Chapter Twenty Two

3K 94 5
                                    

They meet again

Chapter 22

Aireen keluar dari rumah Kelvin dengan tangisan yang menyertainya. Apa perkataannya sangat salah hingga Kelvin memarahinya seperti itu? Aireen berjalan perlahan menyusuri kota Bandung bahkan walau tetesan air hujan sudah mulai turun tapi Aireen tetap tak menghentikan langkahnya dan juga tangisannya.

Jauh di lubuk hati Aireen, ia menginginkan kelvin bisa menjadi kekasih hatinya lagi atau lebih, namun Aireen tak ingin Kelvin kembali terpaksa untuk mencintainya. Aireen memang sempat sudah melupakan cinta pertamanya itu namun ketika di pertemukan kembali, perasaan yang sudah hampir terkubur akhirnya kembali tumbuh walau hal itu tak diinginkan.

Tetesan air hujan sudah semakin deras namun tak sekalipun Aireen berniat meneduh, Aireen merasa bersyukur karena hujan ini bisa menyertainya, menurutnya hujan akan menutupi air matanya ketika ia menangis.

Aireen ingat dulu, entah sudah berapa kali ia menangisi seorang Kelvin? Kelvin adalah pria pertama yang paling sering mendapatkan tangisannya karena ayah dan kedua kakanya tak pernah membuatnya menangis paling hanya karena di jahili.

Dulu Aireen menangisi Kelvin karena banyak hal mulai dari merindukan Kelvin, mendengar Kelvin akan melaksanakan ujian sekolah, mendengar Kelvin akan segera lulus hingga mendengar Kelvin hanya bermain-main dengan perasaannya tapi tangisan itu bukan dikarenakan perkataan Kelvin tapi sekarang perkataan Kelvinlah yang membuatnya menangis seperti ini.

Aireen melihat ke sekelilingnya kini ia berada cukup jauh dari rumah Kelvin, entah apa yang akan Aireen lakukan di malam hari seperti ini. Hingga Aireen yang seperti merasa di perhatikan menoleh ke arah depan dan melihat seorang pria yang sudah hampir lanjut usia sekitar berusia 45 tahun sedang menatapnya.

Pria itu mendekatinya lalu meneliti setiap lekuk wajahnya membuat Aireen sedikit ketakutan karena ini sudah malam hari takut ada yang berbuat aneh-aneh terhadap dirinya.

"Aireen!?." Sapa si pria, namun Aireen tak bisa terlalu mengenali si pria itu karena kulit tubuhnya yang gelap dan ini sudah malam jadi tidak terlalu terlihat, "iya benar, kamu Aireenbella! Apa kabar?."

Aireen mengernyitkan dahinya, "maaf siapa ya?."

Pria itu tersenyum, "wah..wah.. Kamu melupakan saya ternyata, masa lupa sih."

Aireeen semakin bingung dengan seseorang di hadapannya, "siapa ya?."

"Guru terganteng sejagat raya hahahaha!."

Aireen menggelengkan kepalanya lagi dan lagi otaknya tidak bisa mencari kepingan memori di masa lampau.

"Okey, saya Pak iyon. Guru IPA kamu di SMP. Ingat?." Tanya Pak iyon sembari memegangi payung yang ia bawa sejak tadi.

Aireen menggeleng, "maaf saya masih belum ingat."

Pak iyon tertawa kecil lalu menepuk bahu Aireen, "tidak apa-apa. Oh iya kamu ngapain disini?."

Aireen terdiam. Pak iyon yang tampaknya mengerti dari raut wajah Aireen bahwa aireen sedang ada masalah.

"Ayo, kita berteduh di rumah saya! Kita ngobrol-ngobrol udah lama soalnya kita gak ketemu." Ucap Pak iyon.

Aireen tampak berfikir ia pun akhirnya mengangguk karena sepertinya ia butuh tumpangan selama semalam karena besok ia berniat untuk kembali ke London.

••••

Kelvin menatap sebuah kotak besar yang ia temukan di gudang rumahnya. Kotak besar itu adalah barang-barang yang ia dan Aireen beli ketika 3 bulan mereka merajut hubungan walau pada awalnya Kelvin hanya di suruh tapi ia munafik bila mengatakan ia tak suka dan tak nyaman bila menjalin kasih dengan Aireen.

WLIT [2] : They Meet AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang