Part 17

13K 496 12
                                    

Pagi hari yang tidak seperti biasa. Keluarga Keisa berkumpul semua dimeja makan. Keisa duduk disebelah Kenzo dan orang tua mereka berada didepan mereka terhalang meja makan. Keisa sesekali melirik ke arah Kenzo, Ayah, dan Mamahnya. Dia masih mengingat bagaimana Mamahnya menyambutnya tadi malam.

Tangan Keisa yang masih terbalut perban membuatnya sulit menyendokkan makanan. Sesekali Kenzo membantu menyuapinya jika Keisa kesusahan menyendokkan makanannya. "Tangan kamu masih sakit?"

Keisa hanya mengangguk menjawab pertanyaan Kenzo. Setelah mereka selesai makan, Keisa dan Kenzo langsung pamit kepada mereka. "Hati-hati dijalan sayang. Kenzo jaga adik kamu, tangannya masih sakit itu."

Kenzo mengangguk dan tersenyum manis kearah Mamahnya. Kenzo langsung membukakan pintu untuk Keisa dan dia langsung memutar mobil untuk duduk disebelah Keisa. Selama diperjalanan mereka tidak ada yang membuka suara. Keisa yang sibuk melihat jalan dari jendela dan Kenzo fokus menyetir.

Saat lampu merah Kenzo menoleh ke arah Keisa yang melihat jendela dari tadi. Kenzo melihat arah pandang Keisa yang tertuju oleh seseorang. Laki-laki? Pikir Kenzo. Kenzo menajamkan matanya untuk lebih mengetahui siapa laki-laki itu. Saat sudah tau siapa dia, Kenzo langsung mengalihkan arah pandangnya melihat Keisa yang diam melihat laki-laki dan perempuan itu. Kenzo menghela nafasnya dan tersenyum melihat Keisa yang masih diam.

Sesampainya disekolah, Kenzo keluar terlebih dahulu memutar mobil membukakan Keisa pintu. "Keisa kamu kenapa?" Keisa hanya mengedikkan bahunya. Kenzo tersenyum mengacak rambut Keisa yang masih berwarna ungu seperti aurora, menurutnya.

"Kenzo berantakan rambut gue," Kenzo tersenyum. Dia langsung merapikan rambut Keisa kembali seperti awal.

"Keisa."

Keisa menoleh kesamping saat seseorang memanggilnya. Tapi dia langsung mengalihkan arah pandangnya saat siapa tahu yang memanggilnya. "Makasih. Loe bisa pulang sekarang."

"Sebentar,"

"Apa lagi?" Tanya Keisa. Kenzo langsung menarik Keisa kepelukannya. Biarkan murid lain melihat Keisa yang kaget saat dipeluk Kenzo. Dan biarkan Raka yang melihat Keisa dipeluk Kenzo terdiam ditempat dengan kedua tangannya yang sudah mengepal melihat Keisa dipeluk orang lain, walaupun yang memeluknya adalah kakak kandungnya sendiri.

"Kakak gak mau kamu sedih gara-gara lihat Raka sama perempuan lain." Ucap Kenzo tiba-tiba ditelinga Keisa. Setelah mengatakannya Kenzo langsung melepaskan pelukannya dan tersenyum ke arah Keisa. Keisa hanya terdiam mendengar ucapan Kenzo.

"Loe lihat?" Kenzo mengangguk.

"Kenapa loe lihat?"

"Karena aku adalah kakak kamu. Dan kakak harus selalu melindungi kamu."

Keisa tersenyum manis mendengar jawaban Kenzo. Dia langsung memeluk Kenzo menenggelamkan kepalanya didada Kenzo. Menahan tangannya yang sakit saat memeluk Kenzo tiba-tiba. Membiarkan semua murid melihat melihat mereka. Keisa tidak peduli dilihat oleh semua murid, toh yang dipeluknya adalah kakaknya sendiri. Bukan om-om mesum atau orang yang tidak dikenalnya. Keisa melepaskan pelukannya dan tersenyum lebih manis ke arah Kenzo.

"Kalau begitu kakak ke kampus dulu. Kamu mau kakak jemput?"

"Gak usah, gue bawa chim aja. Makasih Ken."

Kenzo tersenyum langsung melangkah ke mobilnya. Setelah mobil Kenzo pergi, Keisa langsung melangkah masuk ke sekolahnya. Saat Keisa melangkah tiba-tiba ada yang menarik tangannya membuatnya langsung berbalik melihat laki-laki yang akhir-akhir ini membuat kerja jantungnya menjadi cepat. Seperti sekarang, kerja jantungnya menjadi lebih cepat saat bertatap mata dengannya. Padahal baru saja dia cemburu saat laki-laki didepannya ini bertemu perempuan menjijikkan.

Bad GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang