Part 10

15.3K 771 24
                                    

Raka sekarang sudah berdiri di depan meja Aulia. Dia ingin meminta penjelasan ke Aulia, tapi cara melihat Raka ke Aulia membuat perempuan itu merasa risih. Bagaimana tidak, hanya mereka berdua yang ada dikelas. Raka menyuruhnya datang lebih pagi.

"Jelasin Aulua, kenapa kemarin lo nampar Keisa?"

"Gue jijik, kemarin lo gak denger ha? Lo tuli?" Tetap kontrol Aul, dia Raka. Jangan sampai keceplosan. Maaf Kei. Aku minta maaf banget.

"Kemarin Keisa beli makanan buat lo. Dia masih ingat ada lo dikelas. Keisa khawatir sama lo, dia khawatir banget asal lo tahu. Dan lo..." Ucap Raka. Dia sengaja melakukannya karena ingin melihat raut wajah Aulia. "...tiba-tiba nampar dia tanpa alasan yang jelas. Oke, gue tahu loenampar dia karena lo jijik kan? Sahabat macam apa lo Aul? Di saat Keisa khawatir sama lo, le malah nampar dia" Jelas Raka panjang lebar.

Kei, kamu khawatir sama aku? Kamu beli makanan untukku? Kamu sama Raka cari aku? Aulia langsung berdiri dan melangkah keluar kelas sebelum Raka mengehentikannya. Tapi langkahnya langsung terhenti saat berpapasan dengan Keisa di depan pintu. Aulia yang melihat Keisa sekarang ingin sekali memeluknya dan meminta maaf dan memberi tahu yang sebenarnya. "Aul..." Lirih Keisa pelan. Pelan sangat pelan seperti suara bisikan.

Keisa langsung memeluk Aulia dengan erat. Raka yang masih duduk ditempatnya kaget saat Keisa berangkat dengan Ravi. Gue masih inget siapa disebelah Keisa. Sialan, gue dilihatin sama Ravi. Ravi langsung mengalihkan penglihatannya saat Raka ada didalam kelas. Senyum miring langsung terpampang diwajahnya.

"Lepas!" perkataan Aulia membuat Raka dan Ravi menghentikan acara tatap menatap mereka. "Aul lo kenapa? Gue khawatir" Lirih Keisa lagi.

Aulia tersenyum miring mendengar lirihan Keisa itu. "Lo khawatir sama gue?" Tanya Aulia memastikan. "Hey..."

"Aulia." Potong Ravi. "Hey Aulia, dia sahabatmu. Kau berani sekali membentaknya dan menamparnya. Apa Keisa punya salah padamu?" Tanya Ravi. Aulia gugup, Keisa tidak pernah punya salah dengannya. Aulia menundukkan kepalanya, Keisa tidak salah ini salahku. Aulia langsung pergi tanpa menjawab pertanyaan Ravi.

"Lepasin!" Bentak Aulia. Baru saja melewati Keisa tangannya sudah ditahan oleh Ravi yang berdiri di belakang Keisa. "Lepas!"

"Rav lepasin tangan Aulia." Ucap Keisa kemudian. Ravi langsung melepaskan tangan Aulia dan membiarkan Aulia pergi dengan air mata yang sudah menetes saat berlalu. Penjelasan Raka dan laki-laki disamping Keisa ini membuatnya merasa sangat bersalah kepada Keisa. Ini bukan salah Keisa, ini salahku. Semua ini salahku. Kenapa aku harus nurutin perkataannya?

"Game start."

•••

Aulia berjalan cepat keatap sekolah. Sesampainya di atap, Aulia langsung mengedarkan pandangannya mencari seorang perempuan dengan julukan Nenek Lampir dari Keisa itu.

"Lo cari gue?" Aulia hampir berteriak saat suara itu tiba-tiba berada dibelakangnya.

"Gue udah jauh dari Keisa. Sekarang bilang ke semua murid kalau rumor itu gak benar." Ucap Aulia cepat.

"Berita sudah tersebar Aulia Putri." balas Via dengan senyum miring.

"Ta-tapi lo..."

"Kasihan banget Keisa, punya sahabat yang bodohnya kayak gini."

Via tersenyum kemenangan melihat reaksi dari Aulia. Semua rencananya berhasil, menyuruh Aulia untuk menjauh dari Keisa dengan mengancamnya akan menyebarkan rumor tentang persahabatannya.

"Sekarang lo bebas dari gue. Rumor sudah tersebar dan..." Via menggantungkan perkataannya untuk melihat wajah Aulia. Aulia langsung berlari turun kebawah mencari Keisa sebelum dia mendengar rumor itu.

Bad GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang