Pagi hari yang cerah membuat Keisa enggan untuk bangun dari kasur kesayangannya. Ini hari setelah kemarin membuat kepalanya pusing. Saat disekolah karena masalahnya dengan Via dan malamnya Kenzo membawa kekasihnya. Namanya Salma, Keisa sempat iri dengannya tapi langsung dihapusnya karena Salma akan menjadi kakak iparnya. Kenzo juga sudah bilang kepada Mamah dan Ayah kemarin malam untuk melamar Salma.
Oh my... Keisa tidak bisa membayangkan bagaimana dia mendapatkan kakak ipar secantik Salma. Cara bicaranya, berpakaian, bertatap sangat berbeda dengan Keisa. Apa gue harus berlajar dari Salma? Tanyanya dalam hati. Ketukan pintu membuat lamunan paginya hilang. Laki-laki yang baru saja dibicarakannya masuk kekamarnya dengan kaos putih dan celan pendeknya.
"Kamu gak bangun?" Keisa hanya menggeleng. Malas mengeluarkan suaranya.
"Dibawah Ayah sama Mamah udah nunggu kamu. Kamu gak makan?"
"Emang sekarang jam berapa?" Kenzo melirik jam yang ada dinakas Keisa.
"Jam delapan lebih sepuluh. Ayo bangun kamu kebo banget sih," Kenzo langsung saja menarik tangan Keisa untuk bangun. Mendorong Keisa masuk kamar mandi. Setelah itu Kenzo menutup pintu kamar mandi dan berjalan keluar dari kamar Keisa.
Setelah mandi dengan paksaan. Keisa langsung mengganti bajunya dengan kaos kebesaran dan celana pendek. Keisa melirik handphonenya yang tiba-tiba berdering. Langsung mengangkat tanpa melihat siapa dulu yang meneleponnya.
"Loe dirumah kan?"
"Kenapa?" Tanya Keisa malas.
"Loe lupa? Gue mau ajak loe jalan Keisa." Keisa berpikir sejenak.
"Oh itu, terus kenapa?"
"Gue jemput jam sembilan nanti. Jangan lupa dandan." Sebelum menjawab, Raka langsung mematikan sambungan telepon. Keisa mendengus, dia langsung melemparkan handphonenya ditempat tidurnya. Melihat jam yang sudah menunjuk angka 8.30AM. Keisa hanya mengedikkan bahunya acuh.
Raka sudah sampai dirumah Keisa. Dia mengetuk pintu rumah Keisa dengan tidak sabar. Setelah itu laki-laki yang sudah berumur membukakan pintu untuk Raka. "Raka kan?"
Raka tersenyum sambil menganggukan kepalanya ke Ayah Keisa. "Iya om, Keisa ada?"
"Keisa? Oh dia lagi selesai makan. Ada didepan televisi, kamu bisa nyamperin dia."
"Makasih om." Jawab Raka. Raka langsung mengikuti Ayah Keisa. Raka menganggukan kepalanya saat Ayah Keisa akan kamarnya.
"Keisa," Keisa terlonjak kaget saat Raka memanggilnya dan sudah duduk disebelahnya.
"Ngapain loe kesini?" Raka menahan tangannya agar tidak mengacak rambut Keisa.
"Ini udah jam sembilan Keisa. Cepet sana loe ganti baju, kita jalan Keisa sayang,"
"Sayang pala loe. Jangan panggil gue dengan sebutan itu." Balas Keisa menatap Raka tajam.
"Terus loe mau dipanggil apa? Honey? Babe? Baby?"
"Jijik. Jangan panggil gue ka-"
"Kenapa loe ada disini?" Mereka menolehkan kepalanya saat Kenzo berjalan menghampiri Keisa.
"Ah gue mau ngajak adik loe jalan-jalan kak," Jawab Raka menatap Kenzo.
Kenzo menatap Keisa yang sama sekali malas untuk keluar rumah. Tapi Kenzo langsung mengiyakan ajakan Raka membuat Keisa menatapnya tajam. "Sana kamu cepet ganti. Ditunggu Raka nanti."
•••
Keisa sekarang sudah duduk manis disamping Raka yang sedang sesekali meliriknya. Dia melihat penampilan Keisa yang memakai baju kebesaran warna putih. Raka menyadari jika baju yang dikenakan Keisa dan dengannya sama. "Loe sengaja milih warna sama ya Kei?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Girl
Teen Fiction[[TAHAP REVISI]] Menurut kalian menjadi bad girl itu bagus gak? Menurut kalian kalo cewek jadi bad girl gimana? Menurut kalian kalo cewek bad girl punya cowok gimana? Menurut kalian cewek bad girl punya saudara overprotektif gimana? Menurut kalian c...