"Aul lo kenapa?" Tanya gue langsung saat dia masuk kelas. Masih biasa aja sih dia, tapi perasaan gue Aulia seperti menyembunyikan sesuatu. Gue tanya? Gak, ini waktu yang sangat tidak tepat.
"Gue gak papa kok Kei." Jawabnya. Senyumnya terlihat dipaksakan. "Beneran? Cerita dong Aul sama gue. Lo sakit? Ke uks yuk kalo lo sakit. Gue temenin" Kata gue. Hanya gelengan dan senyuman yang gue dapat darinya. Gak bisa diganggu gugat kalo gini caranya.
•••
"Kantin yuk." Ajak gue. Gue langsung narik tangan Aulia dengan semangat 45. "Maaf, gue masih kenyang." Kata Aulia.
"Lo udah makan?" Aulia langsung ngangguk saat gue tanya.
"Terus gue sama siapa ke kantin?" Tanya gue mendramatisir.
"Sama gue."
"Apaan sih lo. Gue gak ajak lo ya."
"Kalo lo gak ajak gue, nanti lo sendirian dikantin. Mending sama gue aja." Jawabnya langsung dengan merangkul pundak gue. Gue langsung lepasin tangannya dan pergi duluan kekantin.
Sesampainya dikantin Raka yang mesenin makanan dan gue cari tempat duduk. Strategis, dekat jendela. Kenapa mereka pada bisik-bisik sih? Ada yang salah sama gue? Rambut? Keren banget. Baju? Udah rapi. Terus kenapa mereka masih bisik-bisik sih? Ah sialan kenapa gue jadi peduli sih apa yang mereka omongin.
"Lo kenapa sih Kei?" Tanya Raka tiba-tiba. Gue langsung berdiri dan ambil makanan gue.
"Mereka pada bisik-bisik. Gue jadi heran sendiri." Jawab gue sambil ngunyah makanan.
"Tuh mulut kalo makan dihabisin dulu baru ngomong. Muncrat semua nih." Balasnya.
Kenyang. Perut gue udah kenyang. "Gue pergi dulu." Kata gue langsung berdiri. Sebelum gue melangkah tiba-tiba tangan gue ditahan Raka. "Lo mau kemana?" Tanyanya.
"Gue mau beli roti sama minuman buat Aulia" Hey gue masih inget punya sahabat yang ada dikelas. Mungkin lagi kelaperan Aulia. Makanya gue beli makanan buat dia. Gue sahabat yang baik kan? "Gue ikut." Setelah itu Raka langsung berdiri dan mensejajarkan jalannya sama gue.
"Perhatian banget sama Aul." Ucapnya tiba-tiba. Gue noleh ke arah Raka dan nunjuk kearah gue. Yang dimaksud perhatian tadi gue? Perhatian gue ke Aulia? "Iya! perhatian lo ke Aul." Sambungnya.
"Pasti lah, gue sahabatnya bego." Gue langsung bayar roti dan minuman setelah jawab pertanyaan Raka. Bego banget sih nih curut.
•••
"Aulia kemana Rak?" Tanya gue penasaran. Sesampainya dikelas gue gak lihat Aulia ada dibangkunya. Dia bilang males ke kantin, terus sekarang kemana? "Lo taruh roti itu dulu ke meja, setelah itu kita cari Aul." Nurutin perkataannya deh kali ini. Gue udah khawatir banget sama Aulia. Raka langsung tarik tangan gue dan kita cari Aulia bersama.
Diatap tidak ada, kanti sama, lapangan basket sama aja, toilet kelas dua belas sama aja. Kemana sih Aulia, gue khawatir sama lo. Ah sialan, kenapa saat gini tiba-tiba pipi gue basah. Gue langsung hapus dengan cepat sebelum ada yang tahu. Gak mungkin kan gue nangis disini gara-gara cari Aulia. Toilet kelas sepuluh mungkin. Gue langsung turun munuju toilet putri kelas sepuluh.
AUTHOR POV
"GUE GAK MA..."
"AULIA PUTRI." Teriak Keisa keras. Keisa langsung menghampiri Aulia dan memeluk gadis itu. "Gue khawatir sama lo Aul" Ujarnya lirih.
"Kei gue harus gimana? Gue gak mungkin kan jauhin lo?. Gue sayang sama loe Keisa" Ucap Aulia di dalam hati. Sekarang dia tidak tahu harus berbuat apa. Disaat bersamaan ada perang antara pikiran dan batinnya. "Lepasin!" Bentak Aulia tiba-tiba. Keisa yang mendengar bentakan Aulia langsung melepaskan pelukannya dan memundurkan langkahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Girl
Teen Fiction[[TAHAP REVISI]] Menurut kalian menjadi bad girl itu bagus gak? Menurut kalian kalo cewek jadi bad girl gimana? Menurut kalian kalo cewek bad girl punya cowok gimana? Menurut kalian cewek bad girl punya saudara overprotektif gimana? Menurut kalian c...