya masuk ke dalam bandara sedangkan Pak iyon dan istrinya tampak sudah meninggalkan bandara. Aireen menutup matanya dengan kacamata hitam karena bandara ini sangat penuh dengan manusia yang beraktivitas.

Aireen duduk di tempat tunggu yang sudah di sediakan lalu mengambil ponselnya dan melihat Dokter Calisya memberi pesan kepadanya.

'To: Aireeen
From: Calisya

Heyy... Tidak usah pulang ke apartement, langsung saja ke rumah sakit karena kamu harus menjalani beberapa tes dan operasi akan dilaksanakan secepatnya.. Bye.'

Aireen menghela nafasnya sejujurnya ia sangat takut untuk menjalani operasi ini, ia sudah menganalisis tentang operasi transplantasi jantung dan kemungkinan sembuh sangatlah tipis karena Jantung adalah bagian organ terpenting setelah otak untuk kehidupan manusia. Ketika sudah ada suara pemberitahuan untuk segera berangkat, Aireen segera menyeret kopernya dan berjalan menuju pesawat.

~

Aireen keluar dari bandara internasional di London, ia memberhentikan taksi yang lewat dan segera menuju ke rumah sakit. Ia akan menuruti perkataan Dokter Calisya untuk segera melaksanakan operasi, Aireen pasrah untuk semua keadaan yang akan terjadi nanti mau itu gagal atau berhasil tetapi setidaknya ia sudah berusaha untuk bertahan hidup sehingga ketika nanti jika ia mati maka ia tidak akan mati sia-sia. Aireen juga tidak lupa untuk mengabari Pak iyon bahwa ia sudah sampai dengan selamat di kota London.

Setelah sampai di rumah sakit, Aireen segera turun dari taksi dan masuk ke dalam rumah sakit lebih tepatnya ia berjalan ke arah ruang dokter Calisya kebetulan sekali ruangan itu tampak tidak ada pasien sehingga ia bisa langsung masuk tanpa harus menunggu antrian.

"Heyy." Sapa Aireen.

Dokter Calisya menoleh dan tersenyum ke arah Aireen, "wow, cukup cepat sampai."

Aireen tertawa kecil,"Aku pakai jet."

"Really Pretty liar!."

Aireen tersenyum, "So, bagaimana? Aku sudah ada disini."

Dokter Calisya berdiri lalu menghampiri Aireen, "melakukan transplantasi tidak mudah, kamu harus di rawat selama 2 hari disini untuk melakukan beberapa tes kecocokan dengan pendonor. Jika cocok maka operasi akan segera dilaksanakan dan ingat kita serahkan semua pada Tuhan."

Aireen mengernyitkan dahinya, "Tes kecocokan? Berarti pendonor sudah berada di rumah sakit ini?."

Dokter Calisya mengangguk pelan.

Aireen menghela nafasnya, "aku harus bertemu dengan pendonor itu! Harus!."

Aireen tampak akan melangkahkan kakinya keluar ruangan namun dokter Calisya menahannya, "Listen!! Pendonor itu tidak mau di beritahu identitasnya, aku sebagai pihak rumah sakit harus menjaga rahasianya, ingat setelah kamu operasi ia berjanji akan memberitahu semuanya."

WLIT [2] : They Meet AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang