Gue gak tau apa yang ada dipikiran Niky. Niky gak nekat kan? Dia bercanda kan? Atau dia benar-benar nekat?
"Aku suka kamu Kei..."
"Iya gue tau, tapi please..." Gue dorong bahu Niky tapi dia malah semakin maju. Tapi perlahan Niky malah mendekat ke gue "NIKY LOE BRENGSEK YA!!" Teriak gue akhirnya. Niky langsung mundur dari hadapan gue. Dan gue langsung cari napas sebanyak-banyaknya "Niky brengsek lo." Gumam gue. Gue gak tau apa jalan pikiran Niky tadi. Saat balik arah ingin minum lagi tiba-tiba wajah Niky sudah ada didepan wajah gue. Bisa dibilang deket dan saat dia lebih mendekat lagi kewajah gue bisa jadi firts kiss gue diambil sama Niky. Mimpi apa gue sampai ciuman pertama gue diambil dia.
"He... sorry Kei, bercanda tadi."
"Lo bilang apa? Bercanda? Cih, hampir aja loe nyium gue Niky." Balas gue kesel.
"Gak papakan aku cium kamu, aku kan suka sama kamu Kei." Gue langsung mencibir setelah perkataannya itu. Gue langsung minum yang sisa sedikit itu dan segera pergi dari club ini. Baru aja mau nglangkah tiba-tiba bahu gue ditahan Niky "Kamu mau kemana Kei?" Tanyanya penasaran. "Kejalan" jawab gue langsung.
"Kamu udah bilang Kenzo?" Nih orang bego atau gimana sih. Kalo gue bilang ke kak Kenzo "Ken gue mau kejalan." Pasti kak Kenzo langsung nglarang gue lah. Nih orang emang ganteng tapi kadang begonya minta ampun.
"Gak, gue gak bilang dia. Dan loe Niky, jangan bilang ke Kenzo." Ancam gue.
•••
11 malam.
Jalan udah ramai banget, gue ngendarain chim kejalan yang sepi dan disana adalah tempat balapan liar. Gue udah biasa kesana dan kata mereka gue udah seperti adik bagi mereka. Adik? Gue gak salah dengar kan? Emang sih mereka selalu jaga gue kalo disana. Tapi gue gak tau aja kenapa mereka nganggap gue adik, pasti ada yang hasut mereka. Pasti itu.
"RAVI..." Teriak gue.
"Oh hai sayang. lama gak ketemu, gimana kabar kamu?" Kenapa setiap laki-laki yang gue kenal, yang akrab sama gue pasti bilangnya aku-kamu kenapa gak loe-gue aja sih. Heran deh. "Baik Vi." Jawab gue.
"Rav..." panggil gue manja. Gue gak tau kenapa, setiap dekat Ravi gue jadi manja seperti Keisa kecil yang manja dengan Kenzo dulu. "Ada apa sayang?" Tanyanya langsung terus nyuruh gue duduk dipinggir jalan dan Ravi duduk disebelah gue.
"Gue pengen tanding balapan sama lo." Seumur-umur gue gak pernah balapan sama Ravi. Setiap gue ngajak tanding dia balapan pasti dia nolak dengan berbagai alasan. "Gak, kamu gak boleh balapan sama aku sayang." Kan gue bilang apa.
"Sekali aja Rav..." Rayu gue. "Sekali tidak. Tetap tidak." Gak ada bedanya sama kak Kenzo kalo udah merintah gue. Gue langsung malingkan wajah dari Ravi kedepan lihat orang-orang yang akan mulai balapan. "3...2...1." Broom... motor itu langsung melesat menyusuri jalanan kota yang padat malam ini hingga kembali lagi ke start. Ah gue jadi pengen ikut balapan juga, enaknya gue ajak siapa ya? Temen Ravi? Pasti mereka sama menolaknya.
"Pengen balapan sayang?" Kata Ravi sambil colek dagu gue. Gue biarin aja Ravi mau bilang apa gue gak peduli. Gue marah pasti dia minta maaf ke gue. Saat gue lihat jam dipergelangan tangan yang udah nunjukkin pukul setengah duabelas malam. Belum jam 12 mending gue pulang aja. Gue langsung berdiri dan pergi dari sini. Baru jalan berapa langkah tiba-tiba Ravi langsung berdiri dihadapan gue dengan senyumnya itu. Pantas banyak perempuan ngantri. "Marah ?" Tanyanya. Udah tau gue malah tanya. Gue langsung jalan aja nglewatin Ravi tanpa jawaban. "Hei mau balapan?"
"Ayo Ravi sekarang." Gue langsung tarik tangan Ravi tapi "Harus ada taruhan." Sambungnya. "Apa apa? Cepat Rav."
"Kalo aku menang, kamu harus traktir aku besok diresto yang aku pilih."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Girl
Teen Fiction[[TAHAP REVISI]] Menurut kalian menjadi bad girl itu bagus gak? Menurut kalian kalo cewek jadi bad girl gimana? Menurut kalian kalo cewek bad girl punya cowok gimana? Menurut kalian cewek bad girl punya saudara overprotektif gimana? Menurut kalian c...